RADIKALISME SEKTE WAHABIYAH 2
Siapakah Muhammad ibn Abdul Wahhab dan Ibn Taimiyah?
Muhammad ibn Abdul Wahhab adalah
saudara kandung syekh Sulaiman ibn Abdul Wahhab. Beliau, syekh Sulaiman ini
telah menyusun sebuah kitab yang berisi bantahan terhadap Muhammad ibn Abdul
Wahhab yang berjudul Fashl al-Khithab fi Radd ‘ala Muhammad ibn Abdul
Wahhab. Demikian juga syekh Ahmad Zaini Dahlan dalam kitab Fitnatu
al-Wahabiyah, Syekh Ibnu Abidin al-Hanafi dalam Hasyiyah Raddu
al-Mukhtar, Syekh Muhammad ibn Sulaiman al-Kurdi sebagaimana dikutip oleh
pengarang kitab al-Futuhat Islamiyah, Syekh Ibn Humaid an-Najdi
mufti madzhab Hanbali di Makkah al-Mukarramah dalam kitabnya ash-Shuhub
al-Wabilah ‘’ala Dharaih al-Hanabilah dan Syekh Ridwan al-‘Adl Bibars
asy-Syafi’i dalam kitabnya Raudhat al-Muhtajin li Ma’rifati Qawa’id ad-Din,
Syekh Taufik Suqiyah ad-Dimasqi dalam kitabnya Tabyin al-Haq wa ash-Shawab
bi ar-Radd ‘’ala Atba’i Muhammad ibn Abdul Wahhab dan Syekh
Mushthafa asy-Syatthi dalam kitabnya an-Nuqul as-Syar’iyah fi ar-Raddi ‘ala
al-Wahabiyah dan Syekh Abdul Qadir ibn Muhammad ibn Salim al-Kailani dalam
kitabnya an-Nafhah az-Zakiyah fi ar-Raddi ‘ala Syubahi al-Wahabiyah.
Ulama pada masa sekarang yang juga membantahnya adalah al-Muhaddits Syekh
Abdullah al-Harari dalam kitab al-Maqalat as-Sunniyah fi Kasyfi
Dhalalat Ahmad Ibn Taimiyah dan selain mereka dari para ulama Ahlussunnah.
Sedangkan tentang Ibn Taimiyah cukup
bagi kita untuk menilainya dengan apa yang dikatakan oleh Imam Taqiyuddin
as-Subki dalam kitab ar-Rasail as-Subkiyyah fi ar-Raddi ’ala Ibn Taimiyah dan
muridnya Ibn Qayyim al-Jauziyah: “Dan dia (Ibnu Taimiyah) dipenjara dengan
kesepakatan para ulama dan para penguasa”, kemudian ia mengatakan:
“Sesungguhnya dia menyalahi ijma’ lebih dari 60 masalah dalam masalah ushul dan
furu’, diantaranya adalah pengharamannya terhadap ziarah kubur Nabi yang agung
Saw, menisbatkan arah, batasan, tempat dan duduk kepada Allah ta’ala.” Semoga
Allah melindungi kita dari kekufuran dan kesesatan.
As-Subki, nama lengkapnya adalah Ali
ibn Badul Kafi ibn Lai ibn Tamam ibn Yusuf ibn ibn Musa ibn Tamam ibn Hamid ibn
Yahya ibn Umar ibn Utsman ibn Ali ibn Siwar ibn Salim as-Subki Taqiyuddin Abul
Hasan asy-Syafi’i. Dilahirkan pada bulan Shafar tahun 683 H. Diantara gurunya
adalah Ibn ar-Rif’ah, al-Baji, Abu Hayyan, al-‘Iraqi, ad-Dumyathi dan lainnya.
Di Mesir, beliau Mengajar di al-Manshuriyah dan Jami’ al-Hakim dan lainnya.
Ketika al-Qadhi Jalaluddin al-Qazwini wafat, beliu dipilih untuk
menggantikannya. Beiau wafat pada tahun 756 H.
Apabila kita melihat sepintas pada
perkataan-perkataan Wahabiyah dan kesesatan-kesesatannya maka kita akan
mendapatkan kesimpulan bahwa mereka telah membikin agama baru, akan tetapi
mereka berkedok di balik nama Islam. Diantara pendapat mereka yang menyalahi
ajaran Islam, antara lain:
1. Mengingkari kenabian Adam, Syits dan Idris
2. Mengkafirkan Hawa
3. Mengatakan alam azali
4. Mengatakan neraka fana’
5. Menyerupakan Allah dengan makhlukNya
6. Mengatakan Allah jisim
7. Menisbatkan anggota badan bagi Allah, mempunyai
batasan-batasan, tempat-tempat dan arah-arah
8. Menisbatkan duduk dan sifat-sifat makhluk kepada Allah.
Sedangkan pandangan mereka terhadap
nabi Muhammad Saw., mereka menganggap beliau sekarang layaknya bangkai yang
tidak boleh diziarahi karena tidak dapat member manfaat dan madharat.
Mereka juga mengharamkan umat Islam bergembira, hanya sekedar gembira atau
merayakan Maulid Nabi Saw. Bahkan, mereka menganggap sembelihan yang disembelih
oleh umat Islam dalam rangka Maulid Nabi yang mulia sama dengan sembelihan
orang-orang musyrik yang haram untuk dimakan.
Mereka mengharamkan membaca shalawat
kepada Nabi dengan suara keras setelah adzan dan berpendapat bahwa hal itu
lebih berat dosanya daripada orang yang berzina dengan ibunya. Hal tersebut
seperti dikatakan oleh juru bicara mereka dalam masjid Jami’ ad-Daqqaq di Syam.
Mereka juga mengkafirkan orang yang bertawassul kepada Allah dengan sayyidina
Muhammad atau lainnya dari para nabi dan para wali dan para orang shalih.
Mereka memandang umat Islam sebagai orang-orang kafir musyrik karena mereka
(umat Islam) tidak menganut madzhab mereka, mereka menghalalkan darah dan harta
umat Islam di luar paham mereka.
Sejarah menjadi saksi kiprah mereka di
jazirah Arab dan di bagian timur Yordania. Bahkan para sahabat Nabi juga tidak
luput dari cacian Ibnu Taimiyah, ia mengatakan antara lain:
1. Abu Bakar masuk Islam ketika sudah tua tidak mengetahui apa
yang dia ucapkan
2. Ali masuk Islam di waktu masih kanak-kanak dan Islamnya anak
kecil tidak sah
3. Ali berperang untuk kekuasaan bukan untuk agama dan dia
keliru dalam 17 masalah yang bertentangan dengan nash al-Qur’an
4. Menyalahkan Umar dalam satu masalah.
Sedangkan pandangan picik mereka
terhadap para pendiri madzhab empat terlihat dari kata-kata yang sering mereka
ucapkan; mereka laki-laki dan kami juga laki-laki. Sedangkan kelancangannya
terhadap imam Syafi’i, Malik dan Ahmad, sudah sangat jelas dari pembid’ahan
mereka terhadap orang yang bertawasul kepada Allah dengan para nabi, para wali
dan orang yang shalih dan ziarah ke makam mereka, padahal Wahabiyah mengetahui
bahwa dalil diperbolehkannya tawassul terdapat dalam nash hadits. Sedangkan
orang yang1mengikuti
salah satu madzhab empat atau bertaklid kepadanya, ini menurut Wahabiyah adalah
inti kesyirikan.
Tentang perkataan mereka bahwa tawassul
syirik bisa dilihat dalam kitab yang berjudul “Kaifa Nafhamu at-Tauhid” karya
Muhammad Ahmad Basyamil (Jeddah), halaman 16, lihat juga kitab yang mereka
anggap sebagai kitab “Tauhid” karya Shalih ibn Fauzan (Riyadh),
halaman 70, lihat juga Abubakr al-Jazairi dalam kitabnya “’Aqidah al-Mukmin”
halaman 144. Adapun larangan mereka terhadap ziarah kubur Nabi bisa dilihat
dalam kitab yang berjudul “Fatawa Muhimmah” fatwa al-‘Utsaimin
(Riyadh), hal. 149-150, juga fatwa Ibn Baz dalam kitabnya yang berjudul “at-Tahqiq
wa al-Idhah li Katsirin min Masail al-Hajj wa al-‘Umrah” halaman 89. Adapun
larangan mereka dalam bermadzhab bisa dilihat dalam Muhammad Sulthan
al-Ma’shumi al-Makky, Hal al-Muslim Mulzamun bi at-Tiba’i Madzhaibn
Mu’ayyanin ta’liq Salim al-Hilali halaman 6, dia sebutkan bahwa “orang yang
bermadzhab harus disuruh bertaubat kalau tidak mau bertaubat maka dibunuh,”
dan halaman 11 dia mengatakan: “Apabila ditelusuri dengan seksama
tentang permasalahan madzhab maka sesungguhnya madzhab tersebut berkembang
dan menyebar karena bantuan musuh Islam).
Tarekat sufi yang merupakan ajaran para
wali dan suluk orang-orang yang bertakwa, menurut Wahabiyah sebagai
biang perpecahan umat Islam. Menurut mereka tarekat sufi harus diperangi
sebelum kita memerangi Yahudi dan Majusi, lihat kitab mereka “al-Majmu’
al-Mufid min ‘Aqidah at-Tauhid” karya Ali ibn Muhammad ibn Sinan halaman
102.
Golongan Asy’ariyah dan Maturidiyah
yang dinisbatkan kepada imam Ahlussunnah wal Jama’ah imam Abul Hasan
al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi dipandang oleh golongan Wahabiyah dengan
pandangan penuh dengki, kebencian dan pengkafiran. Karenanya, tidak heran jika
mereka melecehkan para ulama Asy’ariyah seperti al-Hafidz Ibn Hajar
al-Asqalani, an-Nawawi, al-Hakim dan panglima muslim sulthan Shalahuddin
al-Ayyubi, dan yang lainnya. Mereka juga menganggap perbuatan Abdullah ibn Umar
yang bertabarruk dengan peninggalan Nabi yang mulia adalah sebuah tindakan
syirik. Mereka juga mengkafirkan Bilal ibn al Harits al-Muzani yang berziarah
ke makam Nabi Saw. (Lihat kitab mereka “min Masyahiri al-Mujaddidin fi al-Islam:
Ibn Taimiyah wa Muhammad ibn Abd al-Wahhab” karangan Shalih ibn Fauzan,
halaman 32, lihat juga kitab mereka yang berjudul “Fath al-Majid” karya
Abdurrahman Hasan ibn Muhammad ibn Abdullah, halaman 353).
Atas dasar pengetahuan mereka yang
cekak dalam masalah agama sehingga mereka menamakan setiap perkara baru
sepeninggal Rasulullah adalah bid’ah yang sesat bahkan meskipun termasuk
sesuatu yang sesuai dengan syara’, sehingga mereka melarang adzan yang kedua
pada hari jum’at, berdzikir dengan menggunakan tasbih, halaqah-halaqah dzikir
dan menghadirkan para masyayikh untuk membaca al-Qur’an. Kebodohan mereka
dengan hadits Rasulullah telah menyebabkan mereka mengharamkan sesuatu yang
pernah dilakukan oleh Rasulullah seperti wudhu menggunakan air lebih satu mud
(seukuran dua telapak tangan orang yang sedang), mandi dengan air lebih
dari satu sha’ (seukuran 4 mud), talqin mayyit, membaca
al-Qur’an terhadap mayyit, mengiringi jenazah dengan menggunakan mobil dan
lainnya. (Permasalahan-permasalahan di atas bisa dilihat dalam kitab mereka
yang berjudul “Taujihat Islamiyah” karya Muhammad Jamil Zainu yang
diterbitkan oleh Kementrian Agama Saudi Arabia).
Dalam memahami nash al-Qur’an terutama
yang berkenaan dengan ayat-ayat mutasyabihat atau sifat Allah mereka mengharamkan
untuk mentakwilkannya dan mereka lebih memilih makna dzahirnya meskipun hal itu
menyebabkan pertentangan makna dalam al-Qur’an. Ini mereka lakukan untuk
menguatkan keyakinan mereka bahwa Allah memiliki kesamaan dengan makhlukNya dan
inilah penyimpangan mereka dalam memaknai al-Qur’an. (Menta’wil ayat
mutasyabihat dalam al-Qur’an menurut mereka sama dengan mengingkari sifat
Allah, karenanya mereka menuduh Ahlussunnah yang menta’wil dengan sebutan “al-Mu’aththilah”,
lihat kitab mereka “al-Qawaid al-Mutsla” karya al-‘Utsaimin halaman 45)
Mereka memandang bahwa perempuan
semuanya aurat bahkan suaranya juga Aurat dan jika perempuan keluar dari rumah
maka ia telah melakukan salah satu dari macam-macam zina. Sungguh mereka
memahami agama ini dengan pemahaman yang ekstrim (berlebih-lebihan).
Saudara muslim, sesungguhnya orang yang
menipu orang lain atas nama agama tidak bisa ditolerir. Bagaikan penyakit lepra
yang menggerogoti bagian tubuh maka harus diamputasi karena apabila dibiarkan
virusnya akan menyebar ke seluruh tubuh. Karenanya, atas dasar pembelaan
terhadap agama Muhammad Saw. kami suguhkan sebuah pembahasan yang menguak
sedikit dari kesesatan Wahabiyah yang kami ambil dari kitab-kitab mereka,
kutipan-kutipan mereka dan statemen-stateman mereka, baik yang tertulis ataupun
tidak, bukan hanya sekedar klaim tanpa disertai bukti, akan tetapi kami
sertakan bukti pada setiap poin dari kesesatan Wahabiyah yang kami jelaskan.
Sebagaimana kami juga sebutkan bantahan berdasarkan al-Qur’an, sunnah
Rasulullah Saw., ijma’ umat dan perkataan ulama Ahlussunnah wal Jama’ah
sehingga kita terutama yang masih awam tidak ragu lagi akan kesesatan dan
bahaya Wahabiyah.
Ulasan ini dan yang akan datang tidak membahas semua kesesatan Wahabiyah tetapi hanya sebagian saja.
Karenanya, insyaAllah dalam waktu dekat akan ditulis lagi
pembahasan-pembahasan lain yang akan menguak lebih banyak kesesatan-kesesatan
mereka dan lebih banyak bantahan yang kami sertakan terhadap subhah (sesuatu
yang dilontarkan untuk mengaburkan persoalan) mereka. Semoga Allah menerima
amal ikhlas ini dan memberikan taufikNya kepada kita untuk selalu berhidmat
kepada umat Islam, Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.
0 komentar:
Posting Komentar