SEKELUMIT TENTANG TALQIN
Mentalqin orang mati setelah dikuburkan termasuk kesunahan dan anjuran agama. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah al-Qâdli Husain, al-Mutawalli, Nashr al-Muqoddasi, Al-Rafi’i dan lain-lain. Hal ini berdasarkan hadits :
عَنْ سَعِيدِ بن عَبْدِ اللَّهِ الأَوْدِيِّ، قَالَ: شَهِدْتُ أَبَا أُمَامَةَ وَهُوَ فِي النَّزْعِ، فَقَالَ: إِذَا أَنَا مُتُّ، فَاصْنَعُوا بِي كَمَا أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نصْنَعَ بِمَوْتَانَا، أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ:"إِذَا مَاتَ أَحَدٌ مِنْ إِخْوَانِكُمْ، فَسَوَّيْتُمِ التُّرَابَ عَلَى قَبْرِهِ، فَلْيَقُمْ أَحَدُكُمْ عَلَى رَأْسِ قَبْرِهِ، ثُمَّ لِيَقُلْ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْمَعُهُ وَلا يُجِيبُ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْتَوِي قَاعِدًا، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَقُولُ: أَرْشِدْنَا رَحِمَكَ اللَّهُ، وَلَكِنْ لا تَشْعُرُونَ، فَلْيَقُلْ: اذْكُرْ مَا خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا شَهَادَةَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّكَ رَضِيتَ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، وَبِالْقُرْآنِ إِمَامًا، فَإِنَّ مُنْكَرًا وَنَكِيرًا يَأْخُذُ وَاحِدٌ مِنْهُمْا بِيَدِ صَاحِبِهِ، وَيَقُولُ: انْطَلِقْ بنا مَا نَقْعُدُ عِنْدَ مَنْ قَدْ لُقِّنَ حُجَّتَهُ، فَيَكُونُ اللَّهُ حَجِيجَهُ دُونَهُمَا"، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَإِنْ لَمْ يَعْرِفْ أُمَّهُ؟ قَالَ:"فَيَنْسُبُهُ إِلَى حَوَّاءَ، يَا فُلانَ بن حَوَّاءَ".
Dari Sa’îd ibn ‘Abdillah al-Audy ia berkata : Saya menyaksikan ketika Abî Umâmah sedang naza’. Ia berkata : Jika aku kelak telah meninggal dunia, maka perlakukanlah aku sebagaiamana Rasulullah SAW memperlakukan orang-orang yang wafat di antara kita. Rasulullah memerintahkan kita seraya bersabda : Ketika diantara kamu ada yang meninggal dunia, lalu kamu meratakan debu di atas kuburannya, maka hendaklah salah satu diantara kamu berdiri pada bagian kepala kuburan itu seraya berkata,"Wahai Fulan bin Fulânah.” Orang yang di dalam kubur pasti mendengar apa yang kamu ucapkan, namun mereka tidak dapat menjawabnya. Kemudian (orang yang berdiri di atas kuburan berkata lagi, “Wahai fulan bin fulânah”. Ketika itu juga si mayit bangkit dan duduk dalam kuburannya. Orang yang berada di atas kuburan berkata lagi, “Wahai fulan bin fulanah”, maka si mayit berkata, “Berilah aku petunjuk, dan semoga Allah akan selalu memberi rahmat kepadamu. namun kamu tidak merasakan (apa yang aku rasakan di sini). ” (Karena itu) hendaklah orang yang berdiri di atas kuburan itu berkata, "Ingatlah sewaktu engkau keluar ke alam dunia, engkau telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah. (Kamu juga telah bersaksi) bahwa engkau akan selalu ridla menjadikan Allah sebagai Tuhanmu, Islam sebagai agamamu, Muhammad sebagai Nabimu, dan al-Quran sebagai imam (penuntun jalan)mu." (Setelah dibacakan talqin itu) malaikat Munkar dan Nakir saling berpegangan tangan sambil berkata, "Marilah kita kembali, apa gunanya kita duduk (untuk bertanya) di muka orang yang telah diajari hujjahnya ( ditalqin)." Abû Umâmah kemudian berkata : :Setelah itu da seorang laki-laki bertanya kepada Rsaulullah SAW. “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kita tidak mengenal ibunya ? Rasulullah menjawab,"(Kalau seperti itu) dinisbatkan saja kepada ibunya, Hawa, Wahai fulan bin Hawa."( HR at-Thabrâny).
Memang mayoritas ulama mengatakan bahwa hadits tersebut dla’if karena ada seorang rawi yang tidak cukup memenuhi syarat meriwayatkan hadits. Namun dalam rangka fadlâ`il al-a’mâl hadits ini dapat digunakan.
Di samping itu, kedla’ifannya telah disokong oleh beberapa hadits lain sehingga menurut sebagian pendapat telah naik menjadi hadits hasan lighairih yang dapat menjadi hujjah. Hadits yang menyokong diantaranya :
M قال عمرو بن العاص لأهله فَإِذَا دَفَنْتُمُونِي فَشُنُّوا عَلَيَّ التُّرَابَ شَنًّا ثُمَّ أَقِيمُوا حَوْلَ قَبْرِي قَدْرَ مَا تُنْحَرُ جَزُورٌ وَيُقْسَمُ لَحْمُهَا حَتَّى أَسْتَأْنِسَ بِكُمْ وَأَنْظُرَ مَاذَا أُرَاجِعُ بِهِ رُسُلَ رَبِّي (رواه مسلم)
‘Amr bin ‘âsh berkata kepada keluarganya (ketika ia akan meninggal)," Maka apabila kalian telah menguburku, taburkanlah debu kepadaku. Kemudian berdirilah di sekitar kuburanku sekira unta disembelih dan dibagi dagingnya sehingga aku meras terhibur dengan kalian dan aku melihat apa yang ditanyakan utusan Tuhanku." (HR Muslim).
M أَنَّهُ r كَانَ إذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ وَقَالَ اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَاسْأَلُوا لَهُ التَّثْبِيتَ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ) أَبُو دَاوُد , وَالْحَاكِمُ وَالْبَزَّارُ عَنْ عُثْمَانَ(
Sesungguhnya Nabi SAW apabila telah selesai mengubur mayat berdiri dan di atas kuburan dan berkata,"Mintakan ampun untuk saudara kalian dan mintakan ketetapan dan ketabahan karena sekarang ia ditanya.” (HR Abu Dâwud dan al-Hakim dari ‘Utsman).
M عن يَحْيَى بْنُ عُمَارَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ (رواه مسلم وأبو داود والنسائي)
Hadits di atas apabila kata موتاكم diartikan secara hakiki adalah dalil kuat untuk kesunnahan talqîn.
Home »
AQIDAH DAN AMALAN AHLUSSUNNAH WALJAMA'AH
» SEKELUMIT TENTANG TALQIN
SEKELUMIT TENTANG TALQIN
Written By MuslimMN on Minggu, 13 Februari 2011 | 18.10
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar