Home » » Wahabiyah Mengatakan Allah Bersuara

Wahabiyah Mengatakan Allah Bersuara

Written By MuslimMN on Minggu, 02 September 2012 | 03.37


Wahabiyah Mengatakan Allah Bersuara


Agama Yahudi adalah agama tajsim (meyakini bahwa Allah adalah jisim/benda) dan mereka juga meyakini tasybih (menyerupakan Allah dengan makhlukNya). Jejak mereka ini diikuti oleh para pengikut Ibn Taimiyah yaitu Wahabiyah yang juga meyakini Allah bersuara persis layaknya kaum Yahudi.
Dalam naskah Taurat palsu yang mereka sebut dengan Safar Tasyniyah al-Ishhah 5 nomor 26 kaum Yahudi mengatakan: “Dari seluruh manusia yang mendengar suara Allah.”
Dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar at-Tastniyah al-Ishhah 5 nomor 24 kaum Yahudi mengatakan: “Apabila kita kembali maka kita akan mendengar suara Tuhan kita.”
Dalam kitab yang mereka sebut Safar at-Tastniyah al-Ishhah 4 nomor 12 kaum Yahudi mengatakan: “Kemudian Tuhan berkata kepada kalian dari tengah-tengah neraka dan kalian mendengar suaraNya akan tetapi kalian tidak melihat bentuk hanya suara.”
Dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar at-Takwin al-Ishhah 3 nomor 8-10 kaum Yahudi mengatakan: “Dan mereka berdua mendengar suara Tuhan sambil berjalan di surge kemudian ia berkata aku mendengar suaramu di surga.”
Dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Khuruj al-Ishhah 19 nomor 19 kaum Yahudi mengatakan: “Musa berbicara dan Allah menjawabnya dengan suara.”
Dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Ayyub al-Ishhah 37 nomor 2-6 kaum Yahudi berkata: “Suara Allah menggelegar karena heran.”
Dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Khuruj al-Ishhah 19 nomor 3-6 kaum Yahudi berkata: “Kemudian Tuhan memanggil dia dari gunung... maka sekarang apabila kalian mendengar suaraku dan kalian menepati janjiku.”
Dalam kitab yang mereka sebut dengan Safar Tatsniyah al-Ishhah 4 nomor 35-36 kaum Yahudi berkata: “Ketahui bahwasanya Pencipta itu adalah Tuhan tidak ada selainNya di langit yang memperdengarkan suaranya kepadamu.”
Setelah kita paparkan perkataan Yahudi berikut ini, pernyataan Wahabiyah yang juga menisbatkan suara pada Allah:
Dalam kitab Majmu’ al-Fatawa jilid 5 halaman 556 Ibn Taimiyah mengatakan: “Mayoritas umat Islam mengatakan bahwa al-Qur’an yang berbahasa Arab adalah kalam Allah, dan Allah telah berbicara dengannya menggunakan huruf dan suara.” Dia telah kufur dan berbohong serta menisbatkan kebohongannya pada umat Islam.
Dalam kitab Syarh Hadits an-Nuzul cetakan Dar al-Ashimah Riyadh yang diberi catatan kaki oleh Muhammad al-Khumais halaman 220 Ibn Taimiyah mengatakan dengan berbohong atas nama nabi Musa: “Sesungguhnya ketika Musa dipanggil dari pohon “innii ana rabbuka fakhla’ na’laika”, segera Musa menjawab dan meresponnya, hal itu dikarenakan Musa merasakan ketenangan ketika mendengarnya kemudian ia berkata: “Sesungguhnya aku mendengar suaraMu dan aku merasakan keberadaanMu.”
Dalam Hasyiah kitab yang berjudul Kitab at-Tauhid karya Ibn Khuzaimah cetakan Dar ad-Da’wah as-Salafiyah halaman 137 Muhammad Khalil Haras yang memberikan catatan kaki pada kitab ini mengatakan bahwa makna ayat “min waraa-i hijaab” bahwa Allah berbicara tanpa perantara akan tetapi di belakang hijab maka Musa mendengar perkataannya dan tidak melihat sosoknya.
Pada halaman 138 Muhammad Khalil Haras mengatakan: “Sesungguhnya kalamNya adalah huruf-huruf dan suara-suara yang bisa didengar oleh makhluk yang dikehendaki Allah.”
Pada halaman 146 dia juga mengatakan: “Mereka mendengar suara Allah azza wajalla yaitu wahyu dengan berat, berbunyi dan bagaikan suara rantai akan tetapi mereka tidak dapat membedakannya, apabila mereka mendengarNya maka mereka pingsan karena keagungan suaraNya dan kedahsyatanNya.”
Dalam kitab al-Asma wa ash-Shifat karya Ibn Taimiyah juz 1 yang dikaji dan diberi catatan kaki oleh Mushthafa Abdul Qadir Atha cetakan Dar al-Kutub al-Ilmiyah Beirut 1988, Ibn Taimiyah mengatakan ketika membantah Jahmiyah pada halaman 73, dan hadits Zuhri mengatakan: “Ketika Musa kembali kepada kaumnya yang terbiasa berbohong kepada Allah, mereka anggap remeh kebohongan pada para nabi dan ulama, mereka mengatakan kepadanya (Musa): “Terangkan kepada kami kalam Tuhanmu.” Kemudian Musa berkata: “Kalian pernah mendengar suara petir yang terindah yang pernah kalian dengar? Seakan-akan seperti itu.”
Dalam kitab Syarh Nuniyah Ibn al-Qayyim karya Muhammad Khalil Haras halaman 545 pengarangnya mengatakan: ”Akan tetapi (al-Qur’an) adalah perkataan Allah yang Ia katakana dengan huruf-huruf dan lafadz-lafadznya dengan suaraNya sendiri.”
Pada halaman 778 dalam kitab yang sama ia mengatakan: ”Bahkan diriwayatkan bahwa Allah subhanahu wata’ala membaca al-Qur’an bagi penduduk surga dengan suaraNya sendiri, Allah memperdengarkan perkataanNya yang merdu kepada mereka.”
Dalam kitab yang berjudul Fatawa al-‘Aqidah karya Muhammad Ibn Shalih al-Utsaimin dicetak oleh penerbit yang berkedok Maktabah as-Sunnah cetakan pertama 1992 di Mesir ia mengatakan pada halaman 72: ”Dalam hal ini terdapat dalil akan adanya kalam Allah dan kalamNya dengan huruf dan suara. Karena yang dimaksud dengan perkataan pasti berupa suara, jadi jika yang dimaksud kalamNya maka mesti dengan suara.”
Dalam kitab Ma’arij al-Qabul, karya Hafidz Hukmi juz 2 cetakan Dar al-Kutub al-Ilmiyah Beirut halaman 191 ia mengatakan: ”Kemudian Allah meletakkan KursiNya sekehendakNya pada bumiNya kemudian berbicara dengan suaranya.” Hal ini mereka nisbatkan kepada Nabi Saw. Semoga Allah melindungi kita.
Setelah penyebutan kekufuran Yahudi dan Wahabiyah, jelas bagi para pembaca bahwa pemikiran golongan Wahabiyah jama’ah Nejd dan yang seaqidah dengan mereka adalah sama dengan pemikiran Yahudi. Apa yang kaum Yahudi tidak mampu melakukannya dalam menyebarkan aqidah kufurnya diwakili oleh Wahabiyah dalam menyebarkannya sebagai dukungan terhadap Zionis dengan kedok Islam.
Meskipun mereka berusaha untuk menutup-nutupi kesesatan pemimpin mereka Ibn Taimiyah yang sudah jelas tersebut, namun kitab-kitab mereka bukti nyata karya tangan-tangan mereka yang penuh dosa mulai dari pernyataan ad-Darimi sampai Ibn Taimiyah, Ibn al-Qayyim sampai Muhammad ibn Abdul Wahhab, cucunya Abdurrahman sampai pada al-Utsaimin kemudian Muhammad Haras, Hafidz Hukmi, Abu Bakar al-Jazairi, Abdurrahman Dimasyqiyah, Abdullah as-Sabt, Abdul Hadi ibn Hasan Wahbi dan selain mereka dari kelompok Musyabbihah, Mujassimah yang ikut menyebarkan dan membantu aqidah mereka yang nyata-nyata sama dengan aqidah Yahudi serta merekalah yang membelanya sebagaimana yang pembaca lihat.

Faidah penting
Ketahuilah bahwa al-Hafidz al-Baihaqi mengatakan: “Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang suara.” Al-Hafidz al-Maqdisi menulis bab tentang ketidakshahihannya hadits suara, beliau kupas hadits demi hadits dan beliau jelaskan segi kedhaifannya.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template