Imam
Ibnu Katsir memuji Raja Mudzaffar Abu Sa’id Al-Kukburi (Penggagas Peringatan Maulid
Nabi)
Imam Ibnu Katsir dalam Kitabnya Bidayah wa
an-Nihayah juz 13 hLmN 136,
memuji Raja Mudzaffar Abu Sa’id al-Kukburi sebagai berikut:
memuji Raja Mudzaffar Abu Sa’id al-Kukburi sebagai berikut:
وكان يعمل المولد الشريف في ربيع الأول ويحتفل به احتفالا هائلا
وكان مع ذلك شهما شجاعا فاتكا بطلا عاقلا عالما عادلا رحمه الله وأكرم مثواه
“Dan dia (Raja Mudzaffar) menyelenggarakan Maulid Nabi yang
mulia di bulan Rabi’ul Awwal secara besar-besaran. Ia juga seorang raja yang
cerdas, pemberani kesatria, pandai, dan adil, semoga Allah mengasihinya dan
menempatkannya di tempat yang paling baik.”
Imam Ibnu Katsir
juga mengatakan:
إن أول من أرضعته صلى الله عليه وسلم
هي ثويبة مولاة أبي لهب وكان قد أعتقها حين بشرته بولادة النبي صلى الله عليه وسلم.
ولهذا لما رآه أخوه العباس بعد موته في المنام بعدما رآه بشر خيبة، سأله: ما لقيت؟
قال: لم ألق بعدكم خيراً غير أني سقيت في هذه بعتاقتي لثويبة (وأشار إلى النقرة التي
بين الإبهام والتي تليها من الأصابع).
“Sesungguhnya
orang pertama kali menyusui Nabi Saw. adalah Tsuwaibah yaitu budak perempuan
Abu Lahab, dan ia telah dimerdekakan dan dibebaskan oleh Abu Lahab ketika Abu
Lahab gembira dengan kelahiran Nabi Saw. Karena demikian setelah meninggalnya
Abu Lahab, salah seorang saudaranya yaitu Abbas melihatnya dalam mimpi, salah
seorang familinya bermimpi melihat ia dalam keadaan yang sangat buruk,
dan Abbas bertanya: “Apa yang engkau dapatkan?” Abu
Lahab menjawab: “Sejak aku tinggalkan
kalian (mati), aku tidak pernah mendapat kebaikan sama sekali, selain aku
diberi minuman di sini [(Abu Lahab menunjukkan ruang antara ibu jarinya dan
jari yang lain) karena aku memerdekaan Tsuwaibah”. (Lihat dalam Kitab Bidayah wa an-Nihayah
juz 2 halaman 272-273, Kitab Sirah an-Nabawiyah juz 1 halaman 124 dan
Kitab Maulid Ibnu Katsir halaman 21).
Imam
Ibnu Katsir mengagungkan malam Maulid Nabi, berikut pernyataan beliau dalam
Kitab Maulid Ibnu Katsir halaman 19:
إن ليلة مولد النبي صلى الله عليه
وسلم كانت ليلة شريفة عظيمة مباركة سعيدة على المؤمنين، طاهرة، ظاهرة الأنوار جليلة
المقدار
“Sungguh malam kelahiran Nabi Saw. adalah malam yang sangat
mulia dan banyak berkah dan kebahagiaan bagi orang mukmin dan malam yang suci,
dan malam yang terang cahaya, dan malam yang sangat agung”.
Sebagaimana
pula dikatakan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab ad-Durar al-Kaminah mengatakan bahwa
kitab tersebut adalah kitab Ibnu Katsir yang membolehkan Maulid Nabi dan di
dalamnya membahas tentang perayaan peringatan Maulid Nabi.
izin copas akhi...
BalasHapusini bisa di jadikan referensi saya, terimakasih.