Home » , , , » MAULID AKBAR KANZUS SHOLAWAT, HABIB LUTHFI BIN YAHYA PEKALONGAN

MAULID AKBAR KANZUS SHOLAWAT, HABIB LUTHFI BIN YAHYA PEKALONGAN

Written By MuslimMN on Rabu, 05 Februari 2014 | 12.24



·         Senin 03 Februari 2014

Nikah Masal dalam Rangkaian Maulid Kanzus Shalawat

Nikah masal merupakan salah satu agenda tahunan yang masuk kedalam rangkaian acara Maulid Kanzus Shalawat, sudah berjalan semenjak Habib Luthfi bin Yahya mengadakan Maulid. Pada tahun ini diadakan pada Senin 03 Februari 2014. Pada acara nikah masal kali ini diikuti oleh 15 Pasangan. Nikah masal dilaksanakan di Gedung Kanzus Shalawat, peserta berasal dari Pekalongan dan sekitarnya. Setelah mengikuti nikahan mereka langsung mendapat buku nikah.

“Dalam rangkaian maulid saya tidak mengadakan khitan masal, karena khitan itu wajib kan menurut Imam Syafi’i dan Maliki. Imam Hanafi mewajibkan khitan kalau tidak bisa menjaga kesuciannya. Kalau nikah kan  wajib, daripada kita mendiamkan kumpul kebo, menolong orang yang sudah nikah siri tapi tidak mampu nikah resmi. Dan dengan ini kita membantu untuk akte anak mereka yang menjadi syarat untuk sekolah dan lain sebagainya, dan alasan lainnya.”  Demikian Habib Lutfi bin Yahya menjelaskan.


·         Selasa 04 Februari 2014

Meskipun dari pagi hujan turun, tidak mengurangi antusias ulama dan para prajurit TNI-Polri hadir dalam silaturahim yang diselenggarakan oleh Habib Muhammad Lutfi bin Yahya. Pukul 11.00 Habib Lutfi sampai ke lokasi acara, yang bertempat di Ballroom Hotel Grand Mandari Pekalongan. Habib Lutfi beramah tamah dengan Jenderal Polisi Sutarman dan kemudian dilanjut makan siang bersama Panglima TNI Jenderal Muldoko yang tiba pada pukul 12.10 siang.

Seperti disampaikan Habib Lutfi di kediamannya, acara ini diselenggarakan tiada lain adalah agar ada kesepahaman antara TNI-POLRI dan ulama tentang pentingnya menjaga keutuhan NKRI. Dengan bersatunya tiga elemen ini maka bangsa ini akan kuat. Kesepahaman-kesepahaman ini perlu terus dibangun, dan JATMAN sebagai organisasi Thariqah siap mengawal NKRI harga mati.

Acara ini dihadiri oleh 1700 peserta, 300 prajurit TNI, 300 anggota POLRI dan 1100 peserta lainnya adalah ulama dari seluruh Indonesia. Acara yang dimulai pukul 9 ini berakhir pukul 14.45, karena Habib Lutfi beserta Panglima TNI dan Kapolri menyambut kedatangan Presiden RI Bpk. Dr. Soesilo Bambang Yudoyono yang tiba pada pukul 15.00 di statsion Pekalongan.

Sambutan Kapolri Sutarman

Jenderal Polisi Sutarman menjadi narasumber pertama pada acara ‘Silaturahim TNI/Polri dan Ulama se-Indonesia’. Jenderal yang oleh Habib M. Lutfi bin Yahya disebut Kiai ini dengan fasih mengutip ayat al-Quran dan hadits dengan fasih. Dalam pidatonya Kapolri mengatakan:

“Kebinekaan adalah wahana dan anugrah yang harus kita syukuri. Karena kita hidup tak mungkin tanpa adanya perbedaan. Kita harus bersatu padu membagun bangsa ini. Sebagaimana dalam al-Quran disebutkan bahwa Nabi adalah ‘uswah hasanah’; teladan yang baik, dan dalam hadits disebutkan bahwa Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak.

Maka kalau kita mengaku umat Nabi Saw., selayaknya kita meniru hasanah yang dicontohkan Nabi Saw. Mari kita beribadah sesuai dengan profesi kita masing-masing, guru dan ulama maka sampaikanlah ajaran dengan kelembutan, dan TNI/Polri menjaga persatuan dan kesatuan. Maka kita tidak akan terpecah-belah. Kondisi ini sangat memprihatinkan pasca reformasi, kebebasan yang dilindungi undag-undang disalahgunakan untuk mencapai keinginan mereka dengan cara yang salah dengan menggunakan kekerasan.”

Kapolri juga menyoroti fenomena Islam radikal, menurutnya pemahaman sekelomok umat Islam ini perlu diluruskan, dan ini menjadi tanggung ulama untuk meluruskan pemahaman mereka. “ada kelompok Islam menganggap Polisi thagut karena tidak mengikuti ajaran mereka, dan masjid di bom karena yang membangunnya adalah polisi, ini pemahaman-pemahaman keliru”. Demikian sekilas yang disampaikan oleh Kapolri.

Sambutan Jendral TNI Moeldoko

Jenderal Moeldoko dalam sambutannya membacakan biografi singkat Habib Lutfi bin Yahya, diantara yang dibaca adalah: “Habib Lutfi menguasai ilmu kedokteran kuno dan mampu mengaransmen music dan mengarang laku genre kontemporer. Ini Habib Lutfi ini tak menyisakan profesi buat yang lain, habis semua sama beliau.

Semua negara kaya di dunia bergejolak, dan Indonesia adalah negara kaya yang sejak abad ke 15 akhir sudah diperemputkan oleh Potugis, bahkan jauh sebelumnya oleh Cina dan Kerajaan Sriwijaya. Ini menurutnya harus menjadi perhatian bangsa Indonesia semua. Hal lain adalah soal ‘isme’ termasuk idiologi ekonomi yang dipakai oleh Indonesia. Indonesia sebelumnya menganut Liberalisme ekonomi, kemudian Neo Liberalisme, dan sekang ekonomi kerakyatan.

Yang membuat Negara kuat sebenarnya bukan isme-isme itu melainkan ketahanan bangsa kita, termasuk ketahanan pangan. Ketahanan pangan itu dengan cara kedaulatan pangan. Jenderal Moeldoko menyangkan banyak sarjana pertanian yang kemudian memilih kerja di Bank, dan perkantoran. Tetu hal-hal semacam ini harus diperhatikan. Agar mandiri dalam berbagai komoditas yang kita butuhkan. Garam dari Australia, beras dari Thailand dan seterusnya.

Peran stabilisator dan dinamisator yang dulu dimiliki TNI-POLRI sekarang semakin dikurangi, ini hasil reformasi. Salah satu indikator Demokrasi berjalan baik adalah dengan dikuranginya peran Negara dan civil socity semakin dikuatkan, oleh sebab itu saat ini peran stabilisator TNI itu dipegang oleh para ulama, dan TNI/POLRI selalu mendukung para ulama,” ujarnya mengakhiri.

Pesan Habib Luthfi bin Yahya

Habib Lutfi didapuk sebagai pembicara terakhir, dalam sambutannya Habib Lutfi mengatakan: “Kita sudah mempunyai tambahan dua kiai; Kiai Jenderal Sutarman dan Kiai Jenderal Moeldoko.

Kalau TNI-Polri dan ulama masyarakat bersatu, tida aka ada yang bisa merusak keutuhan NKRI. Untuk menguatkan NKRI adalah dengan memperkuat kecintaan masyarakat terhadap TNI-POLRI dan pemerintah.”

Habib Lutfi mengamini apa yang dikatakan oleh Jenderal Moeldoko, bahwa yang mengatakan bangsa ini adalah Negara auto Pilot sangat menyesatkan, bagaimana mungkin Negeri sebesar ini auto pilot. Dan Habib Lutfi mengajak agar tak lagi mencari siapa yang salah tapi mencari apa yang salah. “Kalau mencari siapa yang salah, maka tidak aka nada ujungnya,” tutur beliau.

Pada akhir sambutannya Habib Lutfi mengatakan: “Sebagai penerjemahan apa yang disampaikan Kapolri dan Panglima, ulama thariqah di cabang-cabang hendaknya mempererat hubungan dengan Kapolres dan Dandim. Ini bukan perintah, karena saya bukan panglima TNI dan Polri tapi saya panglima Thariqah,” Habib Lutfi berkelekar.


·         Rabu 05 Februari 2014

Rabu, 05/02. Ribuan jamaah yang hadir dari berbagai penjuru Nusantara memadati Jl. Dr. Wahidin, lokasi Kanzus Shalawat tempat perayaan Maulid Akbar diselenggarakan. Dari dini hari para jamaah sudah mulai menduduki lokasi, agar bisa duduk lebih dekat ke panggung acara. Jamaah yang baru datang ke lokasi terlambat dipastikan akan mendapatkan tempat yang cukup jauh dari lokasi. Setiap gang di dekat lokasi penuh dengan kerumunan jamaah yang duduk khusu’.

Meskipun di beberapa daerah terkena bencana banjir,bahkan di beberapa titik di Kota dan Kabupaten terkena banjir, tapi tak menyurutkan jamaah untuk hadir di Maulid Nabi. Alhamdulilah, meskipun di beberapa kecamatan terdekat diguyur hujan, lokasi Maulid Habib Lutfi bin yahya terang. Padahal selama beberapa minggu sampai -1 puncak acara kediaman Habib Lutfi yang menjadi salah satu tempat acara diguyur hujan. Praktis, kondisi ini membuat jalannya acara dan kerja kepanitiaan, pasmpamres dan protokoler istana bisa bekerja dengan sinergis tanpa kendala.

Sedianya sebelum acara Presiden beserta Ibu Negara akan transit dikediaman Habib Lutfi bin Yahya. Para pejabat Negara seperti Menteri Agama; Surya Darma Ali, menteri PDT Helmy Faishal Zaini, Gubernur Jawa Tengah; Ganjar Pranowo dan pejabat pusat maupun daerah sudah Nampak berdatangan sejak pagi.

Pesan Habib Luthfi bin Yahya

Dalam tausyiahnya, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengajak seluruh jamaah berjanji untuk terus setia mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Demi Allah, saya bangsa Indonesia akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan akan menepis segala sesuatu yang akan menggoyahkan kekuatan NKRI,” ujar Habib Muhammad Luthfi.

Sambutan Presiden SBY

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. ini dihadiri kurang lebih 25 ribu jamaah dari Pekalongan dan sekitarnya. Jamaah berdatangan mulai pukul 10.00 WIB dengan kendaraan pribadi ataupun berjalan kaki.

Sejumlah menteri yang menyertai Presiden dalam rangkaian kunjungan kerja ke Jawa Barat dan Jawa Tengah selama empat hari ini juga hadir. Mereka, antara lain, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendikbud Mohammad Nuh, Menag Suryadharma Ali, Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan, Menhut Zulkilfli Hasan, dan Wamen PU Hermanto Dardak. Hadir pula Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Walikota Pekalongan Basyir Ahmad.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutan saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1435 H di Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (5/2) pukul 13.00 WIB. Peringatan bertemakan “Dengan Maulid Nabi Kita Perkokoh Persatuan, Kesatuan, dan Keutuhan NKRI”. Berikut adalah kutipannya:

“Rasulullah Muhammad Saw. adalah pemimpin yang tak pernah berhenti membangun toleransi, mengayomi dan merangkul semua pihak. Tatanan kehidupan yang dibangun Nabi Muhammad Saw. di Madinah itu menjadi inspirasi Indonesia.

Tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dibangun Rasulullah di Madinah menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk membangun kehidupan yang serupa, yakni masyarakat beragam yang tetap bisa hidup berdampingan dengan damai dan harmonis.

Kalau Bangsa Indonesia memiliki semangat, tekad dan upaya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw., maka dengan izin Allah Swt. Indonesia akan semakin maju, aman, adil dan sejahtera. Kita perlu meneladani kepribadian, akhlak, tutur kata dan kesantunan beliau Saw. Rasulullah adalah seorang pemimpin yang mendorong umat untuk bekerja keras, rajin menuntut ilmu dan tidak mudah menyerah.

Keberhasilan pembangunan bukan hanya ditentukan oleh pemimpin. Meskipun peran pemimpin penting, tetapi dukungan seluruh rakyat Indonesia sangat dibutuhkan. Berkat kesatuan dan persatuan itulah, lanjut Presiden, Indonesia kini dipandang dunia sebagai negara dengan perkembangan yang baik. Dunia mengakui itu.

Meskipun kita sudah mencapai perkembangan di banyak hal, tidak kalah penting kehidupan beragama. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi juga masih banyak. Masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan. PR ini yang dalam pengerjaannya memerlukan persatuan dan kesatuan kita.

Rakyat Indonesia akan makin sejahtera jika kita bisa membangun ekonomi kita. Ekonomi bisa dibangun jika negara ini berada dalam keadaan stabil, aman, dan damai. Mari, rakyat Indonesia bersatu padu untuk ciptakan keadaan Indonesia yang stabil, aman, dan damai. Indonesia yang bersatu, Indonesia yang berdasarkan Pancasila, Indonesia yang menjalankan UUD 1945, yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti meskipun berbeda-beda namun kita tetap satu.”

Di akhir sambutannya, SBY berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bergandeng tangan mengatasi masalah yang sedang terjadi di Indonesia, termasuk dalam mengatasi bencana alam. Beberapa negara di dunia juga sedang mengatasi bencana ini. “Semua sedang mengatasi masalah ini. Pemerintah pusat terus berkoordinasi dan memberikan bantuan menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Harapan saya, kita bisa segera mengatasi masalah ini dan melanjutkan pembangunan di berbagai bidang demi hari esok yang lebih baik,” ujar SBY.

(Disadur dari: habiblutfi.net, presidenri.go.id, news.detik.com dan static.republika.co.id)

Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 06 Februari 2014

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template