PESAN DAMAI HABIB UMAR BIN HAFIDZ

Written By MuslimMN on Senin, 31 Oktober 2016 | 13.39



Sebagian perkumpulan di dunia ternyata memberikan kegelapan di akhirat, membuahkan penyesalan yang dahsyat, masuk ke dalam adzab, terhijab dari doa para nabi, membuat orang tersebut tidak dapat datang ke Telaga Rasulullah. Wahai orang-orang yang hadir, kalian hadir untuk siapa? Kalian hadir demi siapa? Barangsiapa yang hadir di majelis ini jika dalam hatinya ada campuran niat yang kurang lurus semoga hatinya diluruskan dalam barisan orang-orang yang ikhlas.

Beruntunglah karena Allah Swt. memuliakan kalian yang hadir di majelis ini. Barangsiapa yang terharamkan mendampingi para ulama dan auliya Allah di dunia maka terharamkan baginya mendampingi di akhirat. Fir’aun pada masanya binasa karena kesombongannya. Dia ingin mencela Nabi Musa dengan kekurangan pengucapan Nabi Musa. Tapi Allah menjaga segala ucapan Nabi Musa dengan ucapan-ucapan yang baik. Allah Swt. menjelaskan kebinasaan Fir’aun dan balatentaranya di dalam al-Quran. Apakah semua hartanya dan kekuasaannya masih bermanfaat bagi dirinya setelah binasa? Tidak. Karena segala sesuatu yang indah dan bagus akan selalu milik kaum shalihin.

Ada dua buah nama yang tertulis di tiang-tiang Arsy-Nya Allah Swt. Yang pertama Allah Swt. dan yang kedua Nabi Muhammad Saw.

Ketika datang hari kiamat, Nabi Musa bergelantungan di tiang-tiang Arsy. Namun ketika Rasulullah datang Nabi Musa turun dan mengikuti Nabi Muhammad Saw. Semua para nabi, para shiddiqin, para shalihin, di bawah bendera Nabi Muhammad. Demi Allah, tidak ada satu orang pun masuk ke surganya Allah kecuali dia berada di bawah bendera Nabi Muhammad. Mintalah kepada Allah agar kita berada di bawah bendera Nabi Muhammad. Semoga Allah mengumpulkan kita semua di bawah bendera Nabi Muhammad.

Orang-orang yang memegang teguh keimanan, mereka akan dikumpulkan bersama Rasulullah. Kita menjadi umat Nabi Muhammad tanpa paksaan. Allah yang menjadikan kita menjadi umat Nabi Muhammad Saw. Namun banyak dari golongan umat ini ketika wafat dalam keadaan tidak memegang iman. Semoga kita dijadikan sebaik-baik umat Rasulullah Saw.

Bagaimana cara menghadapi orang yang memusuhi agama kita pun telah diatur oleh Allah Swt. Tidak ada sesuatu yang paling menyakitkan, kecuali sebuah penghinaan yang merendahkan Allah Swt., merendahkan Rasulullah Saw., dan merendahkan al-Quran. Rasulullah Saw. bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak benar keimanan seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.”

Mereka membuat ucapan. Tidak ada peluang untuk seseorang yang memusuhi Islam sebagaimana tidak ada peluang seseorang yang bertindak tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan Allah. Rasulullah Saw. juga menyabdakan bahwa kebanyakan orang yang mati syahid dari umatku ini adalah orang yang mati di atas kasur (keranjang), bahkan banyak para mujahid perang ketika wafat belum tentu hatinya niat tulus karena Allah Swt.

Sabarkanlah dirimu untuk duduk bersama orang yang berdoa tulus kepada Allah Swt. Rendahkan dirimu untuk mencari Allah, siapa yang mengangkat kalian berkumpul di sini. Nabi Saw. bersabda:

بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

“Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.”

Jagalah hati kita agar tidak tergantung kepada dunia, karena sesungguhnya fitnah-fitnah dunia ini disebabkan kepada cinta dinar dan dirham, cinta kepada jabatan dan kekuasaan.

Indonesia negeri Muslim paling banyak di dunia, yang dibawa oleh para ulama dan keturunan Rasulullah Saw. Hati-hati dengan adu-domba yang terjadi, sebab di dalam perpecahan tersebut ada tangan-tangan yang bermain baik dari sesama umat Islam sendiri maupun dari tangan umat lainnya agar Islam hancur binasa. Baik kekuatan Islam dari sisi keilmuan, ekonomi, dan kekuatan lainnya, akan dipecah dengan fitnah dan adu domba.

Hendaknya kaum Muslimin di Indonesia mewaspadai benih-benih perpecahan yang disebabkan adu fitnah dan domba. Pasanglah iman dan ketakwaan yang tinggi. Jangan saling bertikai, jangan saling bertentangan, jangan saling menikam sesama umat Islam.

Banyak pertanyaan kepada saya apakah saya harus keluar untuk berdemo atau tidak? Dan sesungguhnya sumbernya, entah mau berdemo atau tidak, selama hal tersebut yang tidak dilarang oleh Allah Swt. dan selama tidak menimbulkan perpecahan bagi umat Islam, maka silakan agar jangan sampai bertikai bagi yang berdemo dan yang tidak berdemo.

Hendaknya kaum Muslimin memahami bahwa kita mengagungkan agama Allah dengan tidak mencaci berhala-berhalanya umat non-Muslim agar mereka tidak balik mencaci Allah Swt.

Bagi yang keluar untuk berdemo, tidak boleh mencaci dan tidak boleh melanggar aturan dan perintah agar tidak mengganggu yang lainnya. Sebagaimana pemerintah tidak boleh melarang mereka yang berdemo dengan cara-cara yang tidak benar, selama mereka berada di jalur yang sesuai syariat Allah Swt. Silakan kalian berdemo tetapi jangan mencaci, jangan mendengki dan jangan membenci, karena apabila dilakukan justeru membuat semakin runyam. Begitupula orang yang tidak berdemo, tidak boleh mencela orang yang berdemo.

Kita berpesan pada mereka agar mereka berdemonstrasi yang damai, dengan cara yang baik. Kita berpesan pada mereka yang tidak berdemonstrasi bahwa mereka lebih mencari keamanan bagi dirinya, kedamaian bersama, dan jangan lupa berdoa agar Islam tetap terjaga kemuliaannya hingga akhir nanti. Ini yang kami pahami dari cara Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat serta tabi’in.

Kami tidak akan mengajak massa kepada partai manapun, sebab kami hanya mengajak kepada Allah Swt. Kita takut wajah kita akan menjadi hitam jika kami salah mengambil pilihan karena memilih orang yang tidak diridhai Allah Swt. Kami mengajak kepada Allah kepada semua partai, semua pejabat pemerintahan dan semua kaum Muslimin, untuk memakai akal sehat agar menggunakan cara-cara yang baik.

Tugas para ulama untuk mengajak umat kepada Allah Swt. Ulama bukan menjadi barang dagangan untuk memuluskan kepentingan pribadi atau kelompoknya. Kalau seandainya para pemimpin negara itu pantas untuk menjadi kendaraan menuju surganya Allah maka aku akan mengikutinya.

Arahkan hati kalian untuk menuju rahmat Allah Swt. Marilah kita bersama menghadap kepada Allah Swt. Ya Allah jauhkanlah Indonesia dari segala perpecahan dan musibah. Amiin. Ya Allah jadikanlah hawa nafsu kami ikut kepada apa yang diinginkan oleh Allah Swt. Amin.

(Petikan taushiyah Habib Umar bin Hafidz di Masjid Istiqlal Jakarta 31 Oktober 2016, ditulis oleh Ust. Imron Rosyadi via Fp Kumpulan Foto Ulama Dan Habaib).


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template