GERAKAN TOLERANSI ANTARA PEMELUK
AGAMA
Al-Habib Segaf bin Mahdi bin Syaikh Abubakar bin Salim sedang mencium tangan KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Almarhum Maulana al-Habib Segaf bin Mahdi bin Syaikh
Abubakar bin Salim semasa hidupnya senantiasa mengajarkan dan menanamkan
toleransi antar pemeluk agama di negeri ini. Karenanya, ia menyayangkan aksi
kekerasan sekelompok orang dengan mencatut Islam. “Akibatnya Islam dipandang salah. Orang Islam dianggap tukang makan
orang”, ujar beliau.
“Selain itu,
rusaknya citra Islam juga karena ajaran Islam disalahpahami. Itu, orang-orang
yang ngaku mujahid. Mujahid apa itu, berontak di negara orang. Mereka bikin
kacau Indonesia. Kalau saya presiden, saya usir mereka. Saya tangkap dan saya
suruh tinggal di Arab. Jadi, jika kita ingin memperbaiki, jangan yang sudah
rusak dirusak lagi. Itu baru mujahid”, himbau al-Habib Segaf bin Mahdi suatu saat.
Untuk itu, beliau menghimbau kelompok yang mengusung
nama Islam agar menyelesaikan persoalan melalui mekanisme hukum. “Ini Indonesia. Ada pemerintah, ada hukum,
dan ada polisi. Mereka yang menjaga keamanan. Jika tidak melalui jalur hukum,
berarti ingin mendirikan negara dalam negara. Tapi pemerintah juga salah, kok
orang-orang kayak begitu (anarkis) dibiarkan. Mereka itu bisa merusak Indonesia”,
tandas al-Habib Segaf bin Mahdi.
Alkisah, sekitar tahun 2006 Gus Dur divonis mengalami
gangguan ginjal sehingga harus menjalani cuci darah secara rutin. Pada kali
pertama menjalani cuci darah keluarga sempat menjemput al-Habib Segaf bin Mahdi
di Parung demi membujuk Gus Dur yang bandel tak mau menjalani cuci darah.
“Habib, saya
minta tolong untuk menasehati Gus Dur”, kata al-Habib Segaf bin Mahdi menirukan permohonan
Yenny Wahid, putri kedua Gus Dur. Permintaan tersebut diamini Habib. Ia lalu
datang ke rumah Gus Dur di Ciganjur. Anehnya, belum sempat mengutarakan niatnya
membujuk, Gus Dur malah sudah tahu kalau salah satu tujuan al-Habib Segaf bin
Mahdi adalah membujuk dirinya agar mau cuci darah. Tapi bujukan al-Habib Segaf bin
Mahdi akhirnya berhasil. Gus Dur pun mau menjalani cuci darah.
Habib yang akrab disapa
Habib Parung oleh Gus Dur ini mulai dekat menjelang Muktamar PKB di
pesantrennya. Bahkan ketika terjadi konflik internal PKB, Gus Dur sempat
meminta saran pendapat Habib Parung, perihal perlu tidaknya PKB dibubarkan.
Habib yang sempat berguru ke Masjid Sayyidina Abbas di Aljazair dan I’tikaf di
Makkah selama lima tahun itu menyarankan ke Gus Dur saat itu untuk jangan
membubarkan PKB.
Kini beliau berdua
telah kembali ke rahmatullah, al-Habib Segaf bin Mahdi wafat pada tanggal 12 November tahun 2010. Mari
dengan segala kerendahan hati dan rasa cinta kita kepada beliau-beliau, kita kirimkan
hadiah surat al-Fatihah dengan niatan Anda masing-masing. ‘Ala hadzihinniyyat
al-Fatihah...
0 komentar:
Posting Komentar