Wahabi: “Pak Polisi, di tempat saya
ada acara Maulidan. Tolong dibubarkan!”
Polisi: “Apakah
di sana terjadi perkelahian?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Apakah
di sana terjadi pembunuhan?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Apakah
di sana terjadi perjudian?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Apakah
di sana terjadi pencurian?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Kalau di
sana tidak terjadi apa-apa, lalu atas dasar apa saya harus membubarkan Maulidan?”
Wahabi: “Masalahnya Maulidan itu
tidak ada perintah dari Nabi!”
Polisi: “Oh begitu
yah. Emmm apakah Nabi memerintahkan kalian untuk membubarkan Maulidan?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Lalu kalian
mau membubarkan Maulidan atas perintah siapa?”
Wahabi: “Kata pak ustadz saya Maulidan
itu bid’ah Pak, karena tidak ada perintahnya dari Nabi!”
Polisi: “Kalau begitu,
kamu juga bid’ah dong. Karena membubarkan Maulid kan juga tidak ada perintah
dari Nabi?”
Wahabi: “Saya ini anti bid’ah Pak.
Jadi gak mungkin saya melakukan bid’ah!”
Polisi: “Lha tadi
katanya kalau tidak ada perintah dari Nabi berarti bid’ah. Membubarkan Maulid kan
tidak ada perintahnya dari Nabi, berarti kan bid’ah. Emangnya apa sih isi di dalam
acara Maulidan, kok kalian minta bubarkan? Kalian kan orang Islam.”
Wahabi: “Iya dong, kami orang Islam sejati
‘Penegak Sunnah Pembasmi Bid’ah’! Di acara
Maulid itu isinya membaca shalawat, membaca al-Quran, mendengarkan taushiyah, mendengarkan
kisah Nabi dan makan bersama.”
Polisi: “Lhoh,
membaca shalawat kan ada perintahnya. Membaca al-Quran kan ada perintahnya.
Mendengarkan taushyah kan ada perintahnya. Mendengarkan kisah Nabi kan baik untuk
pengetahuan sejarah Islam. Makan bersama juga baik untuk ukhuwah Islamiyah.
Lalu apanya yang salah dan harus dibubarkan?”
Wahabi: “Masalahnya mereka itu
berisik sekali Pak. Telinga saya panas!”
Polisi: “Kamu
ini ada-ada saja. Masa ngaku Islam Penegak Sunnah, mendengar bacaan shalawat, al-Quran,
sejarah Nabi dan taushiyah kok merasa terganggu dan kepanasan? Aneh sekali kamu.”
Wahabi: “Tapi Pak...!?”
Polisi: “Sudah,
gak usah pakai tapi-tapian. Dari tadi kamu berisik terus. Ntar kamu sendri yang
tak bubarin!”
(Kisah dari Kyai Ahmad Irfān AW).
0 komentar:
Posting Komentar