Diantara
karomah Abuya as-Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki adalah banyak murid dan
pecinta beliau yang bermimpi jumpa Rasulullah Saw. ternyata sosoknya nyaris
sama dengan sosok Abuya al-Maliki. Ini merupakan bukti nyata adanya i’tina’
khashshah (perhatian khusus) dari Rasulullah Saw. untuk beliau. Seperti
dikisahkan oleh salah satu murid beliau yang baru datang dari Indonesia. Murid
baru itu dengan teman-temannya ditempatkan di ‘Utaibiyyah, Makkah. Setelah satu
bulan mereka dipindah oleh Abuya ke Madinah.
Ketika tiba
di Kota Madinah, sebelum berziarah kepada Rasulullah Saw., mereka menempati
syuqqah Babul ‘Awali hingga esok hari. Di malam hari, murid yang baru itu bermimpi.
Dalam mimpinya ia bersama teman-temannya pergi berziarah ke makam Rasulullah Saw.
Sesampainya di depan makam, ternyata sudah banyak orang-orang yang menanti
dan mengitari makam tersebut seakan-akan mereka menunggu seseorang yang akan
keluar dari dalam makam. Murid itu pun ikut serta bergerombol bersama mereka.
Tiba-tiba
dari arah belakang terjadi keributan kecil, dan orang-orang semua melongokkan
kepala untuk menyaksikan apa yang terjadi. Ternyata di sana telah
berdiri seseorang yang sosoknya nyaris sama dengan Abuya as-Sayyid Muhammad bin
Alawi al-Maliki. Sosok itu dikitari kerumunan orang yang berteriak-teriak ramah
lantaran memanggil-manggil: “Rasulullah… Rasulullah… Rasulullah…”
Entah mengapa,
seketika itu juga si murid meyakini bahwa yang datang tiada lain adalah
perawakan Abuya, dengan segala bentuk pakaian yang biasa melekat pada diri
Abuya. Secara spontan pula murid itu mendekati dan merangkul Rasulullah Saw.
Terjaga
dari tidur, dia duduk termenung memikirkan apa yang baru saja dialaminya dalam
mimpi yang relativ singkat itu. Ia tidak berani bercerita kepada siapapun,
sebab takut salah. Hanya saja mimpi itu terus terbayang dalam benaknya. Hingga
suatu ketika ia bertanya kepada salah seorang teman seniornya: “Apakah ada
diantara murid-murid Abuya yang pernah mimpi bertemu Rasulullah Saw.?”
Pada
akhirnya dia mendapat keterangan, ternyata banyak juga yang mengalaminya. Dan diantara
mereka yang mengalami itu juga menyatakan bahwa sosok Rasulullah Saw. yang
sering muncul dalam mimpi mereka nyaris sama dengan sosok Abuya as-Sayyid
Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani.
Sebelum kewafatannya,
Abuya as-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz al-Maliki al-Hasani
berdoa 3 hal:
1. Ingin meninggal
di antara murid-murid dan kitab-kitabnya.
2. Yang menshalatkan
di Masjidil Haram adalah imam yang cinta kepada beliau, bukan yang benci atau
memusuhinya.
3. Dan meminta
agar jenazahnya sebelum dikebumikan di Ma’la bisa masuk di makam Sayyidah
Khadijah al-Kubra Ra., istri Rasulullah Saw.
Dan pada
kenyataannya semua yang beliau harapkan itu terwujud atas izin Allah Swt. Demikianlah
salah satu bukti kecintaan Allah Swt. kepada beliau. Walaupun sempat
masuk rumah sakit karena sakit yang datang tiba-tiba, tetapi ketika akan wafat
beliau meminta agar dibawa pulang. Dan akhirnya beliau wafat di antara
murid-murid dan kitab-kitabnya.
Ketika
akan dishalati di Masjidil Haram, saat itu imamnya adalah orang yang tidak
beliau sukai. Tetapi ajaibnya, ketika jenazah dimasukkan ke dalam masjid, si
imam tadi seakan tidak bisa mengeluarkan suara sehingga dia mundur dan digantikan
oleh iman lain yaitu Syaikh Muhammad Abdullah Subayyil, seorang imam yang dekat
dan cinta dengan beliau.
Ketika
puluhan ribu manusia mengiringi kepergiannya, keranda diusung dari Masjidil
Haram menuju komplek pemakaman Ma’la. Lautan manusia meliputi jalan-jalan saat
itu bergema tahlil dan dzikir. Subhanallah, ketika dekat dengan makam
Sayyidah Khadijah Ra. tiba-tiba pintu yang menutup makam Sayyidah Khadijah
terbuka. Sehingga jenazah beliau pun dapat memasukinya. Baru kemudian
dikeluarkan kembali untuk dibawa ke Ma’la.
Beliau
adalah seorang yang kasyaf, artinya Allah membuka untuk beliau sesuatu
yang tertutup untuk orang lain sehingga sesuatu itu begitu tampak jelas baginya.
Bahkan perbuatan manusia pun tampak di hadapannya. Hal ini kurang beliau sukai
sehingga seringkali beliau meminta kepada Allah agar menghilangkan kasyaf
tersebut.
Beliau
pernah berkata kepada salah satu muridnya, al-Habib Shaleh bin Ahmad Alaydrus:
“Wahai Shaleh, sesungguhnya perumpamaan maqam kasyaf dan jadzab dibandingkan
dengan maqam yang di atasnya seperti anak perempuan kecil yang senang dengan
bonekanya. Dia akan merasa cukup dengan boneka itu daripada sesuatu yang lebih
berharga dan lebih mahal.”
Tetapi
sesungguhnya karomah yang besar justru terdapat pada keistiqamahan beliau dalam
beribadah, berdakwah, mengajar dan melayani umat. Cukup menunjukkan kebesaran
beliau dan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah menjadikan ilmu beliau
manfaat, barakah dan murid-muridnya menyebar ke seluruh penjuru dunia menjadi
ahli dakwah, ulama dan penyambung lidah Rasulullah Saw.
Demikian
pula dengan karya-karya beliau yang terus akan dimanfaatkan dan diambil
hikmahnya oleh manusia sepeninggal beliau. Banyak para wali Allah justru
karomah mereka tampak pada karya-karya tulisnya seperti Imam an-Nawawi dan juga
tampak pada keberkahan wirid-wirid yang disusunnya seperti Imam Abul Hasan asy-Syadzili.
Beliau
memang sudah meninggalkan dunia yang fana ini tetapi tetap hidup di hati para
pecintanya. Bahkan para ulama dan auliya’ mereka tidaklah mati begitu saja.
Mereka tetap hidup di sisi Allah dan tetap memperoleh rizki dariNya. Ruh mereka
bebas berjalan ke mana mereka inginkan sama ketika mereka masih hidup di dunia.
Sebab ruh para kekasih Allah tidak dibelenggu atau diikat.
Hubungan
beliau dengan para murid dan pecintanya terus bersambung sekalipun sudah berpindah
alam. Banyak diantara murid beliau yang bermimpi mendapatkan petunjuk dan
arahan dari beliau. Ketika mereka mendapatkan suatu masalah, beliau datang
dalam mimpi untuk membantu memberikan solusi. Demikianlah para auliya’ yang
tidak pernah putus mendapat rahmat Allah sekalipun sudah memasuki alam barzakh.
Mudah-mudahan Allah mengumpulkan kita bersama beliau dan para auliya’ dalam
keadaan ridha dan diridhai oleh Allah Swt. Aamiin. (Disadur dari
buku “Mutiara Ahlul Bait dari Tanah Haram, Biografi Prof. DR. As-Sayyid
Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani” halaman 61-73).
Berikut
adalah cuplikan pemakaman Abuya as-Sayyid Muhammad Alawi al-maliki: http://youtu.be/H0sg4Lbj3S4
Ulasan
tentang detik-detik kewafatan Abuya as-Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki silakan
baca di sini: http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2013/07/isyarat-kewafatan-sayyid-muhammad-bin.html
atau https://www.facebook.com/photo.php?fbid=479932038764140
Sya’roni
As-Samfuriy, Cikarang 23 Juni 2014
0 komentar:
Posting Komentar