ADAB DAN
TATAKRAMA MENGHADIRI MAULID NABI SAW.
“Petuah Hadhratus Syaikh KH. M.
Hasyim Asy’ari”
Tulisan berikut ini disarikan dari kitab an-Nur al-Mubin fi Mahabbat Sayyid al-Mursalin
karya Hadhratus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, salah satu tokoh sentral
dan pendiri Nahdlatul Ulama. Beliau termasuk salah seorang pakar hadits (muhaddits)
terkemuka di masanya, yang menjadi rawi ke-24 dari rantai silsilah hadits
Shahih Bukhari-Muslim dari gurunya asy-Syaikh Mahfudz at-Termasi, guru besar
Masjidil Haram yang bermadzhab Syafi’i.
1.
Adab Para Salaf Shaleh sebelum Hadir
ke Tempat Acara Maulid Nabi Saw.
Sebelum menghadiri acara Maulid Nabi Saw. terlebih
dahulu para salaf shaleh melakukan hal-hal berikut ini:
·
Berwudhu dengan
baik dan sempurna.
·
Dalam keadaan
masih basah dengan air wudhu, ia membaca: “Shalallahu
‘alaa Muhammad” 33x tanpa diselingi berbicara dengan yang lain.
·
Lalu diusapkan
ke wajahnya dan membaca doa sehabis wudhu.
·
Kemudian melakukan
shalat sunnah 2 rakaat dengan niat shalat sunnah Wudhu. Rakaat pertama setelah al-Fatihah
membaca surat al-Kafirun, rakaat kedua setelah al-Fatihah membaca surat al-Ikhlas.
·
Setelah salam
membaca dzikir Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar
masing-masing 3x.
·
Lalu boleh
ditambahkan shalat sunnah Hajat 2 rakaat. Rakaat pertama setelah al-Fatihah membaca
surat al-Kafirun 3x, rakaat kedua setelah al-Fatihah membaca surat al-Ikhlas 3x.
·
Setelah salam
membaca istighfar 21x dan shalawat 3x.
·
Lalu berdoa
membaca niat untuk hadir Maulid Nabi Saw. Contoh doa niat untuk hadir Maulid
Nabi Saw.: “Allahumma ya Allah, kami niat
untuk hadir Maulid NabiMu Saw., dengan niat agar mendapat ridha Allah dan
Rasulullah Saw. serta syafa’at Rasulullah di dalam agama, dunia dan akhirat. Serta
dengan niat agar Allah memberikan semua hajat (kebutuhan) kami, mengabulkan
doa-doa kami, melapangkan kesulitan kami, memudahkan semua urusan kami dan
urusan kaum muslimin di dalam hal agama, dunia dan akhirat.”
Hal itu semua di atas, seyogyanya dilakukan mulai
berwudhu hingga shalat sunnah Wudhu sampai shalat sunnah Hajat, dilakukan tanpa
diselingi perbuatan dan pembicaraan yang tidak berarti. Serta dilakukan dengan
tertib pelaksanaannya dan berkesinambungan. Jika waktu tidak memungkinkan
paling tidak shalat sunnah Wudhu lebih diutamakan.
2.
Adab Para Salaf Shaleh saat Hendak Hadir
ke Tempat Acara Maulid Nabi Saw.
Setelah melakukan amal shaleh di atas, barulah para
salaf shaleh berjalan menghadiri Maulid Nabi Saw. Dalam masa perjalanan itu,
hal-hal yang mereka lakukan adalah:
·
Bertawakkal kepada
Allah Swt.
·
Sangat mengharapkan
limpahan berkah, rahmat dan maghfirah Allah tercurahkan kepadanya.
·
Berjalan penuh
rasa tawadhu’ dan tadharru’
(menghadirkan perasaan khusyu’, seakan-akan hendak menemui Baginda Nabi Saw. bersama
para sahabatnya dan para auliya’Nya, yang disaksikan oleh Allah Swt. serta para
malaikatNya).
Menanamkan adab batin ini sungguh sangat utama di dalam
menghadiri Maulid Nabi Saw. Karena Allah melihat dan menyaksikan hati para
hambaNya. Sebagaimana firmanNya dalam hadits qudsi: “Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hamba terhadapKu.”
3.
Adab Para Salaf Shaleh saat Berlangsungnya
Acara Maulid Nabi Saw.
Biasanya para salaf shalihin memperbanyak membaca
shalawat kepada Baginda Rasulullah Saw., baik selama perjalanan, saat dan
selama Maulid Nabi Saw. berlangsung, baik dibaca secara sirr (dalam hati) ataupun jahr
(diucapkan dengan lisan).
Momentum yang paling baik dan berkah dalam pembacaan Maulid
Nabi Saw. adalah pada saat Mahallul Qiyam (saat berdiri), ketika melantunkan: “Yaa Nabi salam ‘alaika # Yaa Rasul salam ‘alaika.”
Di antara bait-bait tersebut adalah momentum yang
terbaik kita berdoa memohon kepada Allah Swt. atas segala doa dan hajat kita. Doa
disela-sela membaca shalawat: “Yaa Nabi salam
‘alaika # Yaa Rasul salam ‘alaika” secara bersama-sama. Jadi di antara
bait-bait tersebut seyogyanya kita berdoa. Insya Allah mustajabah.
Yang tidak kalah pentingnya juga adalah menghadirkan
orang-orang yang kita cintai seperti sanak keluarga, sahabat dan kerabat yang
kita kehendaki ketika itu. Hadirkan dengan perasaan kita, bahwa mereka ikut
hadir (bil ghaib) dalam pelaksanaan Maulid
Nabi Saw. Insya Allah rahmat, berkah dan syafaatNya akan meliputi kepada mereka
semua, yang walaupun secara lahiriah mereka tidak turut serta hadir.
Itulah salah satu kebesaranNya dan kasih sayangNya kepada
umat Baginda Nabi Saw. yang merupakan tetesan-tetesan air ar-Rahmah dari samudera
rahmat Ilahi.
Di dalam pelaksanaan pembacaan Maulid Nabi Saw.,
seyogyanya kita mempertautkan hati kita dengan Baginda Nabi Saw. Bagi yang
pernah berziarah ke makam beliau Saw. di Madinah al-Munawwarah, mungkin bisa
kembali mengingat-ingatnya, seakan-akan membaca Maulid Risalah Baginda Nabi Saw.
di hadapan makam beliau yang mulia Saw.
Bagi yang belum diberi rizki ziarah ke makam Nabi
Saw., maka cukup membayangkan kehadiran Nabi Saw. Paling tidak merasa dilihat
dan didengar. Sehingga nilai-kualitas dari Maulid Nabi Saw. insya Allah dapat
dirasakan kemanfaatannya, bukan hanya sekedar hadir duduk, doa, amin, makan, lalu
bubar, sedangkan hati sanubari masih tetap kotor penuh karat dengan
penyakit-penyakit lahiriah dan batiniah.
4.
Maulid Nabi Saw. Sebagai Ajang
Memperbaiki Diri
Maulid Nabi Saw. adalah salah satu ajang yang sangat
sakral untuk mengembalikan jati diri kita sebagai hamba Allah dan sebagai umat Baginda
Nabi Saw. Oleh karenanya seyogyanya kita bisa memperhatikan dengan seksama
arti, makna atau terjemahan dari bacaan Maulid Nabi Saw. yang dibaca. Hal ini
sungguh sangat bermanfaat guna meningkatkan kualitas hati kita menuju derajat
ihsan di sisi Allah dan RasulNya.
Inilah salah satu sirr
(rahasia) dari pelaksanaan Maulid Nabi Saw. Sehingga ketika kembali dari acara Maulid
Nabi Saw. itu, hati semakin bercahaya, insya Allah. Hati sanubari merasuk
menjalar ke seluruh relung anggota tubuh kita, mengikis habis segala karat
penyakit-penyakit lahir maupun batin. Dan semakin bertambah keimanan dan
kecintaan kita kepada Allah dan RasulNya.
Mohon
dikoreksi kembali. Wallahu al-Musta’an A’lam.
Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 23
Agustus 2013
Assalamu'alaikum...Salam kenal. Sy tertarik dg terjemah kitab tentang Maulid ini. Klo blh izin copy bt ngisi blog kmi, tentu ttp mencantumkan link aslinya.
BalasHapus'Alaikumussalam wr. wb. Silakan dengan senang hati. Di blog atau fb saya, semuanya halal untuk dicopas maupun disave, dengan atau tanpa mencantumkan sumber dari saya hehehe...
BalasHapusIzin copas
BalasHapusMoga moga kita semua berjiran dengan kekasih Allah yang dirindu, Insya Allah
BalasHapus