Home » » Wahabiyah Mengatakan Allah Berubah dan Baru, Juga Sifat-sifatNya. Mereka Mengatakan Allah Bergerak, Diam, Naik, dan Turun Secara Fisik. Bicara dan Diam Seperti Makhluk

Wahabiyah Mengatakan Allah Berubah dan Baru, Juga Sifat-sifatNya. Mereka Mengatakan Allah Bergerak, Diam, Naik, dan Turun Secara Fisik. Bicara dan Diam Seperti Makhluk

Written By MuslimMN on Minggu, 02 September 2012 | 03.41


Wahabiyah Mengatakan Allah Berubah dan Baru, Juga Sifat-sifatNya. Mereka Mengatakan Allah Bergerak, Diam, Naik, dan Turun Secara Fisik. Bicara dan Diam Seperti Makhluk


Dalam naskah Taurat palsu yang mereka namakan dengan Safar at-Takwin al-Ishhah 11 nomor 5 kaum Yahudi mengatakan: “Kemudian Tuhan turun untuk melihat kota dan tugu yang keduanya dibangun oleh anak Adam.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar at-Takwin al-Ishhah 46 nomor 3-4 kaum Yahudi mengatakan: “Kemudian dia berkata: “Aku adalah Allah Tuhan Bapakmu.... Aku turun bersamamu ke Mesir.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Khuruj al-Ishhah 19 nomor 11 kaum Yahudi mengatakan: “Karena pada hari ke tiga Tuhan turun di depan mata seluruh bangsa di atas gunung Saina’.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Khuruj al-Ishhah 19 nomor 21 kaum Yahudi mengatakan: “Dan Tuhan turun di atas gunung Saina’ menuju puncak gunung.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Khuruj al-Ishhah 20 nomor 10 kaum Yahudi mengatakan: “Dan Tuhan beristirahat pada hari ke tujuh.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Zakaria al-Ishhah 8 nomor 20-23 kaum Yahudi mengatakan tentang Allah: “Aku juga pergi.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Khuruj al-Ishhah 19 nomor 9 kaum Yahudi mengatakan: “Dan Tuhan berkata kepada Musa: “Inilah Aku datang kepadamu dalam kegelapan mendung.”
Dan dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Khuruj al-Ishhah 13 nomor 21 kaum Yahudi mengatakan: “Dan Tuhan berjalan di depan mereka pada siang hari.”
Di sini ada persamaan keyakinan Yahudi dengan keyakinan Wahabiyah, berikut ini penjelasannya yang tidak dapat diragukan lagi:
Dalam kitab Jahalat Khathirah fi Qadhaya I’tiqadiyyah Katsirah, diterbitkan oleh Dar ash-Shahabah halaman 18 pengarangnya yaitu Ashim ibn Abdullah al-Qaryuti dalam tafsir al-Istiwa ‘ala al-‘Arsy mengatakan: “Naik atau tinggi; naik atau bersemayam dan tidak boleh berpindah ke tempat lain.”
Dalam kitab Rad ad-Darimi halaman 117 ad-Darimi mengatakan: “Para sahabat nabi mengatakan: “Dan al-Qur’an adalah kalam Allah, dariNya keluar dan kepadaNya kembali.” Wahabiyah telah dirasuki cinta kekufuran di dalam hati mereka.
Dalam kitab al-Asma wa ash-Shifat karya Ibn Taimiyah halaman 91 mengatakan: “Disebutkan dalam sunnah dan ijma’ bahwa Allah disifati dengan diam akan tetapi diamnya terkadang dari berbicara dan terkadang dari menunjukkan perkataan dan mengumumkannya.” Sungguh ia telah berbohong atas nama umat Muhammad.
Muhammad Zainu as-Suri al-Halabi yang rela menjual aqidah dan dirinya dengan harta Wahabiyah mengatakan dalam kitabnya yang berjudul Majmu’ah Rasail at-Taujihat al-Islamiyah li Ishlah al-Fardi wa al-Mujtama’ cetakan Dar ash-Shami’iy Riyad halaman 21: “Sesungguhnya Allah di atas Arsy dengan DzatNya terpisah dari makhlukNya.”
Dan dalam kitab Ma’arij al-Qabul karya Hafidz Hukmi pada halaman 235 juz 1 pengarangnya mengatakan: “Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia dan Dia memiliki Kursi pada setiap langit, apabila Dia turun ke langit dunia maka dia duduk di atas KursiNya kemudian mengulurkan kedua lenganNya, kemudian ketika Shubuh Dia naik dan duduk di atas KursiNya.” Kemudian dia mengatakan: “Tuhan kita naik ke langit menuju KursiNya”. Sungguh mereka telah berbohong kepada Allah dan para nabinya.
Pada halaman 236 ia mengatakan: “Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah membuka pintu langit kemudian turun ke langit dunia kemudian membentangkan tanganNya.” Sekali lagi ini adalah kebohongan kepada Allah dan para nabinya.
Pada halaman 238 Hafidz Hukmi mengatakan: “Rasulullah bersabda: “Apabila datang malam Nishfu Sya’ban Allah ta’ala turun ke langit dunia.” Beraninya menisbatkan kekufuran ini kepada Nabi.
Pada halaman 243 ia mengatakan: “Rasulullah bersabda: “Tuhan turun dari langit ke tujuh menuju tempat berdiriNya.”
Pada halaman 250-251 penulisnya mengatakan: “Rasululah bersabda: “Dan Allah turun dinaungi awan dari Arsy ke Kursi.”
Pada halaman 257 penulisnya mengatakan: “Apabila datang hari Jum’at Tuhan kita turun di atas KursiNya di atas lembah itu.”
Dalam kitab Rad ad-Darimi halaman 73 penulisnya mengatakan: “Rasululah bersabda: “Tuhan turun dari ArsyNya ke KursiNya.” Semoga Allah melindungi kita dari kekufuran ini.
Dalam kitab Syarh Qashidah an-Nuniyah karya Muhammad Khalil Haras halaman 774 penulisnya mengatakan: “Kemudian mereka mengangkat kepalanya, ternyata al-Jabbar (Allah) menyaksikan mereka dari atas.” Kekufuran apa lagi ini?
Dalam kitab yang dinamakan dengan as-Sunnah dicetak dan disebarluaskan oleh Riasat al-Buhuts wa al-Ifta’ wa ad-Da’wah al-Wahabiyah halaman 76, penulisnya mengatakan: “Sesungguhnya Allah juga tidak lalai bergerak dan berbicara.” Sungguh keji kekufuran mereka.
Dalam kitab Rad ad-Darimi ‘Ala Bisyr al-Marisiy halaman 54, penulisnya mengatakan: “Makna “La yazuul” Dia tidak punah dan tidak akan hancur bukan berarti Dia tidak bergerak dan tidak berpindah dari satu tempat ke tempat lain.”
Dia juga mengatakan pada halaman 54: “Sesungguhnya perbedaan antara orang hidup dan mati adalah bergerak dan sesuatu yang tidak bergerak maka dia mati tidak disifati dengan hidup sebagaimana Allah menyebutkan bahwa berhala-berhala itu mati.”
Pada halaman 55 ia mengatakan: “Allah maha hidup al-Qayyum, al-Basith yang bergerak jika Ia berkehendak”.
Dan ad-Darimi juga mengatakan pada halaman 55: “Sesungguhnya Allah jika turun atau bergerak.”
Dalam kitab Majmu’ al-Fatawa karya Ibn Taimiyah pada juz 6 halaman 160 dia mengatakan tentang Allah: “Kesempurnaan adalah apabila Dia berbicara jika Dia berkehendak dan diam apabila Ia berkehendak.”
Dalam kitab Rad ad-Darimiy halaman 75 ia mengatakan: “Jika engkau telah membaca al-Qur’an dan berfikir tentang Allah, artinya engkau benar-benar tahu dengan yakin bahwasanya Dia dapat diketahui dengan indra yang jelas di dunia dan akhirat, Musa telah menangkap suaraNya di dunia dan kalam merupakan indra yang paling agung.”
Dan dia mengatakan pada halaman 75: “Pasti Dia dapat diketahui dengan semua indra atau sebagiannya.”
Pada halaman 76 ad-Darimi mengatakan: “Jika Allah tidak dapat diketahui dengan satu indrapun di dunia dan di akhirat, maka kalian menjadikan Allah bukan sesuatupun (Allah tidak ada).”
Pada halaman 121 penulisnya mengatakan: “Tidak bisa diterima secara mutlak bahwa semua obyek adalah makhluk karena kita telah sepakat bahwa bergerak, turun, jalan, lari, marah, cinta dan benci adalah perbuatan pada Dzat untuk Dzat dan semuanya qadim.”
Pada halaman 200 ia mengatakan: “Karena Allah mencintai, membenci, ridha dan marah dari satu keadaan ke keadaan yang lainnya pada diriNya.”
Kutipan-kutipan ini sangat jelas dalam memberikan informasi kepada kita bahwa borok kekufuran yang ada pada kaum Yahudi telah berpindah pada golongan Wahabiyah. Tinggal mereka berterus terang bahwa sesembahan mereka sama bentuknya dengan manusia setelah mereka menyebutkan sifat Tuhannya dengan jisim, bentuk, sifat makhluk, bergerak, diam, berbicara dengan huruf dan suara, diam, mempunyai dua tangan, mulut, kaki dan tidak ada yang tersisa dari sifat-sifat manusia kecuali jenggot dan kemaluan.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template