Husnudzdzann (Berperasangka Baik) adalah Ibadah
Terindah
Oleh: KH. Ahmad Madzkur Awab
Dalam taushiyahnya al-Habib Jindan bin Novel bin Salim
bin Jindan mengutip Hadits Rasul Saw. yang bersabda:
أذكروا محاسن موتاكم
“Sebutkanlah hal-hal kebaikan pada
orang-orang yang telah wafat.”
Jangan malah mencaci atau bahkan menggunjingi yang
jelas pendahulu kita apalagi tokoh ummat adalah orang yang lebih terdahulu
berkiprah untuk ummat. Sebelum kita
mau melaknat atau mencaci iblis sekalipun kita ini dapat apa? Walaupun jutaan kali, kata Habib Jindan.
mau melaknat atau mencaci iblis sekalipun kita ini dapat apa? Walaupun jutaan kali, kata Habib Jindan.
Apalagi yang dicaci adalah orang mukmin muslim yang juga
belum tentu kita lebih afdhal atau lebih selamat darinya. Akhlaq Rasul Saw.
adalah Akhlaq al-Quran. Bagaimana kalau kita mau mencontoh Nabi? Dalam firman Allah
Swt. kita baca bagaimana cermin seorang mukmin:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ
يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا
بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin
dan Anshar), mereka berdoa: “Wahai Rabb Kami, ampunilah kami dan
saudara-saudara kami telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau
membiarkan kedengkian terhadap orang-orang yang beriman (berada) dalam hati
kami. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr ayat 10)
Jadi marilah kita jangan mencaci para ulama, kalau
kita mau mencontoh Nabi Saw. Coba kita ingat saat Nabi Saw. dan para sahabatnya
diembargo sampai makan dedaunan pohon dan dilempari kotoran disaat melakukan sholat,
saat melewati satu jalan dilempari batu bahkan hampir dibunuh dikatain tukang
sihir sampai disayembarakann siapa yang dapat memenggal kepala beliau Saw. akan
dikasih seratus onta.
Wah kalau onta-onta itu diuangkan menjadi milyaran, tapi
bagaimana sikap beliau Saw. ketika Fathu
Makkah apa beliau Saw. mencincang-cincang orang tadi? Menyiksa orang yang menghina
Islam dan Rasul tidak? Tapi bagaimanakah Nabi membalas mereka dengan berkata pada
mereka saat Fathu Makkah:
ما تظنون أني فاعل بكم
“Apa yang kamu sangka atau kamu kira-kirakan
tentang sesuatu yang akan aku lakukan pada kalian sekarang?”
Mereka menjawab:
أنت كربم ابن الكريم
“Engkau pemurah hati yang mulia dan
keturunan para pemurah hati.”
Hehehe mana kok sekarang gak bilang Nabi Saw.
tukang sihir atau gila atau pendusta? Begitulah kalau sudah posisi di bawah,
tapi bagaimana Nabi Saw. mendengar jawaban tadi, apa Nabi Saw. malah menyiksa
mereka atau mengungkitlah minimal apa yang mereka perbuat pada Nabi Saw.? Allahumma sholli ‘alaa Muhammad... tidak!!!
Tidak!!! Akan tetapi Nabi Saw. berkata:
إذهبوا وأنتم الطلقاء
“Pergilah kalian... kalian semua
bebas dan aman.”
Allahumma sholli
‘alaa Muhammad...
Begitu indah akhlaq Nabi Saw. dan akhlaq seorang
mukmin. Dan begitu indah ibadah berhusnudzdzann,
gak capek tapi dapat pahala daripada hatinya gak saliim “Yauma laa yanfa'u
maalun walaa banuun illaa man atalloha biqolbin saliim.”
Hati yang saliim
atau selamat di sini bukannya hati yang selamat dari kangker kronis atau
apa segala macam, itu mah mati kemudian sembuh hehehe. Nah kalau penyakit hati ini, di dunianya capek di akhirat
apalagi. Semisal riya’ dan sum'ah, capeeeeeek kan? capek badan ini
kalau ada ustadz sholatnya lama sampai sepuluh menit hehehe. Iri, dengki, capeeek gak? capeeek kan?
Jadi marilah bersihkan hati kita dari iri, dengki,
hasud dll. itu penyakit dari hidup bahayanya sampai mati.
Ditulis
ulang oleh: Sya’roni As-Samfuriy,
Indramayu 9 Rabi’ul Awwal 1434 H
0 komentar:
Posting Komentar