Home » » Rencana Inggris Buat Muhammad Ibn Abdul Wahhab an-Najdi

Rencana Inggris Buat Muhammad Ibn Abdul Wahhab an-Najdi

Written By MuslimMN on Minggu, 02 September 2012 | 04.50


Rencana Inggris Buat Muhammad Ibn Abdul Wahhab an-Najdi


“Seakan-akan aku keluar dari kulitku karena sangat gembira dengan berita ini. Kemudian aku berkata pada sekretaris, jadi apa pekerjaannya sekarang? Dan apa pekerjaan Syekh (Muhammad ibn Abdul Wahhab) dan dari mana aku memulai.
Sekretaris mengatakan: “Kementrian telah menyusun rencana yang matang sebagai tugas Syekh yaitu:
1.    Mengkafirkan seluruh umat Islam, membolehkan membunuh mereka, merampas harta mereka, menghancurkan harga diri mereka dan menjual mereka di pasar perbudakan dan menjadikan mereka hamba sahaya dan perempuannya sebagai jariyah (budak perempuan).
2.    Menghancurkan Ka’bah dengan dalih menghancurkan simbol-simbol berhala jika memungkinkan dan melarang manusia melaksanakan haji dan mengadu domba antar kabilah-kabilah dengan merampas harta jama’ah haji dan membunuhnya.
3.    Menghasut umat agar tidak lagi taat terhadap khalifah mengajak untuk memeranginya dengan melatih tentara untuk itu dan yang harus dilakukannya juga adalah memerangi keturunan-keturunan Rasulullah yang di Hijaz dengan cara apapun yang memungkinkan dan membatasi pergerakan mereka.
4.    Menghancurkan kubah-kubah, kuburan dan tempat-tempat suci milik umat Islam di Makkah dan Madinah, dan seluruh negara yang memungkinkan hal itu dilakukan dengan dalih bahwa hal itu adalah berhala dan syirik serta menyerukan untuk meremehkan kepribadian Nabi Muhammad, para khalifahnya dan para pembesar madzhab empat dengan sesuatu yang mudah.
5.    Menyebarkan teror dan kedzaliman di negara-negara Islam selama hal itu memungkinkan.
6.    Menyebarkan al-Qur’an yang telah dirubah sebagaimana yang terdapat dalam hadits-hadits dengan ditambah dan dikurangi.”
Sekretaris itu berkata kepadaku setelah menjelaskan program-program tersebut: “Jangan khawatir, yang terpenting untuk tahap awal ini adalah menaburkan benih untuk menghapus Islam dan akan diteruskan oleh generasi-generasi setelahnya, dan pemerintahan Inggris sudah terbiasa dengan program jangka panjang dan bergerak step by step. Bukankah Nabi Muhammad hanyalah satu orang tetapi mampu untuk melakukan revolusi yang mengejutkan. Maka hendaknya Muhammad ibn Abdul Wahhab an-Najdi menjadi seperti Nabinya Muhammad untuk melakukan revolusi besar.”
Setelah beberapa lama aku meminta izin kepada menteri dan sekretaris. Aku berpamitan pada keluarga dan teman-teman, ketika aku mau keluar anakku yang kecil berkata kepadaku ayah cepat pulang ya?, aku menangis mendengarnya dan tidak mungkin aku menyembunyikan hal itu dari istriku, aku menciumnya dan diapun menciumku dengan ciuman mesra.”

Mr. Hamford Bertemu Muhammad ibn Abdul Wahhab di Nejed
Aku pergi menuju Bashrah dan setelah perjalanan yang melelahkan aku sampai di sana pada malam hari. Aku pergi ke rumah Abdur Ridha yang ketika itu sedang tidur. Ketika melihatku ia mengucapkan selamat datang dan menyambutku dengan sambutan yang hangat. Aku menginap di rumahnya sampai pagi. Dia mengatakan kepadaku bahwa Syekh (Muhammad ibn Abdul Wahhab) pulang ke Bashrah kemudian pergi dan dia menitipkan surat untukmu. Pagi harinya aku membaca surat itu, isinya; ia memberitahukan bahwa dia pergi ke Nejed dan dia menyebutkan alamatnya di Nejed.
Keesokan harinya aku pergi ke Nejed dan aku sampai ke sana setelah melewati perjalanan yang berat, aku bertemu Syekh Muhammad di rumahnya dan terlihat padanya tanda-tanda penuaan hingga aku tidak berbicara sesuatu padanya. Ternyata dia menikah sehingga tenaganya berkurang. Kemudian aku putuskan untuk menjadikan diriku sebagai budaknya yang baru dibelinya dari pasar. Akhirnya, kawan-kawannya tahu bahwa aku adalah budaknya yang ia beli dari Bashrah. Aku tinggal bersamanya selama dua tahun, selama itu ia mempersiapkan rencana dakwah ke depan.
Pada tahun 1143 H (1730 M) rencana dakwaknya semakin kuat dan dia telah mengumpulkan para pengikutnya. Mulailah ia berdakwah, pertama dengan menggunakan kata-kata yang samar dan bersifat umum. Kemudian terus meluas dan menyebar. Tugasku adalah memberi semangat para pengikutnya, baik dengan memberi mereka uang atau nasehat agar mereka tetap mendukung dakwah Syekh, terutama ketika sedang menghadapi cercaan dan rintangan dari musuh-musuh mereka.
Semakin banyak pengikutnya dan semakin tersebar dakwahnya, semakin banyak juga penentangnya. Terkadang sebagian mereka ada yang ingin meninggalkan dakwah Syekh. Aku katakan kepada mereka, bukankah Nabi Muhammad mendapatkan tantangan lebih dari ini? Inilah jalan kemuliaan dan setiap yang mengajak kepada kebaikan pasti akan mengalaminya. Begitulah rintangan yang kami dapatkan, terkadang kami kuat dan terkadang juga goyah. Tapi, aku menunjuk beberapa mata-mata pada setiap kelompok atau kabilah. Setiap kali ada yang ingin menghalangi dakwah Syekh, mereka memberitahuku dan aku kirimkan uang untuk mereka yang menentang.

Ibn Abdul Wahhab an-Najdi Melaksanakan 4 dari 6 Poin Yang Ada
Syekh telah berjanji kepadaku akan melaksanakan enam program yang telah direncanakan. Namun, menurutnya kali ini ia belum bisa melaksanakan semuanya. Ada dua poin yang tidak bisa ia lakukan yaitu: Pertama, menghancurkan Ka’bah meski telah menguasainya dengan dalih menghancurkan simbol-simbol berhala. Kedua, membuat al-Qur’an baru. Karena Syekh sangat takut kepada pemuka-pemuka Makkah dan pemerintahan ‘Utsmaniyah. Ia berkata: “Kalau dua hal tersebut dieskpos mulai sekarang, maka kita harus menyiapkan pasukan sebelumnya dan hal ini belum memungkinkan.”
Beberapa tahun kemudian kementerian berhasil merekrut Muhammad ibn Su’ud Gubernur Dar’iyah. Datanglah utusan kementerian kepadaku menjelaskan hal itu dan bentuk kerjasama antara dua Muhammad; Muhammad ibn Abdul Wahhab urusan agama dan Muhammad ibn Su’ud urusan pemerintahan. Semua ini dirancang agar mereka dapat menguasai hati dan jasad masyarakat. Fakta sejarah menyebutkan bahwa pemerintahan yang berlabel agama lebih awet dan lebih diterima masyarakat.
Demikianlah rencana besar itu berjalan, sehingga kami semakin kuat. Kami jadikan Dar’iyah sebagai ibu kota pemerintahan dan Wahabiyah sebagai agama yang baru. Kementerian terus memberikan sokongan dana secara rahasia kepada pemerintahan yang baru. Untuk mempermudah, pemerintah baru ini merekrut beberapa orang non Arab yang ahli bahasa Arab dan juga ahli strategi perang. Mereka berjumlah 11 orang dan saya termasuk di antara mereka. 11 orang inilah yang sering diajak oleh dua Muhammad untuk mengatur strategi dakwah selama itu bukan wewenang kementerian.
Kami (kelompok 11) menikah dengan perempuan-perempuan kabilah sekitar. Sungguh, kami ta’jub dengan keikhlasan perempuan muslimah terhadap suaminya. Dari sinilah kami mulai berbaur dengan keluarga-kelarga Arab yang menjadikan hubungan kami semakin erat. Begitulah awal perkembangan dakwah ini, apabila terus berjalan sesuai rencana maka perlahan tapi pasti gerakan ini akan membuahkan hasil yang diharapkan.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template