SEJARAH PP AN
NUR
Bululawang
Malang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah membuat dunia kini memasuki era globalisasi yang memunculkan
beragam penemuan dan inovasi serta kecepatan arus informasi. Keniscayaan ini
menimbulkan efek positif pula dalam dunia pendidikan. Akan tetapi, modernitas
ini terkadang meletupkan dampak dekadensi moral (demoralisasi) sebagai efek
negatif yang menyertai. Pondok Pesantren An-Nur I merupakan lembaga pendidikan
Islam yang didirikan oleh KH. Anwar Noer
tahun 1940. Berawal dari langgar untuk mengaji anak-anak di desa
Bululawang, An-Nur 1 kemudian berkembang menjadi pendidikan pondok pesantren
yang mengkaji ilmu agama Islam. Sebagai lembaga pendidikan, Pondok Pesantren
An-Nur I memiliki atensi tinggi dalam mendidik dan membina prilaku akhlaqul
karimah, yakni dengan memadukan ketajaman intelektual yang diseragamkan dengan
jiwa taqwallah.
BIOGRAFI PENDIRI
PP ANNUR
Pada tahun 1901 lahirlah seorang pemuda
Muhammad Anwar Bin H. Nuruddin di desa Sumber Taman Kabupaten Probolinggo.
Sejak usia 15 tahun (1936) beliau sudah tertarik dan berniat untuk belajar ilmu
agama pada kiyai – kiyai yang terkenal.Oleh karena itu ketika mengaji beliau
senantiasa berpindah – pindah dari satu pondok ke pondok yang lain.Pondok –
pondok yang pernah didatangi antara lain:
1.
PP
Bladu Gending Probolinggo yang diasuh oleh paman beliau sendiri yaitu KH
FATHULLOH UMAR
2.
PP
Sono Buduran Sidoarjo yang diasuh oleh KH ZYARKASI
3.
PP
Sidogiri Kab. Pasuruan yan
4.
Mengaji
pada KH. ABDUL AZIZ di Probolinggo
5.
PP
Panji Kab Sidoarjo yang diasuh oleh KH CHOZIN dan KH HASYIM
Pada pondok terakhir inilah beliau
mendapatkan amanah agar menyampaikan ilmu yang didapat guna menjadikan umat
yang sholihin. Yaitu membina dan mendidik masyarakat supaya menjadi manusia
yang benar – benar taqwa kepada allah serta bertanggung jawab terhadap
Agama,Nusa dan Bangsa.Dengan amanah tersebut dalam usia 17 tahun beliau mulai
mengembara bersama seorang kawan dan sampailah di desa Ganjaran Gondang Legi
Kab Malang untuk beberapa saat lamanya. Mujur tak dapat diraih, malang tak
dapat ditolak, rupanya Tuhan telah menentukan jodoh di Desa BululawangKab
Malang. Selanjutnya pada hari jumat dibulan November 1938 beliau menikah dengan
perempuan bernama MARWIYAH BINTI HASAN kampung haji desa Bululawang.
Pada waktu itu beliau diminta oleh ketua
kampung agar mengajar mengaji anak – anak
kampng putra atau putrid bertempat dilanggar AL MURTADLO kampung haji
(terkenal dengan sebutan kampung haji, sebab mulai dulu sampai sekarang hampir
semua warganya telah melaksanakan ibadah haji). Hal itu berlangsung kira – kira
dua tahun lamanya. Kemudian oleh mertua beliau diberi rumah terletak sebelah
barat langgar AL MURTADLO kira kira jarak 100 M, dan rumah itu yang ditempati
sekarang dengan keadaan asli belum mengalami perubahan.
PERMULAAN
MENDIRIKAN LANGGAR
Pada tahun 1940 secara gotong royong
dengan warga kampung, beliau mendirikan langgar sederhana untuk tempat mengaji
terletak disebelah barat rumah.setelah ada langgar, ternyata makin banyak anak
anak sekitar Bululawang yang berdatangan dan minta ikut ngaji.
PERMULAAN
MEMBANGUN PONDOK
Pada tahun 1942 semula beliau bermaksud
mendirikan rumah sederhana dibelakang rumah untuk tempat istirahat. Tetapi tiba
tiba datanglah seorang yang sudah tua ingin membantu pekerjaan dan tinggal
dirumah beliau. Akhirnya pendirian rumah ditempatkan disamping sebelah selatan
langgar yang selanjutnya digunakan sebagai tempat orang tua tersebut. Semakin
lama santri yang dating semakin bertambah, bukan saja berasal dari Bululawang,
melainkan juga dari desa lain, seperti dari desa Segenggeng Kec. Pakisaji, Jambearjo Kec. Tajinan, bahkan dari
Probolinggo pada umumnya santri yang dating dari jauh ini berkeinginan untuk
tinggal dipondok. Berhubung pada waktu itu santri saat mengaji sudah mencapai
40 orang, maka untuk menampung santri yang tidak pulang, maka mereka diminta
tinggal bersama orang tua tadi dengan jalan rumahnya disekat dengan gedek
menjadi dua bilik, kemudian ditambah satu bilik lagi. Sejak tahun itulah system
pondok pesantren dimulai, sedang kitab kitab yang di pelajari antara lain:
Sulam Safinah, Fathul Qorib, Bidayatul Hidayah, dsb.
MASA PANCAROBA
Pada zaman pendudukan jepang ditahun
1943, ketenangan pondok ikut terganggu, bahan bahan yang diperlukan sulit
didapat akibatnya para santri terpaksa banyak yang pulang kerumah masing
masing, dan hanya beberapa orang saja yang tinggal, sedang kehidupannya
terserah kepada kiyai sesudah itu indonesia merdeka (tahun1945). Para santri
yang dulu pulang mereka berdatangan kembali ,bahkan ada santri baru yang datang
dari djokja,solo,dan santri dari probolinggo bertambah jumlahnya. Namun keadaan
demikian tidak berlangsung lama , sebab agresi Belanda (tahun 1947 – 1948 ).
Memaksakan kyai untuk mengungsikan keluarga kedesa Ganjaran Gondang legi (asal
ibu Nyai Anwar )sedangkan kyai sendiri bersama para santri yang sudah dewasa
bergabung dengan pasukan gerilya untuk ikut berjuang mempertahankan
kemerdekaan, yang berpindah pindah antara Gondang Legi – Krebet dan Bululawang.
ASAL MULA NAMA
PP ANNUR
Pada tahun 1950, sesudah keamanan pulih,
keluarga kyai kembali dari pengungsian, dan santri santripun berdatangan
kembali ke pondok. Dua tahun kemudian (tahun 1952) datanglah seorang pembuka
masyarakat Bululawang memberi saran kepada kyai agar Langgarnya diberi nama “
AN NUR “ diambil dari singkatan pendirinya AN dari ANWAR dan NUR dari orang tua
beliau NURUDDIN, disamping menurut
bahasa artinya CAHAYA Kemudian dari penetapan inilah AN NUR
semakin berkembang.
PERKEMBANGAN
CITA-CITA
Antara tahun 1952 – 1953 di Bululawang
masih belum ada sekolah lanjutan. Beberapa pemuka masyarakat menghendaki adanya
Madrasah Mu’alimin, dan sebagian menghendaki adanya SMP NU dan condong
didirikan dikomplek pondok AN NUR. Berhubungan kiyai tdak menyetujui penempatan
SMP NU dikomplek AN NUR. Maka pembangunan SMP NU ditempatkan ditepi jalan raya
Bululawang (sebelah utara stadion Bululawang) sampai sekarang. Sampai pada
tahun 1966untuk sementara, rupanya kiyai ANWAR belum memikirkan pendirian
madrasah, melainkan memusatkan perhatiannya bagaimana melayani santri yang
mondok, hal itu terbukti dengan adanya usaha membangun gedung pondok, ditahun
1963 berhasil membangun bilik sebanyak empat kamar membujur ketimur (sekarang
telah dibongkar).
Sejak tahun 1965 setelah mendapatkan
menantu pertama yaitu KH BURHANUDDIN, maka mulai terpikir bagaimana
meningkatkan pendidikan para santri agar lebih kerasan ,serta memberikan
pendidikan bentuk madrasah sesuai dengan tuntutan zaman.Kemudian timbullah
rencana membuka madrasah yang pelaksanaannya di serahkan kepada putra beliau:
1.
M.BADRUDDIN
ANWAR ( Putra ke 1)
2.
BURHANUDDIN
HAMID ( menantu ke 1)
Rencana
tersebut ternyata mendapat dukungan penuh oleh beberapa pemuka masyarakat,
seperti:
1.
H.
ABD. MANAN IBRAHIM
2.
MUSO
ABDUL AZZIZ
3.
HASYIM
ALWAN
4.
BUADIN
HADI KUSMA
5.
PRAMU
TURMUDZI
6.
H.MAHMUD
dll.
Tepat pada tanggal 03 januari 1968
sebagai perwujudan cita cita dibuka madrasah tingkat Tsanawiyah dengan nama
“MADRASAH TSANAWIYAH AGAMA ISLAM AN NUR”.dalam pembukaan ini langsung ditingkat
Tsanawiyah, sebab disamping menerima anak luar pondok, para santri yang mondok
umumnya telah tamat madrasah ibtida’iyah/sederajat.
Berhubung gedung atau tempat belajar
belum punya, maka untuk sementara pinjam bekas gudang pengeringan tembakau yang
terletak kurang lebih 100 M seberang jalan raya sebelah barat pondok, dengan
murid 76 orang dan dibagi dua, pagi untuk putra sore untuk putri. Setelah
berjalan 1tahun, agar dibelakang hari tidak menemui kesulitan dirasa perlu
madrasah harus memiliki gedung sendiri ditambah lagi murid putra putri minta
disediakan pondok, maka kiyai bersama tokoh masyarakat membantu panitia
pembangunan, dan selanjutnya bertindak sebagai pengurus pondok pesantren dan
madrasah “ AN NUR”.
Walhasil
:
1.
Tanggal
19-09-1968 mulai membangun pondok putrid serta langgarnya, sedang pengasuhnya
diserahkan pada putri kedua ( Ibu Nyai Lilik Zubaidah) dengan dibantu oleh: Ibu
Maslamah, Munawwaroh dan Nidhomah
2.
Tanggal
31-12-1968 dilakukan peletakan batu pertama gedung madrasah terdiri dari tiga
local dengan ukuran 7 X 7 M. Alhamdulillah selesai dalam waktu 6 bulan.
Dengan
telah adanya pondok putra , putri dan madrasah, maka nama pondok disempurnakan
menjadi : pondok pesantren dan madrasah AN – NUR.
PERKEMBANGAN DAN
PERUBAHAN MADRASAH
Dari tahun ketahun pertumbuhan
pendidikan selalu mengikuti pertumbuhan penduduk, selain itu juga harus
mengikuti arus kemajuan bangsa yang sedang berkembang. Dalam hal ini PP dan
madarasah “AN – NUR” ikut aktif membantu program pemerintah dalam
meningkatkan pendidikan di daerah – daerah. Terbukti bahwa pada tahun 1971
sekaligus berhasil membuka 3 tingkat madrasah yaitu :
1.
Taman
Kanak–kanak
2.
Madrasah
Ibtida’iyah
3.
Madrasah
Aliyah ( sebagai kelanjutan bagi tamatan tsanawiyah “ AN- NUR “)
Kemudian sebagai penghargaan pemerintah
atas keberhasilan “ AN – NUR “ dalam mengelola pendikan, maka berdasarkan SK
Bupati Kepala Daerah TK. II Kab malang tanggal 31 – 12 – 1973 No. 52/Kep/Bapp/73
dipilih sebagi pilot proyek pendidikan pondok pesantren dan madrasah untuk
kabupaten Malang. Dengan menunjukan ini selanjutnya diabadikan menjadi nama
dengan sebutan : Pilot Proyek Pendidikan Pondok Pesantern Dan Madrasah “ AN –
NUR “ Bululawang, Malang.
Empat tingkat tingkat madrasah telah
berjalan yaitu : TK, Madrasah Ibtida’iyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah
Aliyah, namun dirasa belum memenuhi keinginan masyarakat banyak, oleh karna itu
pada tahun 1075 membuka lagi PGA “ AN – NUR “
Dengan maksud guna menmpung calon siswa
yang kurang berminat belajar pada madrasah tsanawiyah. Tetapi baru berjalan
tiga tahun, sehubungan dengan keputusan mentri Agama No 16 dan 17 tahun 1978
tentang penyederhanaan struktur sekolah dalam lingkunagan Departemen Agama,
maka untuk nmenyesuaikan keputusan tersebut pada tahun 1978 / 1979 PGA ”
AN NUR “ dilebur dan disatukan dengan
Madrasah Tsanawiyah.
Selain itu mengingat anomi masyarakat
bululawang dengan memasukan putra / putrinya ke madrsah AN NUR lebih besar,
akibatnya tempat – tempat pendidikan yang lain muridnya berkurang maka untuk
mengatasi hal itu ditempuh dengan jalan.
1.
Tahun
1976 TK AN NUR di tiadakan dan muridnya disalurkan ke TK yang terdekat.
2.
Tahun
1976 Madrasah Ibtda’iyah juga ditiadakan dan murid–muridnya disatukan dengan
MINU Bululawang.
PENGEMBANGAN
PONDOK PESANTREN
Berhubungan lokasi pondok pesantren yang
ada tidak memungkinkan untuk ditambah/diperbesar,sedang santri yang datang
semakin bertambah,maka atas ridlo Allah SWT pada tahun 1979 beliau dapat
mendirikan Pondok Ke II dengan diberi nama : ”PP.AN NUR II AL MURTADLO”
terletak 600 m arah selatan dari “PP AN NUR I”. Pembangunannya diawali dengan
pendirian rumah darurat tiang kayu , dinding bambu ( gedek ) ukuran 7 x 11 m.
yang menempati bangunan darurat ini adalah putra Kiyai ke 1 ( H.M. Badruddin
Anwar ) yang selanjutnya diberi amanat
sebagai pengasuh bersama 4 orang santri : Mengaji, Sholat, Tidur , Memasak
menjadi satu ruangan .
Berkat hidayah Allah , dalam masa tiga
tahun santri yang mukim semula hanya empat orang , kini telah meningkat menjadi
ribuan orang . diantaranya mereka berasal dari Probolinggo, Lumajang, Jember,
Pasuruan, Gresik, Jombang, Kediri, Trenggalek, Jepara ( jateng ) bahkan ada
yang dari Lampung (Sumatra), kemudian tepat pada hari raya Idhul Adha 10 Dzul
Hijjah 1404 / 17 – 9 -1983 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan PP
AN NUR III dengan pengasuh putra ke III ( A. Qsairi Anwar ) untuk pertama kali
yang dikerjakan adalah gedung Madrasah, sebab gedung yang dipakai sekarang
sudah tidak mencukupi dan terus berkembang pesat, hingga saat ini Yayasan Pon
Pes AN NUR mengelola SMP, SMA, MI, MTS, MA dan lembaga non formal lainnya
dengan jumlah santri lebih dari 2000 orang.
PENUTUP
Demikianlah sejarah singkat PP. AN NUR
Bululawang Malang sejak berdiri tahun 1940 sampai sekarang, setelah
meninggalnya KH. ANWAR NUR ( wafat
1992). Maka diteruskan oleh putranya KH. A.Fahrur Rozi Burhan bersama – sama
dengan keluarga keturunan KH. Anwar Nur.
Pengasuh
PP. An-Nur I : KH. A. Fahrur Rozi
Burhan, S.Ag. M.Pd.
Pengasuh
PP. An-Nur II : KH. M. Badruddin
Anwar
Pengasuh
PP. An-Nur III : KH. A. Qusyairi
Anwar
0 komentar:
Posting Komentar