Wahabiyah Mengatakan Allah Berubah dan Baru, Juga
Sifat-sifatNya. Mereka Mengatakan Allah Bergerak, Diam, Naik, dan Turun Secara
Fisik. Bicara dan Diam Seperti Makhluk
Dalam naskah Taurat palsu yang mereka
namakan dengan Safar at-Takwin al-Ishhah 11 nomor 5 kaum Yahudi
mengatakan: “Kemudian Tuhan turun untuk melihat kota dan tugu yang keduanya
dibangun oleh anak Adam.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut
dengan Safar at-Takwin al-Ishhah 46 nomor 3-4 kaum Yahudi mengatakan: “Kemudian
dia berkata: “Aku adalah Allah Tuhan Bapakmu.... Aku turun bersamamu ke Mesir.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut
dengan Safar Khuruj al-Ishhah 19 nomor 11 kaum Yahudi mengatakan: “Karena
pada hari ke tiga Tuhan turun di depan mata seluruh bangsa di atas gunung
Saina’.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut
dengan Safar Khuruj al-Ishhah 19 nomor 21 kaum Yahudi mengatakan: “Dan
Tuhan turun di atas gunung Saina’ menuju puncak gunung.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut
dengan Safar Khuruj al-Ishhah 20 nomor 10 kaum Yahudi mengatakan: “Dan
Tuhan beristirahat pada hari ke tujuh.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut
dengan Safar Zakaria al-Ishhah 8 nomor 20-23 kaum Yahudi mengatakan
tentang Allah: “Aku juga pergi.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut
dengan Safar Khuruj al-Ishhah 19 nomor 9 kaum Yahudi mengatakan: “Dan
Tuhan berkata kepada Musa: “Inilah Aku datang kepadamu dalam kegelapan
mendung.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut
dengan Safar Khuruj al-Ishhah 13 nomor 21 kaum Yahudi mengatakan:
“Dan Tuhan berjalan di depan mereka pada siang hari.”
Di sini ada persamaan keyakinan Yahudi
dengan keyakinan Wahabiyah, berikut ini penjelasannya yang tidak dapat
diragukan lagi:
Dalam kitab Jahalat Khathirah fi
Qadhaya I’tiqadiyyah Katsirah, diterbitkan oleh Dar ash-Shahabah halaman
18 pengarangnya yaitu Ashim ibn Abdullah al-Qaryuti dalam tafsir al-Istiwa
‘ala al-‘Arsy mengatakan: “Naik atau tinggi; naik atau bersemayam dan
tidak boleh berpindah ke tempat lain.”
Dalam kitab Rad ad-Darimi halaman
117 ad-Darimi mengatakan: “Para sahabat nabi mengatakan: “Dan al-Qur’an
adalah kalam Allah, dariNya keluar dan kepadaNya kembali.” Wahabiyah telah
dirasuki cinta kekufuran di dalam hati mereka.
Dalam kitab al-Asma wa ash-Shifat karya
Ibn Taimiyah halaman 91 mengatakan: “Disebutkan dalam sunnah dan ijma’ bahwa
Allah disifati dengan diam akan tetapi diamnya terkadang dari berbicara dan
terkadang dari menunjukkan perkataan dan mengumumkannya.” Sungguh ia telah
berbohong atas nama umat Muhammad.
Muhammad Zainu as-Suri al-Halabi yang
rela menjual aqidah dan dirinya dengan harta Wahabiyah mengatakan dalam
kitabnya yang berjudul Majmu’ah Rasail at-Taujihat al-Islamiyah li Ishlah
al-Fardi wa al-Mujtama’ cetakan Dar ash-Shami’iy Riyad halaman 21:
“Sesungguhnya Allah di atas Arsy dengan DzatNya terpisah dari makhlukNya.”
Dan dalam kitab Ma’arij al-Qabul karya
Hafidz Hukmi pada halaman 235 juz 1 pengarangnya mengatakan: “Sesungguhnya
Allah turun ke langit dunia dan Dia memiliki Kursi pada setiap langit, apabila
Dia turun ke langit dunia maka dia duduk di atas KursiNya kemudian mengulurkan
kedua lenganNya, kemudian ketika Shubuh Dia naik dan duduk di atas KursiNya.”
Kemudian dia mengatakan: “Tuhan kita naik ke langit menuju KursiNya”.
Sungguh mereka telah berbohong kepada Allah dan para nabinya.
Pada halaman 236 ia mengatakan: “Nabi
bersabda: “Sesungguhnya Allah membuka pintu langit kemudian turun ke langit
dunia kemudian membentangkan tanganNya.” Sekali lagi ini adalah
kebohongan kepada Allah dan para nabinya.
Pada halaman 238 Hafidz Hukmi
mengatakan: “Rasulullah bersabda: “Apabila datang malam Nishfu Sya’ban Allah
ta’ala turun ke langit dunia.” Beraninya menisbatkan kekufuran ini kepada
Nabi.
Pada halaman 243 ia mengatakan:
“Rasulullah bersabda: “Tuhan turun dari langit ke tujuh menuju tempat
berdiriNya.”
Pada halaman 250-251 penulisnya
mengatakan: “Rasululah bersabda: “Dan Allah turun dinaungi awan dari Arsy ke
Kursi.”
Pada halaman 257 penulisnya mengatakan:
“Apabila datang hari Jum’at Tuhan kita turun di atas KursiNya di atas lembah
itu.”
Dalam kitab Rad ad-Darimi halaman
73 penulisnya mengatakan: “Rasululah bersabda: “Tuhan turun dari ArsyNya ke
KursiNya.” Semoga Allah melindungi kita dari kekufuran ini.
Dalam kitab Syarh Qashidah
an-Nuniyah karya Muhammad Khalil Haras halaman 774 penulisnya
mengatakan: “Kemudian mereka mengangkat kepalanya, ternyata al-Jabbar
(Allah) menyaksikan mereka dari atas.” Kekufuran apa lagi ini?
Dalam kitab yang dinamakan dengan as-Sunnah
dicetak dan disebarluaskan oleh Riasat al-Buhuts wa al-Ifta’ wa
ad-Da’wah al-Wahabiyah halaman 76, penulisnya mengatakan: “Sesungguhnya
Allah juga tidak lalai bergerak dan berbicara.” Sungguh keji kekufuran mereka.
Dalam kitab Rad ad-Darimi ‘Ala Bisyr
al-Marisiy halaman 54, penulisnya mengatakan: “Makna “La yazuul” Dia
tidak punah dan tidak akan hancur bukan berarti Dia tidak bergerak dan tidak
berpindah dari satu tempat ke tempat lain.”
Dia juga mengatakan pada halaman 54: “Sesungguhnya
perbedaan antara orang hidup dan mati adalah bergerak dan sesuatu yang tidak
bergerak maka dia mati tidak disifati dengan hidup sebagaimana Allah
menyebutkan bahwa berhala-berhala itu mati.”
Pada halaman 55 ia mengatakan:
“Allah maha hidup al-Qayyum, al-Basith yang bergerak jika Ia berkehendak”.
Dan ad-Darimi juga mengatakan pada
halaman 55: “Sesungguhnya Allah jika turun atau bergerak.”
Dalam kitab Majmu’ al-Fatawa karya
Ibn Taimiyah pada juz 6 halaman 160 dia mengatakan tentang Allah: “Kesempurnaan
adalah apabila Dia berbicara jika Dia berkehendak dan diam apabila Ia
berkehendak.”
Dalam kitab Rad ad-Darimiy halaman
75 ia mengatakan: “Jika engkau telah membaca al-Qur’an dan berfikir tentang
Allah, artinya engkau benar-benar tahu dengan yakin bahwasanya Dia dapat diketahui
dengan indra yang jelas di dunia dan akhirat, Musa telah menangkap suaraNya di
dunia dan kalam merupakan indra yang paling agung.”
Dan dia mengatakan pada halaman 75: “Pasti
Dia dapat diketahui dengan semua indra atau sebagiannya.”
Pada halaman 76 ad-Darimi mengatakan: “Jika
Allah tidak dapat diketahui dengan satu indrapun di dunia dan di akhirat, maka
kalian menjadikan Allah bukan sesuatupun (Allah tidak ada).”
Pada halaman 121 penulisnya mengatakan:
“Tidak bisa diterima secara mutlak bahwa semua obyek adalah makhluk karena
kita telah sepakat bahwa bergerak, turun, jalan, lari, marah, cinta dan benci
adalah perbuatan pada Dzat untuk Dzat dan semuanya qadim.”
Pada halaman 200 ia mengatakan: “Karena
Allah mencintai, membenci, ridha dan marah dari satu keadaan ke keadaan yang
lainnya pada diriNya.”
Kutipan-kutipan ini sangat jelas dalam
memberikan informasi kepada kita bahwa borok kekufuran yang ada pada
kaum Yahudi telah berpindah pada golongan Wahabiyah. Tinggal mereka
berterus terang bahwa sesembahan mereka sama bentuknya dengan manusia setelah
mereka menyebutkan sifat Tuhannya dengan jisim, bentuk, sifat
makhluk, bergerak, diam, berbicara dengan huruf dan suara, diam,
mempunyai dua tangan, mulut, kaki dan tidak ada yang tersisa dari
sifat-sifat manusia kecuali jenggot dan kemaluan.
0 komentar:
Posting Komentar