Home » » KRITERIA PERAWAN & JANDA

KRITERIA PERAWAN & JANDA

Written By MuslimMN on Minggu, 30 Maret 2014 | 23.17





Secara syariah (hukum fiqh), wanita dikatakan perawan atau janda adalah pernah menjalani persenggamaan atau belum. Meski sudah pernah menikah asalkan belum disenggamai maka wanita tersebut masih dikatakan perawan.

والبكر اسم لامرأة لم تجامع أصلا ويقال لها : بكر حقيقة فمن زالت بكارتها بوثبة أو حيض قوي أو جراحة أو كبر فإنها بكر حقيقة ومثلها من تزوجت بعقد صحيح أو فاسد ولكن طلقت أو مات عنها زوجها قبل الدخول والخلوة أو فرق بينهما القاضي بسبب كون زوجها عنينا أو مجبوبا فإنها بكر حقيقة

Perawan adalah istilah bagi wanita yang belum pernah menjalani persenggamaan sama sekali, wanita yang demikian dinamakan perawan asli. Dan wanita yang hilang keperawanannya akibat terjungkir, haid yang kuat, luka atau perawan tua juga dikategorikan perawan asli. Begitu juga wanita yang telah menikah dengan ikatan yang sah atau rusak tetapi ia telah ditalak atau ditinggal mati suaminya sebelum digauli dan dicumbui, tergolong perawan. Atau wanita yang dipisahkan oleh seorang hakim dari suaminya yang impoten atau terpotong alat kelelakiannya juga tergolong perawan asli. (Lihat dalam al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah juz 4 halaman 23 dan al-Bajuri juz 2 halaman 109).

وقال الشافعية: الثيب: من زالت بكارتها، سواء زالت البكارة بوطء حلال كالنكاح، أو حرام كالزنا، أو بشبهة في نوم أو يقظة، ولا أثر لزوالها بلا وطء في القبل كسقطة وحدة طمث، وطول تعنيس وهو الكبر، أو بأصبع ونحوه في الأصح، فحكمها حينئذ حكم الأبكار.

Kalangan Syafi’iyyah mengartikan janda sebagai wanita yang telah hilang keperawanannya sebab persenggamaan yang halal (seperti pernikahan) atau persenggemaan yang haram (seperti akibat zina) atau persenggamaan yang syubhat (seperti saat tidur atau terjaga). Maka tetap dikatakan ‘perawan’ yang bukan akibat persenggamaan di alat kelaminnya, seperti akibat jatuh, kelancaran darah haid, atau lamanya menjadi perawan tua. Bahkan menurut pendapat yang paling shahih bahwa akibat jari jemari dan sejenisnya tidak merubah status ke-perawan-annya. (Lihat dalam al-Fiqh al-Islam juz 9 halaman 198 dan al-Bajuri juz 2 halaman 109).

والبكر اصطلاحا عند الحنفية : اسم لامرأة لم تجامع بنكاح ولا غيره ، فمن زالت بكارتها بغير جماع كوثبة ، أو درور حيض ، أو حصول جراحة ، أو تعنيس : بأن طال مكثها بعد إدراكها في منزل أهلها حتى خرجت عن عداد الأبكار فهي بكر حقيقة وحكما

Perawan menurut kalangan Hanafiyyah adalah istilah bagi wanita yang telah hilang keperawanannya sebab pernikahan, bukan sebab lainnya. Wanita yang hilang keperawanannya akibat selain persenggamaan seperti akibat terjungkir, haid yang kuat, akibat luka atau perawan tua juga dikategorikan perawan asli baik secara hakikat maupun hukumnya. (Lihat dalam Radd al-Mukhtar ‘ala ad-Durr al-Mukhtar juz 2 halaman 302, al-Bajuri juz 2 halaman 109 dan al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah juz 8 halaman 178).

وعرفها المالكية : بأنها التي لم توطأ بعقد صحيح ، أو فاسد جرى مجرى الصحيح . وقيل : إنها التي لم تزل بكارتها أصلا

Kalangan Malikiyyah mengartikan perawan adalah wanita yang belum pernah senggama dengan akad yang shahih ataupun akad yang rusak yang mendudukinya. Sebagian pendapat menyatakan perawan adalah istilah dari wanita yang belum hilang keperawanannya sama sekali. (Lihat dalam Hasyiyat ad-Dasuqiy ‘ala Syarh al-Kabir juz 2 halaman 281, al-Bajuri juz 2 halaman 109 dan al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah juz 8 halaman 178).



Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template