RADIKALISME SEKTE WAHABIYAH 27
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa
Wahabiyah menyembah jisim yang mereka yakini itulah Allah. Mereka
namakan Allah dengan syakhshun (seseorang) dan mereka mengatakan bahwa
Ia memiliki wajah dengan sebenarnya, mulut dan lisan, dan bahwa Ia tertawa
dengan sebenarnya dan merasa kesakitan, Dia memilki sifat bosan dan disifati
dengan menipu, menurut sebagian Wahabiyah Dia memiliki sisi kanan dan kiri dan
menurut sebagian yang lain hanya memiliki sisi kanan, tidak punya yang kiri.
Mereka mengatakan Ia mempunyai satu
sisi dan mata yang banyak. Sebagian mereka mengatakan Ia hanya memiliki satu
mata saja, Ia berjalan, datang secara fisik dengan sebenarnya, dan benar-benar
turun dari atas dan naik dari bawah ke atas, duduk di atas Arsy dan bertempat
di udara akhirat dan bahwa Ia memiliki dua telapak kaki yang menurut mereka
butuh pada al-Kursi untuk meletakkan keduanya.
Sebagian mereka mengatakan bahwa Ia
hanya memiliki satu telapak kaki sebagai anggota badan dan meletakkannya di
dalam neraka jahannam tapi tidak terbakar sebagaimana para malaikat adzab (yang
mendapat tugas menyiksa penghuni neraka) di dalam neraka juga tidak merasakan
pedihnya neraka.
Demikian juga mereka mengatakan Allah mempunyai
anggota badan seperti telapak tangan, jari-jari yang banyak, hasta dan lengan.
Mereka meyakini Allah diam dan bergerak, turun dan naik. Dan menurut mereka
jika Ia berkehendak pasti Ia akan bersemayam di atas punggung seekor nyamuk.
Mereka meyakini Ia turun dengan dzatNya dari Arsy yang agung ke langit dengan
sebenarnya. Mereka mengatakan bahwa ia meletakkan tangan dan kakiNya di neraka
Jahannam tapi Ia tidak terbakar dan Ia mengambil segenggam kerikil dan
mengeluarkannya dari neraka kemudian turun bersama awan sedangkan Jibril di
sisi kananNya dan jahannam di sisi kiriNya.
Sebenarnya Wahabiyah menyembah Jisim
yang mereka khayalkan duduk di atas Arsy padahal yang demikian itu tidak ada.
Mereka adalah para penyembah gambar, jisim, wahm dan khayalan, meskipun
demikian mereka mengatakan bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah adalah musyrik
penyembah berhala dan kuburan. Padahal Ahlussunnah wal Jama’ah adalah
orang-orang yang mentauhidkan Tuhan mereka, mengenalNya dan mensucikanNya dari
setiap sifat yang tidak layak disifatkan oleh orang-orang Wahabi (Mujassimah)
kepada Allah ta’ala. Dan kalian wahai orang-orang Wahabi Najdiyah
Taimiyah adalah kelompok Musyabbihah (orang-orang yang menyerupakan
Allah dengan makhlukNya) Mujassimah (orang-orang yang menjisimkan Allah)
Jahawiyyah dan Shautiyyah.
Dan sekarang setelah kami menjelaskan
kepadamu wahai pembaca aqidah Wahabiyah yang serupa dengan aqidah Yahudi, kami
kutipkan kepadamu pembelaan Wahabiyah terhadap Yahudi dan tidak adanya
pengkafiran mereka terhadap kaum Wahabi. Bagaimana mungkin mereka mengkafirkan
Yahudi sedangkan mereka yang menganggap orang-orang Wahabiyah mukmin. Ini yang
akan kamu lihat dalam kitab-kitab pemimpin mereka dan referensi-referensi
mereka.
Ibnu Taimiyah dan Yahudi
Al-Hafidz Abu Sa’id al-’Alai guru dari
al-Hafidz al-‘Iraqi menyebutkan sebagaimana diriwayatkan oleh al-Hafidz
muhaddits dan pakar sejarah Syamsuddin ibn Thulun dalam kitabnya Dzakhair
al-Qashr halaman 96 dalam bentuk manuskrip dari Ibn Taimiyah bahwasanya ia
mengatakan: “Sesungguhnya Taurat tidak dirubah lafadz-lafadznya tetapi ia
masih tetap sebagaimana ia diturunkan, hanya saja terjadi penyimpangan pada
penafsirannya.” Ibn Taimiyah menulis kitab tentang masalah ini.
Syekh Muhammad Zahid al-Kautsari dalam
kitab al-Isyfaq ‘ala Ahkami ath-Thalaq cetakan Dar Ibn Zaidun halaman
72 mengatakan: “Apabila kita katakan bahwa Islam belum pernah diuji dengan
orang yang lebih berbahaya dari Ibn Taimiyah dalam memecah belah umat Islam,
yaitu mudah dan memberi toleransi kepada Yahudi yang mengatakan tentang
kitab-kitab mereka bahwasanya lafadznya tidak ada penyelewengan.”
Ibn Baz dan Yahudi
Pemimpin Wahabi pada masa sekarang Ibn
Baz telah membolehkan perdamaian yang permanen dengan Yahudi tanpa batas dan
tanpa syarat, dan ia berpendapat bahwa hal ini sesuai dengan al-Qur’an dan
sunnah. Fatwa itu segera menyebar di media cetak dan elektronik setelah secara
resmi disampaikan Ibn Baz dari kantornya.
Diantara yang menyebutkan teks
perkataannya adalah koran Nida’ al-Wathan di Lebanon edisi 644, koran ad-Diyar
Lebanon edisi 2276 Kamis tanggal 22/12/1994 dan koran bernama al-Muslimun.
Dengan fatwa Ibn Baz ini, saudaranya Menteri luar negeri Yahudi Shimon Perez
benar-benar gembira ketika itu dan meminta kepada Arab dan umat Islam untuk
sama-sama mendukungnya. Penyataan Shimon Perez ini dilansir oleh koran as-Safir
Lebanon tanggal 23/12 19994 dan Koran elektronik Australia edisi 2754.
Diantara yang menunjukkan kesesatan
aqidah pemimpin mereka dan kesamaannya dengan aqidah tajsim yang
diyakini oleh kaum Yahudi adalah bahwa ia sepakat dengan perkataan Abdurrahman
ibn Hasan cucu Muhammad ibn Abdul Wahhab yang mengatakan dalam kitabnya Fath
al-Majid halaman 461: “Renungkanlah apa yang ada dalam beberapa hadits
yang shahih ini yang berisi tentang pengagungan Nabi kepada Tuhannya dengan
menyebutkan sifat-sifat kesempurnaannya sesuai dengan sifat yang layak dengan
keagungan dan kemuliaanNya dan pembenarannya terhadap Yahudi dalam apa yang
mereka kabarkan tentang sifat-sifat Allah yang menunjukkan keagunganNya, dan renungkanlah
juga isi hadits itu tentang adanya Allah di atas ArsyNya.”
Sebagaimana kebiasaan kaum Yahudi
berbohong kepada Allah dan para nabinya demikian juga pemimpin golongan Wahabi
membuat-buat kebohongan kepada Allah dan Rasulullah. Dan ini tidak aneh lagi,
untuk pembenaran kebohongannya mereka menisbatkan kebohongan kepada Rasulullah
dan seakan-akan Rasul membenarkan kekufuran Yahudi. Jelas, ini adalah
pengkafiran terhadap Nabi yang ma’shum dan penyesatan terhadap makhluk
yang paling mulia. Semoga kita mendapat perlindungan dari Allah dari kesesatan
mereka.
Muhammad Nashiruddin al-Albani dan Yahudi
Diantara pernyataan salah seorang
panutan Wahabiyah di Yordaniyah yang bernama Muhammad Nashiruddin al-Albani
yang menyenangkan dan menggembirakan kaum Yahudi adalah sebagai berikut:
1. Dia menyerukan warga Palestina untuk keluar dan hijrah dari
Palestina.
2. Para syuhada intifadhah telah melakukan bunuh diri
bukan mati syahid.
3. Mereka yang melakukan intifadhah (perlawanan) telah
merugi dan menganggap bahwa ini adalah sunnah.
Lihatlah koran al-Liwa’ Yordania
tanggal 7/71993 halaman 16 dan kitab Fatawa al-Albani yang diedit oleh
Ukasyah Abdul Mannan cetakan Maktabah at-Turats halaman 18. Juga dalam
kaset rekaman dengan suara al-Albani di rumahnya tanggal 22/4/1993. Berikut
naskah pernyataan al-Albani yang dimuat salah satu koran edisi tanggal
1/9/1993, bertemakan “Kenapa al-Albani mengatakan: “Setiap orang yang tetap
tinggal di Palestina adalah kafir?”
Sesungguhnya permasalahan fatwa orang
yang bernama Nashiriddin al-Albani yang menyebutkan: “Sesungguhnya wajib
bagi rakyat Palestina meninggalkan negaranya dan mengungsi ke negara lain, dan
setiap yang masih tetap berada di Palestina maka dia kafir.”
Fatwa ini benar-benar aneh dan
mengherankan serta banyak mengundang polemik, bukan hanya di Yordania tempat
tinggal Wahabi ini, akan tetapi meluas sampai ke penjuru dunia Arab lainnya.
Herannya, fatwa “edan” ini ada juga yang mendukungnya. Akan tetapi banyak yang
membantahnya diantaranya; Dr. Shalah al-Khalidi, ia mengatakan: “Sesungguhnya
Syekh al-Albani dalam fatwanya telah menyalahi sunnah, dia telah pikun.”
Dr. al Khalidi meminta kepada para pengikut al-Albani dan para muridnya untuk
tidak lagi mengikuti ajarannya tanpa pertimbangan.
Dr. Ali al-Faqir anggota parlemen
Yordania memberikan catatan kaki dengan mengatakan: “Fatwa ini keluar dari
syetan.” Dr. Ali al-Faqir merasa aneh bahwa al-Albani meminta rakyat
Palestina meninggalkan negaranya dengan alasan bahwa Yahudi telah menjajahnya.
Bantahan juga datang dari fakultas
syari’ah Universitas Yordaniyah, dengan menyebutkan beberapa poin ketimpangan
dari fatwa Albani. Jelas, Palestina adalah negara Islam yang seharusnya kita
perjuangkan agar rakyatnya kembali mendapatkan haknya, bukan malah diserahkan
ke penjajah.
Dr. Ali al-Faqir mengatakan: “Sesungguhnya
perkataan Syekh ini adalah perkataan Yahudi. Bahkan masalah ini menjadi
perdebatan politik, mungkin saja yang bersangkutan dalam proses penyidikan.”
Hammud ibn Abdullah at-Tuwaijiri dan Yahudi
Hammud at-Tuwaijiri memberi pujian dan
dukungan terhadap aqidah “saudara-saudaranya” Yahudi, yang juga aqidahnya dalam
kitabnya yang ia beri judul Aqidah Ahl al-Iman fi Khalqi Adam ‘ala
Shurat ar-Rahman. Kitab tersebut diberi rekomendasi oleh Ibn Baz, mufti
mereka, cetakan Dar al-Liwa’ Riyadh cetakan kedua, pada halaman 76
Hammud mengatakan: “Dan makna semacam ini menurut ahli kitab termasuk
kitab-kitab mereka yang ma’tsurah dari para nabi seperti Taurat, sesungguhnya
dalam Safar al-Awwal mengatakan: “Kami akan menciptakan manusia sesuai dengan
gambar/bentuk Kami menyerupaiNya.”
Pada halaman 77 ia mengatakan: “Juga
sudah maklum bahwa naskah Taurat sekarang dan yang semacamnya telah ada pada
masa Nabi Saw. Apabila di dalamnya terdapat kebohongan seperti mensifati Allah
dengan sesuatu yang mustahil bagiNya seperti adanya sekutu dan anak, maka
pastilah pengingkaran terhadap hal itu ada dalam perkataan Nabi atau sahabat
atau tabi’in sebagaimana mereka mengingkari perkara yang lebih ringan dari itu.
Allah mencela mereka dengan sesuatu yang lebih ringan dari itu, apabila ini
adalah aib tentu celaan Allah terhadap mereka dalam masalah ini jauh lebih
besar dan lebih berat.”
Gamblang sudah, persamaan aqidah
Wahabiyah dengan aqidah Yahudi. Pernyataan-pernyataan mereka dan
tulisan-tulisannya juga sama. Lebih celakanya, Ibn Taimiyah dan para
pengikutnya Wahabiyah, mengatakan bahwa Rasul Saw. tidak membantah kedustaan
mereka kepada Allah, tidak mengingkari kekufuran dan kesyirikan mereka tentang
penisbatan bentuk dan gambar kepada Allah. Berarti, mereka telah mengkafirkan
Rasul Saw. dan menisbatkan kepadanya kesesatan untuk mengelabuhi kaum awam.
Sungguh besar kebohongan mereka kepada Allah dan Rasulnya. Allah dan RasulNya
serta orang-orang beriman terbebas dari mereka dan dari agama mereka yang
kufur.
0 komentar:
Posting Komentar