Home » » Wahabiyah, Siapakah yang Kalian Sembah?

Wahabiyah, Siapakah yang Kalian Sembah?

Written By MuslimMN on Minggu, 02 September 2012 | 04.57

Wahabiyah, Siapakah yang Kalian Sembah?
 RADIKALISME SEKTE WAHABIYAH 27



Dari penjelasan di atas diketahui bahwa Wahabiyah menyembah jisim yang mereka yakini itulah Allah. Mereka namakan Allah dengan syakhshun (seseorang) dan mereka mengatakan bahwa Ia memiliki wajah dengan sebenarnya, mulut dan lisan, dan bahwa Ia tertawa dengan sebenarnya dan merasa kesakitan, Dia memilki sifat bosan dan disifati dengan menipu, menurut sebagian Wahabiyah Dia memiliki sisi kanan dan kiri dan menurut sebagian yang lain hanya memiliki sisi kanan, tidak punya yang kiri.
Mereka mengatakan Ia mempunyai satu sisi dan mata yang banyak. Sebagian mereka mengatakan Ia hanya memiliki satu mata saja, Ia berjalan, datang secara fisik dengan sebenarnya, dan benar-benar turun dari atas dan naik dari bawah ke atas, duduk di atas Arsy dan bertempat di udara akhirat dan bahwa Ia memiliki dua telapak kaki yang menurut mereka butuh pada al-Kursi untuk meletakkan keduanya.
Sebagian mereka mengatakan bahwa Ia hanya memiliki satu telapak kaki sebagai anggota badan dan meletakkannya di dalam neraka jahannam tapi tidak terbakar sebagaimana para malaikat adzab (yang mendapat tugas menyiksa penghuni neraka) di dalam neraka juga tidak merasakan pedihnya neraka.
Demikian juga mereka mengatakan Allah mempunyai anggota badan seperti telapak tangan, jari-jari yang banyak, hasta dan lengan. Mereka meyakini Allah diam dan bergerak, turun dan naik. Dan menurut mereka jika Ia berkehendak pasti Ia akan bersemayam di atas punggung seekor nyamuk. Mereka meyakini Ia turun dengan dzatNya dari Arsy yang agung ke langit dengan sebenarnya. Mereka mengatakan bahwa ia meletakkan tangan dan kakiNya di neraka Jahannam tapi Ia tidak terbakar dan Ia mengambil segenggam kerikil dan mengeluarkannya dari neraka kemudian turun bersama awan sedangkan Jibril di sisi kananNya dan jahannam di sisi kiriNya.
Sebenarnya Wahabiyah menyembah Jisim yang mereka khayalkan duduk di atas Arsy padahal yang demikian itu tidak ada. Mereka adalah para penyembah gambar, jisim, wahm dan khayalan, meskipun demikian mereka mengatakan bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah adalah musyrik penyembah berhala dan kuburan. Padahal Ahlussunnah wal Jama’ah adalah orang-orang yang mentauhidkan Tuhan mereka, mengenalNya dan mensucikanNya dari setiap sifat yang tidak layak disifatkan oleh orang-orang Wahabi (Mujassimah) kepada Allah ta’ala. Dan kalian wahai orang-orang Wahabi Najdiyah Taimiyah adalah kelompok Musyabbihah (orang-orang yang menyerupakan Allah dengan makhlukNya) Mujassimah (orang-orang yang menjisimkan Allah) Jahawiyyah dan Shautiyyah.
Dan sekarang setelah kami menjelaskan kepadamu wahai pembaca aqidah Wahabiyah yang serupa dengan aqidah Yahudi, kami kutipkan kepadamu pembelaan Wahabiyah terhadap Yahudi dan tidak adanya pengkafiran mereka terhadap kaum Wahabi. Bagaimana mungkin mereka mengkafirkan Yahudi sedangkan mereka yang menganggap orang-orang Wahabiyah mukmin. Ini yang akan kamu lihat dalam kitab-kitab pemimpin mereka dan referensi-referensi mereka.

Ibnu Taimiyah dan Yahudi
Al-Hafidz Abu Sa’id al-’Alai guru dari al-Hafidz al-‘Iraqi menyebutkan sebagaimana diriwayatkan oleh al-Hafidz muhaddits dan pakar sejarah Syamsuddin ibn Thulun dalam kitabnya Dzakhair al-Qashr halaman 96 dalam bentuk manuskrip dari Ibn Taimiyah bahwasanya ia mengatakan: “Sesungguhnya Taurat tidak dirubah lafadz-lafadznya tetapi ia masih tetap sebagaimana ia diturunkan, hanya saja terjadi penyimpangan pada penafsirannya.” Ibn Taimiyah menulis kitab tentang masalah ini.
Syekh Muhammad Zahid al-Kautsari dalam kitab al-Isyfaq ‘ala Ahkami ath-Thalaq cetakan Dar Ibn Zaidun halaman 72 mengatakan: “Apabila kita katakan bahwa Islam belum pernah diuji dengan orang yang lebih berbahaya dari Ibn Taimiyah dalam memecah belah umat Islam, yaitu mudah dan memberi toleransi kepada Yahudi yang mengatakan tentang kitab-kitab mereka bahwasanya lafadznya tidak ada penyelewengan.”

Ibn Baz dan Yahudi
Pemimpin Wahabi pada masa sekarang Ibn Baz telah membolehkan perdamaian yang permanen dengan Yahudi tanpa batas dan tanpa syarat, dan ia berpendapat bahwa hal ini sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah. Fatwa itu segera menyebar di media cetak dan elektronik setelah secara resmi disampaikan Ibn Baz dari kantornya.
Diantara yang menyebutkan teks perkataannya adalah koran Nida’ al-Wathan di Lebanon edisi 644, koran ad-Diyar Lebanon edisi 2276 Kamis tanggal 22/12/1994 dan koran bernama al-Muslimun. Dengan fatwa Ibn Baz ini, saudaranya Menteri luar negeri Yahudi Shimon Perez benar-benar gembira ketika itu dan meminta kepada Arab dan umat Islam untuk sama-sama mendukungnya. Penyataan Shimon Perez ini dilansir oleh koran as-Safir Lebanon tanggal 23/12 19994 dan Koran elektronik Australia edisi 2754.
Diantara yang menunjukkan kesesatan aqidah pemimpin mereka dan kesamaannya dengan aqidah tajsim yang diyakini oleh kaum Yahudi adalah bahwa ia sepakat dengan perkataan Abdurrahman ibn Hasan cucu Muhammad ibn Abdul Wahhab yang mengatakan dalam kitabnya Fath al-Majid halaman 461: “Renungkanlah apa yang ada dalam beberapa hadits yang shahih ini yang berisi tentang pengagungan Nabi kepada Tuhannya dengan menyebutkan sifat-sifat kesempurnaannya sesuai dengan sifat yang layak dengan keagungan dan kemuliaanNya dan pembenarannya terhadap Yahudi dalam apa yang mereka kabarkan tentang sifat-sifat Allah yang menunjukkan keagunganNya, dan renungkanlah juga isi hadits itu tentang adanya Allah di atas ArsyNya.”
Sebagaimana kebiasaan kaum Yahudi berbohong kepada Allah dan para nabinya demikian juga pemimpin golongan Wahabi membuat-buat kebohongan kepada Allah dan Rasulullah. Dan ini tidak aneh lagi, untuk pembenaran kebohongannya mereka menisbatkan kebohongan kepada Rasulullah dan seakan-akan Rasul membenarkan kekufuran Yahudi. Jelas, ini adalah pengkafiran terhadap Nabi yang ma’shum dan penyesatan terhadap makhluk yang paling mulia. Semoga kita mendapat perlindungan dari Allah dari kesesatan mereka.

Muhammad Nashiruddin al-Albani dan Yahudi
Diantara pernyataan salah seorang panutan Wahabiyah di Yordaniyah yang bernama Muhammad Nashiruddin al-Albani yang menyenangkan dan menggembirakan kaum Yahudi adalah sebagai berikut:
1.    Dia menyerukan warga Palestina untuk keluar dan hijrah dari Palestina.
2.    Para syuhada intifadhah telah melakukan bunuh diri bukan mati syahid.
3.    Mereka yang melakukan intifadhah (perlawanan) telah merugi dan menganggap bahwa ini adalah sunnah.
Lihatlah koran al-Liwa’ Yordania tanggal 7/71993 halaman 16 dan kitab Fatawa al-Albani yang diedit oleh Ukasyah Abdul Mannan cetakan Maktabah at-Turats halaman 18. Juga dalam kaset rekaman dengan suara al-Albani di rumahnya tanggal 22/4/1993. Berikut naskah pernyataan al-Albani yang dimuat salah satu koran edisi tanggal 1/9/1993, bertemakan “Kenapa al-Albani mengatakan: “Setiap orang yang tetap tinggal di Palestina adalah kafir?”
Sesungguhnya permasalahan fatwa orang yang bernama Nashiriddin al-Albani yang menyebutkan: “Sesungguhnya wajib bagi rakyat Palestina meninggalkan negaranya dan mengungsi ke negara lain, dan setiap yang masih tetap berada di Palestina maka dia kafir.”
Fatwa ini benar-benar aneh dan mengherankan serta banyak mengundang polemik, bukan hanya di Yordania tempat tinggal Wahabi ini, akan tetapi meluas sampai ke penjuru dunia Arab lainnya. Herannya, fatwa “edan” ini ada juga yang mendukungnya. Akan tetapi banyak yang membantahnya diantaranya; Dr. Shalah al-Khalidi, ia mengatakan: “Sesungguhnya Syekh al-Albani dalam fatwanya telah menyalahi sunnah, dia telah pikun.” Dr. al Khalidi meminta kepada para pengikut al-Albani dan para muridnya untuk tidak lagi mengikuti ajarannya tanpa pertimbangan.
Dr. Ali al-Faqir anggota parlemen Yordania memberikan catatan kaki dengan mengatakan: “Fatwa ini keluar dari syetan.” Dr. Ali al-Faqir merasa aneh bahwa al-Albani meminta rakyat Palestina meninggalkan negaranya dengan alasan bahwa Yahudi telah menjajahnya.
Bantahan juga datang dari fakultas syari’ah Universitas Yordaniyah, dengan menyebutkan beberapa poin ketimpangan dari fatwa Albani. Jelas, Palestina adalah negara Islam yang seharusnya kita perjuangkan agar rakyatnya kembali mendapatkan haknya, bukan malah diserahkan ke penjajah.
Dr. Ali al-Faqir mengatakan: “Sesungguhnya perkataan Syekh ini adalah perkataan Yahudi. Bahkan masalah ini menjadi perdebatan politik, mungkin saja yang bersangkutan dalam proses penyidikan.”

Hammud ibn Abdullah at-Tuwaijiri dan Yahudi
Hammud at-Tuwaijiri memberi pujian dan dukungan terhadap aqidah “saudara-saudaranya” Yahudi, yang juga aqidahnya dalam kitabnya yang ia beri judul Aqidah Ahl al-Iman fi Khalqi Adam ‘ala Shurat ar-Rahman. Kitab tersebut diberi rekomendasi oleh Ibn Baz, mufti mereka, cetakan Dar al-Liwa’ Riyadh cetakan kedua, pada halaman 76 Hammud mengatakan: “Dan makna semacam ini menurut ahli kitab termasuk kitab-kitab mereka yang ma’tsurah dari para nabi seperti Taurat, sesungguhnya dalam Safar al-Awwal mengatakan: “Kami akan menciptakan manusia sesuai dengan gambar/bentuk Kami menyerupaiNya.”
Pada halaman 77 ia mengatakan: “Juga sudah maklum bahwa naskah Taurat sekarang dan yang semacamnya telah ada pada masa Nabi Saw. Apabila di dalamnya terdapat kebohongan seperti mensifati Allah dengan sesuatu yang mustahil bagiNya seperti adanya sekutu dan anak, maka pastilah pengingkaran terhadap hal itu ada dalam perkataan Nabi atau sahabat atau tabi’in sebagaimana mereka mengingkari perkara yang lebih ringan dari itu. Allah mencela mereka dengan sesuatu yang lebih ringan dari itu, apabila ini adalah aib tentu celaan Allah terhadap mereka dalam masalah ini jauh lebih besar dan lebih berat.”
Gamblang sudah, persamaan aqidah Wahabiyah dengan aqidah Yahudi. Pernyataan-pernyataan mereka dan tulisan-tulisannya juga sama. Lebih celakanya, Ibn Taimiyah dan para pengikutnya Wahabiyah, mengatakan bahwa Rasul Saw. tidak membantah kedustaan mereka kepada Allah, tidak mengingkari kekufuran dan kesyirikan mereka tentang penisbatan bentuk dan gambar kepada Allah. Berarti, mereka telah mengkafirkan Rasul Saw. dan menisbatkan kepadanya kesesatan untuk mengelabuhi kaum awam. Sungguh besar kebohongan mereka kepada Allah dan Rasulnya. Allah dan RasulNya serta orang-orang beriman terbebas dari mereka dan dari agama mereka yang kufur.


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template