HABIB ALI
KWITANG DI ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG
Tulisan berikut adalah berita yang didapatkan
dari sebuah majalah yang terbit dan diedarkan di zaman penjajahan Jepang sekitar
tahun 1943 M. Ditulis berdasarkan ejaan majalah tersebut dan disertai gambar
dan keterangannya.
PERAJAAN MAULOED
Pada hari Kamis sore pekan jang laloe di mesdjid Djame’
di Kwitang (Djakarta) dirajakan Mauloed Nabi Moehammad s.a.w dengan dihadiri
oleh lebih dari 7.500 orang banjaknja. Diantara lain-lain oleh wakil-wakil dari
Balatentara Dai Nipon bagian keagamaan, jaitoe toean toean A. Minami, Y. Minami,
Noer Moehammad Tohih dan Hirojoeki Sasaki. Dari penbesar bangsa Indonesia
tampak K. Boepati, Burgemeester H. Dachlan Abdullah dan lain lainnja.
Oleh Sajid Ali Alhabsji jang memegang pimpinan
perajaan Mauloed itoe dioeraikan dengan pandjan lebar tentang asas asas dan
dasar dasar agama Islam serta diambil tjontoh tjontoh dari pekerdjaan Nabi Muhammad
s.a.w, soepaja didjalankan oleh oemat Islam dalam hidoepnja sehari hari. Ia
berseroe, soepaja kaoem muslimin bekerdja bersama sama dan merapatkan
persaudaraanja.
Sajid Ali Alhabsji sedang berpidato
di depan orang banjak. Gambar boelat di sebelah kiri, Hadji Moehammad Abdoel
Muniam Inada di depan mimbar jang menguraikan tjita tjita pemerintah Nippon jang
bertali dengan agama Islam.
Pidato itoe kemudian disambung oleh Sajid Salim
Djendan tentang riwajat Nabi Muhammad s.a.w
Kemudian naik ke atas mimbar toean H. Moehammad Abdoel
Muniam Inada dari Balatentara Nippon jang menerangkan maksoednja datang pada
perajaan Mauloed ini, Oetjapan toean H. Inada itoe disalin ke dalam bahasa kita
oleh djoeroebahasa bangsa Nippon.
Beriboe riboe orang oemat Islam berdesak
desakan bereboet tempat akan menangkap nasihat dan keterangan jang dioejapkan oleh
penganjoer Islam itoe.
Achirnja, perajaan Mauloed itoe diachiri dengan
batjaan Alfatihah.
Dikutip
dari:
0 komentar:
Posting Komentar