KI DAAN, KYAI TEGAL YANG SENANTIASA MENGAJARKAN KECINTAAN
Ki Daan,
nama yang satu ini memang jarang dikenal khalayak umum. Hanya diantara mereka
saja yang kenal betul dengan beliau, seperti para ulama kyai dan habaib.
Kediamannya masih berbentuk rumah kuno, namun tetap masih terwat dengan baik.
Rumahnya di
Talang, tak pernah sepi dari lantunan ayat suci al-Quran dan puji-pujian
kepadaNya dan kepada RasulNya lewat bai-bait syair maulid Nabi Saw. Banyak
juga dari kalangan ulama dan pejabat yang sowan kepada beliau, mulai dari yang
sekedar bersilaturrahim hingga yang meminta berkah doa dari beliau.
Dari segi
usia beliau memang sudah sangat sepuh, namun raganya tegak, tak pernah sungkan
dan malas-malasan untuk menghadiri undangan-undangan berbagai hajatan warga
seperti peringatan Haul dan Maulid Nabi Saw.
Nama Ki
Daan terukir di kawasan Jakarta, menjadi sebuah nama jalan, Jalan Daan Mogot.
Ya beliaulah yang dimaksud dengan Daan Mogot itu. Alkisah, berdasarkan cerita
yang tersebar, bahwa suatu ketika saat beliau masih bekerja di kawasan itu
terjadilah kebakaran yang sangat hebat. Amukan si jago merah telah menakutkan
warga sekitar.
Namun rasa
takut warga itu mereda setelah tiba-tiba muncul sesosok lelaki dengan
mengibaskan sorbannya di tengah-tengah kobaran api yang semakin membesar. Api
itu menjadi padam setelah dikibasi sorban oleh sosok yang kemudian diketahui
namanya, “Ki Daan”. Dari kejadian itulah kawasan tersebut sampai sekarang
diberi nama Daan Mogot.
Benar atau
tidaknya kisah tersebut, terus terang saya belum berani bertanya kepada Ki Daan
secara langsung hehehe... Tentunya para ulama habaib, seperti Habib Mahdi
Alhiyed, Habib Reza Muchsin Al Hamid, Al Habib Abdul Qodir bin Hadun
Alatthas lebih tahu tentang Ki Daan.
Mohon
sekiranya bagi beliau-beliau atau warga sekitar yang mengenal dekat dengan
beliau, koreksilah kebenaran cerita tersebut. Atau bisa juga menceritakan kisah
lain dari Ki Daan yang bisa kita ambil hikmah dan teladan dari beliau.
Ki Daan
adalah salah satu murid dari KH. Said bin Syekh Armia Giren-Talang, Tegal.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa KH. Said menjadi murid dari Ki Daan dalam hal
mahabbah kepada dzurriyyat Nabi Saw.
Tekanan
beliau setiap kali bertaushiyah adalah mengenai mahabah (cinta) kepada Ahlul
Bait Nabi Saw. (para habaib). Kata beliau: “Ustadz-ustadz
yang tidak mengenal para habaib, apalagi mencintainya, jangan sampai dijadikan
panutan. Hal yang wajib bagi mereka sebelum mengucapkan “Qalallahu ta'ala, qala
Rasulullah dst...” adalah mengenal dulu, yang akhirnya mencintai anak-cucu Nabi
Saw.”
Wallahu A’lam.
Sebagaimana
biasanya, setiap tahun keluarga besar saya mengadakan haul untuk Mbah Buyut
kami, Si Mbah Buyut Samper (julukan) dan para Mbah Buyut lainnya. Diantara yang
istiqamah hadir adalah:
1. Al-Habib M. Baqir bin Hasan bin Husein BSA
(adik dari almarhum Habib Qasim BSA) Pengasuh MT al-Hikmah Ketitang-Talang,
Tegal.
2. Al-Habib Abubakar bin Hamid bin Husein BSA
(paman Habib Baqir bin Hasan BSA).
3. Ki Daan
4. Ustadz Daruddin (asal Jombang).
5. Dan ulama kyai habaib lainnya.
Biasanya
acara haul tersebut diadakan 5 hari setelah lebaran ‘Iedul Fithri. Sekaligus
dengan ini saya memohon maaf yang sedalam-dalamnya kepada Habib Alwi Alatas
bin Shodiq Alatas, cucu dari Habib Umar bin Abdurahman Alatas Pekalongan yang
titip salam kepada saya untuk beliau Ki Daan. Kata beliau: “Titip salam lan doa
kale beliau, (be’ mang) pun jarang enten tiang kados beliau mugi-mugi thowil
umur.”
Karena saya
tahun ini sepertinya tidak bisa mudik ke rumah dan mengikuti acara haul
tersebut. Info yang pasti tentang Haul Mbah Buyut Samper, kapan jam, hari dan
tanggalnya insya Allah menyusul di komentar setelah saya mendapatkan kabar dari
rumah. Mengenai manaqib dari Mbah Buyut saya sendiri, terus terang saya masih majhul :'(
# Sekalian ini adalah untuk undangan umum
Kesekretariatan: Makam Padepokan Tanah Keputihan Wanalaba Mbah Buyut Samper, Desa Wanalaba, Kelurahan Jatilaba, Kecamatan Margasari, kbupaten Tegal.
Teruskan perjuangan para ulama dan habaib dahulu, karena berkat jasa-jasa merekalah kita masih mencium harumnya ajaran yang dibawa Nabi saw dan diteruskan oleh para pewarisnya (ulama dan habaib).
BalasHapusMohon doanya kang Saif
BalasHapusAh Banyak Cerita Ngarangnya, Jalan Daan Mogot itu Sejarahnya dari Kapten Daan Mogot dia Pahlawan Tangerang Makamnya didekat Masjid Raya Al Azhom Tangerang, Googling Azzah.
BalasHapusIya yg bener itu Daan Mogot bukan kiai daan
HapusAlamat kyai daan lebih tepatnya dimana yah???
BalasHapusKemanggungan tarub tegal... Nih aku lgi renovasi makan kiyai daan
Hapus