Home » , , » KALAU KITA BOLEH MEYAKINI PENDAPAT KITA SENDIRI, MENGAPA ORANG LAIN TIDAK BOLEH MEYAKINI PENDAPATNYA?

KALAU KITA BOLEH MEYAKINI PENDAPAT KITA SENDIRI, MENGAPA ORANG LAIN TIDAK BOLEH MEYAKINI PENDAPATNYA?

Written By MuslimMN on Rabu, 31 Juli 2013 | 03.35


KALAU KITA BOLEH MEYAKINI PENDAPAT KITA SENDIRI, MENGAPA ORANG LAIN TIDAK BOLEH MEYAKINI PENDAPATNYA?

Saya rasa munculnya semenjak dahulu hingga sekarang, yang namanya Ahlussunnah wal Jama'ah itu tidak pernah mengajarkan cacian atau makian, apalagi mengkafir-sesatkan golongan lain.

Lihat bagaimana dulu awal mula timbulnya perpecahan dalam Islam, pasca terjadinya perang Shiffin antara kubu Sayyidina Ali bin Abu Thalib Kw. dengan kubu Sayyidina Mu’awiyyah Ra. Dengan PD-nya Khawarij menyatakan keluar dan tidak mendukung salah satu dari kedua kubu tersebut. Khawarij sampai berani mengkafirkan Sayyidina Ali dan Sayyidina Mu'awiyyah Ra. Padahal mereka (Khawarij) adalah penghafal al-Quran, gemar puasa, qiyamullail dan ibadah-ibadah lainnya.

Lalu muncul lagi golongan yang tidak terima dengan perlakuan Khawarij yang mengkafirkan Sayyidina Ali Ra. namun terlalu fanatik, mereka disebut Syi'ah. Dan begitu seterusnya hingga akhir zaman nanti akan terus ada sekte-sekte dalam Islam yang bermunculan, namun tetap DNA-nya adalah pada 7 firqah yang terdiri dari 73 firqah sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Bughyat al-Mustarsyidin.

Di sisi lain, ada sekelompok sahabat dan tabi'in yang sama-sama melihat kejadian pasca perang Shiffin, mereka tidak terlena mengikuti tingkah Khawarij dan Syi'ah. Mereka lebih menyibukkan diri i'tikaf dan ibadah di masjid-masjid. Mereka lebih senang menggelar majelis taklim. Mereka itulah yang kita kenal sekarang sebagai kaum shufi. Diantara mereka adalah sahabat Abu Musa al-Asy'ari dan Sayyidina Hasan al-Bashri Ra. dari kalangan tabi'in. Inilah yang disifati oleh Nabi Saw. sebagai “Ma ana ‘alaihi wa ash-habiy”, yakni embrio dari golongan Ahlussunnah wal Jama’ah.

Bisa ditarik kesimpulan (secara garis besarnya), Ahlussunnah wal Jama’ah yang sebenarnya adalah mereka yang tidak pernah mengajarkan dan melakukan cacian, makian, pengkafiran maupun klaim sesat terhadap golongan lainnya. Nah, lalu muncul sekarang ada sekelompok orang yang juga gemar melakukan cacian, makian, pengkafiran maupun klaim sesat terhadap golongan lainnya yang masih dalam payung Islam. Siapakah sebenarnya mereka itu?


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template