KH. Thobary
Syadzily adalah
Pengasuh Pondok Pesantren al-Husna yang berada di Jl.
Raya M. Toha No. 51 Rt. 02/02 Priuk Jaya, Tangerang, Banten. Beliau juga
merupakan Ketua Umum Sarkub, salah satu perkumpulan pejuang Aswaja dalam
membentengi aqidah ummat dari aqidah-aqidah yang melenceng.
Beliau adalah
seorang kyai keturunan Syaikh Nawawi al-Bantani
dan Syaikh Abdul Karim bin Syaikh Bukhari. Kedua
kakeknya itu merupakan ulama besar pada zamannya yang diakui keilmuannya oleh
dunia.
Syaikh Nawawi al-Bantani dan Syaikh
Abdul Karim di masa perjalanan dakwahnya, sama-sama memegang peranan penting
dalam menyelamatkan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, khususnya dari faham
Wahabi. Walau ada perbedaan, Syaikh Nawawi al-Bantani lebih memegang kitab-kitab
klasik, sedangkan Syaikh Abdul Karim lebih mengembangkan thariqah yang
dianutnya, yakni Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah.
Semenjak
kecil hingga dewasa KH. Thobary sudah akrab
dengan pendidikan dan kegiatan agama. Disamping belajar formal, Kyai
Thobary juga menimba ilmu di beberapa pondok pesantren
salaf
yang khusus membahas kitab-kitab kuning. Diantara pondok pesantren yang pernah
beliau singgahi adalah:
1. Pondok
Pesantren Bantar Gedang Kecamatan Cibeureum
Tasikmalaya, untuk mendalami ilmu nahwu dan sharaf.
2. Pondok
Pesantren Riyadhul Alfiyah Sadang Garut Jawa Barat, juga untuk
mendalami ilmu nahwu dan sharaf.
3. Pondok
Pesantren Darul Hikam Cibeureum
Sukabumi Jawa Barat, untuk mendalami ilmu manthiq, balaghah
dan maqulat.
4. Pondok
Pesantren Darul Ahkam Padarincang Serang
Banten, untuk mendalami ilmu fiqh khususnya kitab Fath al-Mu’in dan
ilmu faraid.
5. Pondok
Pesantren Mursyidul Falah Kampung Sawah Rengasdengklok Karawang Jawa Barat,
untuk mendalami ilmu tauhid dan ilmu ushul fiqh.
6. Pondok
Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, belajar ilmu
tafsir dan hadits, organisasi dan ilmu research (penelitian) selama
5 tahun.
Disamping kesibukannya sebagai
penceramah dan Pengasuh Pondok Pesantren al-Husna di Tangerang Banten, Kyai
Thobary juga diberi beberapa amanah diantaranya sebagai:
1.
Ketua Lajnah Falakiyah
PWNU Provinsi Banten.
2.
Ketua Lajnah
Falakiyah PCNU Kota Tangerang.
3.
Anggota Tim
Fatwa dan Hukum MUI Kota Tangerang.
4.
Pengurus Dewan
Masjid Indonesia Kota Tangerang.
5.
Pengurus Lembaga
Pengembangan Tilawatil Quran.
6.
Pengurus Masjid
Raya al-Ahzab.
7.
Anggota Tim Nasional
Kementrian Agama.
Dalam dunia
pendidikan formal, KH. Thobary Syadzily pernah pernah kuliah di UNDAR (Universitas Darul Ulum) jurusan Hubungan Internasional, dan di
Fakultas FISIP yang juga mengambil jurusan
Hubungan Internasional, keduanya di Jombang Jawa Timur. Beliau lulus setelah menyelesaikan
skripsinya yang berjudul Politik Luar Negeri Amerika Serikat dalam Penyelesaian
Damai Palestina Pasca Perang Dingin. Penelitian ini dilakukannya di CSIS
(Center Strategic and International
Studies) di Tanah Abang Jakarta Pusat.
Dilihat dari latar belakang
keluarga dan beberapa latar pendidikan, bisa kita nilai
bahwa KH. Thobary adalah
orang yang berilmu luas. Apalagi setelah kita
mengenal lebih dekat dengan beliau, maka akan terlihat dengan jelas seberapa
besar kompetensi beliau dalam menguasai berbagai macam cabang ilmu, khususnya
ilmu agama.
Eksistensi dunia dakwah yang
beliau tanamkan dalam hati sejak kecil, tidak hanya terlihat dalam dakwahnya di
beberapa kota di tanah air dan di pondok pesantren yang ia asuh, tetapi juga
kepada khalayak umum khususnya anak muda lewat media sosial
seperti facebook, twitter dll. Langkah ini beliau tempuh sebagai upaya untuk
membendung bahaya wabah Wahabi yang semakin berkembang di dunia maya. Beliau berharap, orang awam
khususnya anak muda akan lebih memfilter diri agar tidak menyimpang dari ajaran
para ulama dan salaf shaleh.
Melihat semakin punahnya
kitab-kitab klasik Ahlussunnah yang masih asli, KH. Thobary menganjurkan untuk menscan dan mencetak ulang beberapa kitab klasik, terlebih kitab-kitab tauhid seperti
kitab Fath al-Majid, ‘Aqidat al-‘Awam, Fath al-‘Awam, as-Sanusiyyah dll. Karena dengan membaca dan
mempelajari beberapa kitab klasik yang asli tersebut, maka pemuda-pemuda Aswaja
akan mempunyai bekal ilmu yang banyak untuk menangkis faham Wahabi. Sebab belajar
tidak hanya mendengar, tetapi juga harus mempunyai pegangan sebagai pendukung
untuk melawan faham tersebut seperti pegangan beberapa kitab klasik yang
dimilikinya.
Perlu diketahui
bahwa, dalam dakwahnya membendung faham Wahabi, KH. Thobary Syadzily tentu
menggunakan cara yang persuasif (bil hikmah wal mau’idzatil hasanah). Amat
sangat dihindari oleh beliau cara dakwah dengan caci-maki maupun kekerasan.
Terbukti beliau beberapa kali lebih memilih mendatangi langsung (face to
face) para tokoh Wahabi dari berbagai daerah. Salah satunya adalah Mahrus
Ali, tokoh Wahabi Jombang yang menulis sebuah buku yang dalam judulnya ditulis
Mantan Kyai NU. Juga salah seorang tokoh Wahabi yang produktif menulis, Hartono
Ahmad Jaiz, pernah didatanginya.
Terakhir
keberhasilannya dalam mementahkan hujjah-hujjah Wahabi, terlihat pada usaha investigasinya
terhadap tayangan-tayangan Khazanah Trans7 yang banyak menyinggung
amalan-amalan Nahdliyin, seperti maulid, istighatsah, ziarah kubur, dzikir
bersama dan lain sebagainya dikatan sebagai amalan bid’ah, syirik dan sesat.
Sidang investigasi itu diprakarsai oleh tim Sarkub bersama perwakilan dari
pihak KPI, NU, FPI, MUI dan tim Khazanah Trans7.
Walau dalam
sidang tersebut pihak Khazanah Trans7 telah mengakui kesalahannya dan berjanji
akan memperbaikinya, namun pada perkembangan selanjutnya tetap saja mereka menyebarkan
faham Wahabinya dan selalu saja menghantam amalan-amalan Aswaja khususnya
amalan Nahdliyin.
Usaha telah
dilaksanakan sebaik mungkin, tak ada caci-maki dan bentuk kekerasan, itulah
yang tercermin dari dakwah sosok KH. Thobary Syadzily. Yang terpenting baginya
adalah melaksanakan kewajiban dakwah, menyampaikan apa yang seharusnya
disampaikan, dan hidayah sepenuhnya mutlak dari Allah Swt. Semoga kita semuanya
senantiasa dikaruniai hidayah oleh Allah Swt. sehingga ketika wafat dalam
keadaan iman dan Islam. Aamiin.
Sya’roni As-Samfuriy, 06 Nopember 2013
Koleksi foto-foto bisa dilihat di sini:
0 komentar:
Posting Komentar