Home » » Wahabiyah Mengatakan Allah Bersifat Buruk dan Tercela

Wahabiyah Mengatakan Allah Bersifat Buruk dan Tercela

Written By MuslimMN on Minggu, 02 September 2012 | 04.48


Wahabiyah Mengatakan Allah Bersifat Buruk dan Tercela


Setelah penjelasan tentang aqidah-aqidah Wahabiyah dan kesamaannya dengan aqidah Yahudi. Di bawah ini sebagian pernyataan golongan Wahabiyah yang tidak ada dalam kitab-kitab Yahudi, berikut penjelasannya:
Dalam kitab Fatawa al-Aqidah karya Ibn ‘Utsaimin cetakan yang berkedok dengan nama Maktabah as-Sunnah halaman 50 ia mengatakan: “Allah tidak disifati dengan sifat maker kecuali dengan batasan. Apabila dikatakan bagaimana mungkin Allah disifati dengan sifat makar, padahal dzahirnya adalah madzmum (tercela), jawabnya bahwa makar bagiNya adalah terpuji.”
Pada halaman 51 ia mengatakan: “Sesungguhnya Allah memiliki sifat bosan, tetapi sifat bosan Allah itu sifat yang layak bagi Allah azza wajalla.”
Pada halaman 52 ia mengatakan: “Sedangkan Khada’ (menipu) itu seperti makar (tipu daya), Allah disifati dengannya ketika sifat itu menjadi pujian.”
Pada halaman 75 ia mengatakan: “Mereka adalah orang-orang yang mendalami masalah sifat dan berusaha untuk bertanya sampai tentang kuku-kuku (pada hak Allah).”
Pada halaman 120 ia mengatakan: “Ibn Taimiyah mengatakan: “Mereka yang menetapkan kedekatan Allah dengan para hambaNya secara DzatNya adalah pendapat yang masyhur bagi para ulama salaf dan para imam.” Dan ia menyetujui akan hal itu, terbukti ia tidak berkomentar ketika mengutip perkataan ini. Berarti ia meyakini Allah bisa disentuh, dirasakan dan dipegang.” Allah Maha Suci dari sifat-sifat itu.
Pada halaman 49 ia mengatakan: “Sesungguhnya mengingkari tamtsil (penyamaan) adalah yang dijelaskan dalam al-Qur’an al-Karim dan pengingkaran terhadap tasybih (penyerupaan Allah dengan makhlukNya) tidak disebutkan dalam al-Qur’an.”
Dalam kitab Syarh Hadits an-Nuzul cetakan Dar al-Ashimah halaman 198 Ibn Taimiyah menisbatkan kepada Rasulullah bahwasanya beliau bersabda: “Sesungguhnya Tuhan pada tengah malam turun ke langit dunia.”
Pada halaman 238 ia menamakan Allah dengan jisim, ia mengatakan: “Terkadang yang dimaksud dengan kata jisim dan mutahayyiz (yang bertempat) adalah sesuatu yang ditunjuk, artinya ketika mengangkat tangan dalam berdoa ditujukan kepadaNya.”
Pada halaman 285 Ibn Taimiyah mengatakan: “Sedangkan syara’ sudah jelas bahwasanya tidak ada riwayat dari seorang Nabi, para sahabat, tabi’in dan ulama salaf bahwa Allah itu jisim atau bahwa Allah itu bukan jisim. Jadi, mengingkari dan menetapkan jisim adalah bid’ah dalam syara’.”
Dalam kitab yang berjudul Quratu ‘Uyun al-Muwahhidin karya cucu Muhammad ibn Abdul Wahhab halaman 176 ia mengatakan: “Dan Allah tertawa benar-benar tertawa, Ia tertawa semaunya.” Pada halaman 178 dari kitab tersebut ia mengatakan: “Akan tetapi kami mengatakan tertawanya sama.”
Betapa mengherankan kekufuran mereka sekan-akan mereka tidak mendengar firman Allah ta’ala surat asy-Syura ayat 11: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia baik dari satu segi maupun semua segi.”
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template