Home » , , , » SELAMAT BERPISAH WAHAI BULAN MULIA RAMADHAN

SELAMAT BERPISAH WAHAI BULAN MULIA RAMADHAN

Written By MuslimMN on Selasa, 06 Agustus 2013 | 11.09

SELAMAT BERPISAH WAHAI BULAN MULIA RAMADHAN

“Saduran Taushiyah Al-Habibana Mundzir bin Fuad Al-Musawa 2 Malam Terakhir Ramadhan”



1.      Penjelasan Tentang Zakat dan Tujuh Golongan yang Berhak Menerimanya

Malam hari ini khatam salah satu khalaqaturrasul , semoga Allah Swt. melimpahkan kepada kelompok ini kemuliaan dan keluhuran dan kebahagiaan dari cahaya kemuliaan al-Quran di dunia dan akhirat, dibimbing dengan akhlak al-Quran, dibimbing dengan cahaya kemuliaan al-Quran.

Bagi kita semua yang turut menyaksikan khataman ini maka tentunya kebagian pahala dari amal-amal seseorang sama seperti kita mengamalkannya, sebagaimana sabda Rasul Saw. riwayat Shahih Muslim: “Barangsiapa yang mengucapkan doa (min dzahiri qalb) dengan suara ,yaitu dari dasar hatinya ia keluarkan doa itu. Ia ucapkan untuk mendoakan temannya, saudara muslimnya, maka malaikat berkata (Aamiin walaka mitslu) Aamiin dan bagimu sebagaimana doamu untuk saudaramu.”

Sebagaimana kita mendoakan para khatim al-Quran, maka Allah Swt. melimpahkan (semoga kepada kita) pahala khatim al-Quran, Aamiin Allahumma Aamiin.

Hadirin dan hadirat, kita telah berada di pembahasan zakat. Zakat itu untuk menutupi bolong-bolongnya amalan dari tubuh ini dan menutupi dosa-dosanya dan aib-aibnya. Yang berhak menerima zakat itu tujuh, dulu delapan sekarang udah nggak ada lagi, jadi tujuh. Mereka adalah:

1.      Fuqara’
2.      Masakin (orang-orang miskin)
3.      Al-‘Amiilinalaiha
4.      Muallaf
5.      Orang-orang yang berhutang
6.      Mujahidin
7.      Ibnu Sabil

1.      Fuqara’ (orang-orang fakir), yaitu orang yang penghasilannya tidak mampu mencukupi kebutuhan pokoknya setiap bulan, dimana penghasilan setiap bulannya hanya mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sebesar 50% saja.

2.      Orang-orang miskin, yaitu orang yang hanya penghasilannya setiap bulan mampu memenuhi sebesar 80% dari kebutuhan pokoknya.

3.      Amiilin (pengurus zakat), yaitu orang-orang yang bekerja mengumpulkan zakat dan membaginya kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan Tauqil dan dengan Lafadznya: “Saya titipkan zakat ini kepadamu atas nama saya dan istri saya dan anak-anak saya.” “Saya terima” kata si Amiilin/pengurus zakat. Semua orang sudah tahu ini.

4.      Muallaf, yaitu orang-orang yang baru masuk Islam).

5.      Orang-orang berhutang yang tak sanggup membayar hutangnya.

6.      Para Mujahidin fi Sabilillah, yaitu orang-orang yang berperang di jalan Allah dengan suka rela dan tiada mendapat gaji dari pemerintah.

7.      Ibnu Sabil, orang yang pergi menuntut ilmu pengetahuan dan mengembara untuk mensyiarkan agama Allah. Atau orang yang kecopetan, mau pulang tapi tidak ada biaya.

Ada delapan golongan orang yang berhak mendapatkan zakat, dapat dilihat pada al-Quran surat at-Taubat ayat 60.

Sebelum kita bersalam, kita tetap memegang keputusan dengan menunggu keputusan Kementerian Agama dari sidang itsbat (penetuan 1 Syawal) dengan peralatan lengkap dan orang-orangnya yang tsiqah.

Hadirnya rasa sedih di hatimu ketika Ramadhan akan pergi, menandakan bahwa segala amalanmu di bulan Ramadhan diterima di hadapan Allah Swt. Jangan sampai terlintas di hatimu lintasan setan, Ramadhan buru-buru, Ramadhan buru-buru jalan deh, dah nggak repot lagi. Jangan terlintas seperti itu, tapi sebaliknya kita harus sedih dengan berangkatnya Ramadhan meninggalkan kita, semoga…

Para ‘arif billah mereka sudah pada ketakutan pada hari-hari terakhir mau Idul Fithri, mau takbiran, sudah ketakutan. Kenapa? Kalau di luar bulan Ramadhan, Allah Swt. kasih sayangnya tidak sebesar seperti di bulan selain Ramadhan. Maka kita minta kepada Allah supaya Allah tetap kasih sayang kepada kita di bulan Ramadhan dan di selain bulan Ramadhan supaya Allah Swt. samakan kasih sayangnya.

2.      Himbauan untuk Mengikuti Keputusan Pemerintah

Hari hari terakhir Ramadhan adalah malam-malam tangis sedih bagi hamba-hambaNya Swt. Mereka sangat sedih berpisah dengan Ramadhan, seraya merintih:
Selamat berpisah wahai Bulan Sujud...
Selamat berpisah wahai Bulan Puasa...
Selamat berpisah wahai Bulan Taubat...
Selamat berpisah wahai Bulan al-Quran...
Selamat berpisah wahai Bulan Ahlul Badr...
Selamat berpisah wahai Bulan Fatah Makkah...
Selamat berpisah wahai Bulan Nuzulul Quran...
Selamat berpisah wahai Bulan Sabar...
Selamat berpisah wahai Bulan Syukur...
Selamat berpisah wahai Bulan Pengampunan...
Selamat berpisah wahai Bulan Rahmat Nya Swt...
Selamat berpisah wahai Bulan Pelepasan dari Api Neraka...

Ahlussunnah wal Jama’ah bersujud setiap malamnya dalam shalat Tarawih sebanyak 40 kali sujud, sebagaimana seluruh madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah, berupa madzhab Syafi’i, Maliki, Hanbali dan Hanafi kesemuanya menjalankan Tarawih paling sedikit sebanyak 20 rakaat yang berarti paling sedikit mereka 40 kali bersujud setiap malamnya. Dan dalam sebulan penuh Ramadhan mereka menyempurnakan paling sedikit 1.200 kali sujud pada Allah Swt. Inilah malam-malam ribuan sujud ummat Muhammad Saw. Dan Rasul Saw. telah bersabda: “Allah mengharamkan api neraka untuk membakar anggota sujud.” (Shahih Muslim). Ya Rabb jadikan kami ahlussujud.
 `         
Berakhir di penghujung Ramadhan, 1 Syawal 1432 H, saya menghimbau seluruh muslimin untuk bersatu dalam shaf Ahlussunnah wal Jama’ah, jangan memisahkan diri dari kelompok besar muslimin Arba’a Madzahib (4 madzhab besar), bersatulah. Sungguh Rasul Saw. bersabda: “Jika kalian melihat hal yang tak kalian senangi pada penguasa kalian, maka bersabarlah. Sungguh barangsiapa yang keluar sejengkal dari jamaah muslimin lalu ia wafat, maka ia akan mati dalam kematian jahiliyah.” (Shahih Bukhari).

Jangan pisahkan dirimu dari Ahlussunnah wal Jama’ah. Sungguh keempat madzhab besar dimuka bumi ini memperbolehkan Maulid Nabi Muhammad Saw. Sungguh keempat madzhab besar ini bertawassu. Sungguh keempat madzhab besar ini berziarah kubur. Sungguh keempat madzhab besar ini bertabarruk pada shalihin. Sungguh keempat madzhab besar ini tak ada yang melakukan Tarawih 11 rakaat, mereka bersujud paling tidak 40 kali setiap malamnya dalam Tarawih.

Dan kita mengikuti pengumuman pemerintah kita, kita bukan budak pemerintah, namun kita bukan pula pemberontak. Kita adalah ummat Sayyidina Muhammad Saw. Dan Rasulullah Saw. telah menginstruksikan untuk jangan berpisah dari jamaah Muslimin, dan bersabar atas kesalahan penguasa kita. Dan kita diinstruksikan untuk taat selama tak diperintah untuk bermaksiat.

Sungguh imam-imam kita telah berbuat demikian, mereka tak memberontak pada pemerintahan dan penguasa, padahal penguasa masa lalu sangatlah keji. Banyak imam-imam yang disiksa, dibantai, dicambuk, namun imam-imam kita lebih menyukai kedamaian dan membangun generasi mulia.

Saya pernah bertanya kepada Mufti Tarim al-‘Allamah al-Musnid al-Habib Ali al-Masyhur bin Hafidz (Hadhramaut, Yaman), mengenai: “Bagaimana kalau ternyata yang benar dalam memutuskan Idul Fithri itu justru yang memisahkan diri dari jamaah muslimin?”

Beliau menjawab: “Berpuasa di hari Idul Fithri demi mengikuti jamaah muslimin jauh lebih afdhal daripada berbuka namun memisahkan diri dari jamaah muslimin dan menyebabkan perpecahan muslimin.”

Demikian pendapat yang sama oleh al-‘Allamah Mufti Madinah al-Munawwarah al-Musnid al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith. Karena menyebabkan kebingungan muslimin, perpecahan dan memisahkan diri dari jamaah muslimin telah diancam mati dalam kekufuran oleh Nabi Saw. sebagaimana hadits di atas.

Maka dengan ini kita mengangkat kedua tangan kita, di malam malam terakhir penghujung bulan agung ini, agar Allah menyatukan sanubari muslimin, mengembalikan mereka yang memisahkan diri dari jamaah muslimin, untuk kembali pada shaf Ahlussunnah wal Jama’ah wa Madzahib al-Arba’ah.

Yaa Rabb.. kembalikan mereka pada shaf jamaah muslimin, Yaa Rabb mereka keluarga kami, teman, kami, saudara kami muslimin, genggam jiwa mereka dan kembalikan mereka pada shaf kami, Ya Rahman.. Yaa Rahiim..

Saudara dan saudariku, jadikanlah Idul Fithri ini persatuan muslimin, mereka yang berlebaran berbeda, jangan diikuti dan jangan pula dimusuhi, kita semua bertanggung jawab menyeru mereka untuk kembali, kita berlapang dada untuk pelahan-lahan mengembalikan mereka pada shaf mulia ini.

Rabbiy jangan kau haramkan kami dari sekecil-kecilnya anugerahMu di bulan agung ini. Rabbiy kami tak rela berpisah darinya kecuali Kau halalkan bagi kami seluruh anugerahMu yang tersimpan pada setiap kejap di bulan Ramadhan ini, Wahai Yang Maha Memiliki Ramadhan, Wahai Yang Maha Memiliki setiap anugerah sepanjang zaman, wahai Yang Maha Memiliki Kebahagiaan setiap waktu dan masa, Wahai Yang Maha Kekal dan Tunggal sebelum segalanya ada, hingga kesemuanya ada, hingga kesemuanya sirna, wahai Cahaya Keabadian yang menerangi jiwa hamba-hambaNya dengan iman dan kesejukan,.

Terangi jiwa kami dengan Cahaya NamaMu, jadikan NamaMu adalah Nama teragung dalam jiwa kami, Nama yang paling kami rindukan, nama yang paling kami harapkan, Nama yang paling kami dambakan dan cintai.

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template