SEBEGITU
PENTINGKAH NASAB?
Oleh
Iwan Mahmoed Al Fattah
Sebegitu pentingkah
arti sebuah nasab? bukankah Allah melihat seseorang berdasarkan ketakwaannya?
Bukankah dengan kita memandang nasab terus-menerus
berarti kita kembali ke masa jahiliah? apa manfaatnya belajar ilmu yang satu
ini? kenapa kita tidak mempelajari hal yang jauh lebih penting dari hal yang
sepele ini? begitulah kata kata yang sering saya dengar yang berkaitan dengan nasab atau silsilah
seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung yang diucapkan oleh orang-orang
yang memandang nasab berdasarkan pola pikirnya.
Tidak
jarang juga saya mendengar ada kata-kata yang bernada sinis seperti: "biar ente keturunan raja kek, sultan
kek, keturunan Nabi kek, itu semua gak ada pengaruh, karena Allah cuma melihat
amal ibadah dan ketakwaan seseorang", kalau saya balikan kata-kata itu
misalnya "lho kalau saya keturunan
raja atau keturunan Nabi apakah itu salah?apakah salah bila saya menjadikan
nasab saya itu menjadi Suri Tauladan dalam hidup saya?",
Jawaban
yang saya peroleh tetap saja ngotot, "pokoknya
Allah itu hanya melihat takwa dan ibadah, gak ada urusan dengan nasab".
Heran
saya dengan tipe orang seperti ini, anak kecil juga tahu bila seseorang itu
dilhat Allah berdasarkan amal ibadah dan ketakwaannnya, namun ketika ia
menafikkan nasab sebagai sebuah hal yang remeh, kelihatan sekali bila orang
seperti ini, tidak mengerti nasab, tapi berani bicara nasab, dia fikir bicara
nasab hanya bicara garis keturunan saja, dia fikir bicara nasab hanya untuk
gagah-gagahan saja, dia fikir bicara nasab tradisi jahiliah, padahal kalau dia
baca sejarah, pencatatatn nasab keluarga besar quraish itu telah dilakukan oleh
Sayyidina Umar bin Khotob dan terus berlanjut sampai sekarang, berarti
Sayyidina Umar orang yang memelihara tradisi jahiliah dong, Sayyidina Abu
Bakar, beliau kalau ditanya sebuah nasab, beliau itu akan menjelaskan secara
detail nasab yang disebut. Berarti kedua sahabat Rasul ini menyimpang dong.
Ilmu
Nasab memang adalah ilmu yang tidak semua orang bisa memahaminya, bahkan
beberapa ulama ahli nasab, mewanti-wanti agar jika ingin bicara nasab jangan di
forum terbuka atau didepan masyarakat umum, kenapa demikian? karena Ilmu nasab
adalah ilmu yang sulit dicerna, jangankan orang awam, para akademisipun
dihadapkan dengan ilmu yang satu ini akan sulit menghadapinya, ilmu nasab itu
penuh dengan kriteria yang tidak semua orang bisa memahaminya namun secara
ilmiah sebenarnya ilmu inipun bisa dipertanggungjawabkan, kalau ada tuduhan
ilmu nasab berkaitan dengan hal-hal gaib yang nyeleneh, itu sih pendapat orang
yang syirik aja, emang dia pikir belajar ilmu nasab sama apa seperti belajar
ilmu gaib model kayak gitu, ilmu nasab itu identik dengan logika sejarah, identik
dengan sistematika pencatatan, identik dengan sistem dokumentasi, identik
dengan adat-istiadat serta masih banyak varian-varian lain yang jumlahnya
sangat spektakuler dalam metodologi ilmu nasab, kalaupun saya berani menulis
disini, saya menulis berdasarkan kriteria umum saja, artinya saya menulis tidak
dalam metodologi khusus ilmu nasab, karena kalau sudah bicara metodologi khusus
ilmu nasab, itu artinya kita sudah jauh memasuki tahapan-tahapan pembelajaran
ilmu nasab, sedangkan belajar ilmu nasab itu tidak boleh sembarangan, sehingga
menurut saya penjelasan secara umum tentang nasab sepertinya perlu juga kita
ketahui untuk masyarakat yang ada digrup ini, agar kedepannya ketika kita
memandang atau memahami ilmu nasab ini tidak sempit dan picik.
Kenapa
selama ini ketika bicara nasab banyak orang keseleo bahkan sering mengundang
banyak masalah, seperti dengan adanya perdebatan yang tidak bermanfaat (debat
kusir) bahkan cenderung kearah caci-maki dan hujatan? itu karena mereka yang
bicara nasab itu tidak punya dasar ilmu nasab, jangankan dasar-dasar ilmu nasab
bahkan sanadpun tidak dia miliki, padahal kunci seseorang mempelajari nasab itu
harus mutlak memiliki sanad, karena dengan kita memiliki sanad nasab, kita bisa
terhindar dari adanya penyimpangan-penyimpangan dan hawa nafsu untuktidak
sembarangan bicara nasab.
Banyak
orang yang sebenarnya tidak faham ilmu yang satu ini tapi terkadang nekat
bicara nasab, saya sendiri ketika ditanya tentang ilmu yang satu ini terus
terang masih nol besar, tapi walaupun demikian saya tidak segan-segan bertanya
kepada mereka yang ahli dalam bidang yang satu ini terutama ulama ahli nasab,
saya tidak akan pernah berani bicara tentang nasab jika saya belum mendapat
masukan dan arahan dari beliau yang menguasai ilmu yang satu ini.
Anehnya
terkadang ketika ada ulama yang sangat faham dengan ilmu yang satu ini, malah
ulama-ulama seperti ini jadikan-bulan bulanan dengan berbagai hujatan, makian
bahkan fitnah yang sangat kejam, bahkan dengan entengnya ada juga yang berani
mengatakan bahwa sang ulama itu adalah ahli nasab palsu, padahal yang bicara
dan mengkritik itu adalah orang-orang yang sebenarnya tidak faham ilmu nasab,
tapi seolah-olah dia merasa bahwa dia adalah "pakarnya ilmu nasab".
Aneh
sekali orang orang seperti ini, kemampuan tidak punya tapi berani mengkritik,
anak TK kok berani menilai Profesor. Bukan satu dua kali ulama ahli nasab yang
sangat faham tentang ilmu ini justru jadi sasaran tembak bagi mereka yang tidak
faham tentang ilmu nasab, dan ini sudah saya amati sejak lama, baik yang ada
disitus-situs maupun dalam kehidupan langsung, mereka yang tidak senang dengan
ilmu nasab sering bicara seenaknya dengan mengatakan bahwa pada prinsipnya ilmu
nasab itu tidak penting alias tidak bermanfaat, karena ketika di akhirat atau dikubur
yang ditanya hanyalah amal ibadah saja, sebuah logika yang benar menurut dia
namun belum tentu buat orang orang yang belajar ilmu nasab, karena urusan nasab
bukanlah hanya mengurusi garis keturunan saja, karena kelak nantinya urusan
nasab akan berkaitan pula dengan hukum-hukum syara.
Mengenai
pendapat yang mengatakan bahwa Ilmu nasab itu tidak penting dan tidak
bermanfaat, Abu Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Said Al-Andalus didalam buku SEJARAH SILSILAH DAN GELAR KETURUNAN NABI
MUHAMMAD SAW oleh Idrus Alwi Al-Masyhur Halaman 2, Penerbit Saraz Publishing
Tahun 2010, mengatakan: "Bahwa
pendapat sebagian manusia yang mengatakan ilmu nasab tidak bermanfaat dan tidak
mengetahui ilmu nasab tidak membahayakan adalah pendapat yang batil!".
menurut beliau Ilmu Nasab itu adalah ilmu yang agung dan wajib bagi manusia
untuk mempelajarinya.
Belajar
ilmu nasab itu pada dasarnya tidak dilarang dalam agama Islam justru malah
dianjurkan, Allah dan Rasulnya bahkan memerintahkan agar kita belajar ilmu yang
satu ini, jika tidak bermanfaat sudah tentu Rasulullah SAW pun akan melarang.
Firman Allah telah mengisyaratkan kearah ilmu yang satu dengan yaitu: "Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seseorang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan
kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, supaya kamu mengenal satu sama lain.
Sesungguhnya yang paling mulai di sisi Allah ialah orang yang bertakwa"
Diriwayatkan
oleh Ibnu Asakir dari Abdullah bin Abbad, Rasulullah SAW bersabda; Aku Adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul
Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin
Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik (bin Al-Nadhir) bin Kinanah bin Khuzaemah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin
NIzar bin MA'ah bin Adnan
Dirwayatkan
oleh Al-Hakim dari Sa'ad: "ketika
aku bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah aku ini Ya Rasulullah SAW?"
Beliau menjawab: "Engkau adalah
Sa'ad bin Malik Wuhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah"
Diriwayatkan
dari Rasulullah SAW: "Pelajarilah
silsilah nasab kalian agar kalian mengenali hubungan darah kalian.. "
Diriwayatkan
dari Rasulullah SAW: "telah Kafir
bagi siapa saja yang berlepas diri dari urusan nasab jika hal tersebut samar-samar.
Dan telah kafir bagi siapa saja yang menyambungkan nasab kepada nasab yang tidak
diketahuinya... "
Berkata
Umar bin Khatab: "Pelajarilah
silsilah nasab kalian, janganlah seperti Kaum Nabat hitam jika salah satu
diantara mereka ditanya darimana asalnya, maka ia akan berkata dari desa
ini.... "
Menurut
Imam Al-Halimi, Hadits-hadits yang telah disebutkan ini menjelaskan tentang
arti pertalian nasab seseorang sampai kepada leluhurnya, dan apa yang dikatakan
Nabi Muhammad SAW tentang nasab tersebut bukanlah suatu kesombongan atau
kecongkakan, sebaliknya hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan dan
martabat mereka.
Dilain
riwayat dikatakan bahwa itu bukan suatu kesombongan akan tetapi hal itu
merupakan isyarat kepada Ni'mat Allah SWT, yaitu sebagai tempat TAHADDUTS BI AL-NI'MAH. Sedangkan Imamn
Ibnu Hazm berpendapat bahwa mempelajari ilmu nasab adalah fardhu kifayah.
Pengarang
Kitab Al-Iqdu Al-Farid Abdul Rabbih
berkata: "Siapa yang tidak mengenal
silsilah nasabnya berarti ia tidak mengenal manusia, maka siapa yang tidak mengenal
manusia tidak pantas baginya kembali kepada manusia..
Dalam
Mukadimah Al-Ansab, Al-Sam'ani
berkata: "Dan ilmu silsilah nasab merupakan ni'mah yang besar dari
AllahSWT, yang karena hal itu ALLAH SWT memberikan kemuliaan kepada hambanya.
Karena dengan ilmu silsilah mempermudah untuk menentukan nasab-nasab yang
terpisah-pisah dalam bentuk kabilah-kabilah dan kelompok-kelompok, sehingga
dengan ilmu silsilah nasab menjadi sebab yang memudahkan penyatuan tersebut.
Abu
Dzar Al-Ghiffari, Rasulullah SAW bersabda; "Tidaklah
seseorang yang mengaku bernasab kepada lelaki yang bukan ayahnya, sedangkan ia
mengetahuinya, maka ia adalah kafir. Dan siapa yang mengaku bernasab kepada
suatu kaum yang bukan kaumnya, maka bersiaplah untuk mengambil tempat duduknya
di neraka
Dalam
kitab Nihayah Al-Arab, Syekh
Al-Qalqasyandi berkata: "Bukan
Rahasia lagi bahwa mempelajari ilmu nasab, ada hal yang dianjurkan bagi setiap
orang. Misalnya mengenali nasab Nabi kita, mengenali nasab nasab orang lain,
dan agar tidak salah dalam memberlakukan hukum waris, wakaf maupun diyat.
seseroang yang tidak mempelajari ilmu nasab, sudah pasti ia akan bertindak
terutama dalam hal hal yang berkaitan dengan masalah-masalah di atas.."
Dari
Said bin Abi Waqqas, Rasulullah SAW bersabda; 'Siapa yang mengaku bernasab kepada yang bukan ayahnya di dalam Islam, sedangkan ia mengetahui bahwa
itu bukan ayahnya, maka surga haram baginya".
Dengan
demikian jelaslah bahwa ilmu nasab adalah suatu ilmu yang agung yang berkaitan
dengan hukum hukum syara.
Silakan
saja berpendapat bahwa ilmu nasab tidak penting dan tidak memberikan manfaat,
maka sesungguhnya mereka yang berkata seperti ini pada dasarnya telah menghukum
diri mereka sendiri dengan pendapatnya.
ketika
seseorang bicara nasab, tidak boleh ia berdasarkan pendapat pribadi atau nafsu
belaka, apalagi tanpa didasari ilmu agama yang cukup, bicara nasab itu bukan
hanya urusan garis keturunan belaka, tapi banyak hal yang nantinya terkait
dalam kehidupan kita, karena ini sudah masuk ranah syara, karena bila bicara
nasab maka kita akan bicara banyak hal seperti yang telah digambarkan pada
salah satu dalil di atas, contoh masalah waris mewaris atau status hukum
seorang anak.
Kalau
mereka beralasan bahwa pendapat itu karena melihat banyak orang yang bernasab
mulia tapi kelakuannya bejat, ya jangan dipukul rata dong, apakah itu mewakili
keluarga besar yang lain, sangat tidak arif ketika kita memukul rata nasab
hanya karena perbuatan seorang oknum, masak hanya karena nila setitik rusak
susu sebelanga. nila setitik itu bukan
gambaran utuh sebuah nasab keluarga, justru kalau kita tahu bahwa oknum itu
berasal dari nasab yang mulia, ya harus kita sadarkan, itu bukti kalau kita
faham tentang kebenaran, bukan malah membiarkan orang yang punya nasab mulia
makin tersesat.
Saya
sebenarnya kasihan jika ada orang yang berpendapat bahwa nasab dan silsilah itu
tidak penting, karena apa, artinya bila ia meremehkan hal-hal yang berkaitan
dengan ilmu nasab maka bukan tidak mungkin hal-hal yang yang bersifat syara bisa
dia langgar karena ketidaktahuan dirinya akan nasab, padahal nasab sangat jelas
berkaitan dengan hukum-hukum syara.
Berapa
kali ketika saya berhadapan dengan orang yang sering meremehkan ilmu nasab,
ketika saya tanya siapa dirinya, siapa ayahnya, siapa kakeknya, jawaban yang
saya peroleh ternyata sangat memprihatinkan, rata-rata dari mereka bersikap
cuek dan kadang sering mengeluarkan kata-kata yang melecehkan seperti kata-kata "emang gue pikirin" , "hari
gini belajar urusan yang kayak gini, capek deh....", "ilmu Silsilah?
ah ente kayak paranormal aja", "ente kayak orang kerajaan aje ngurusin
silsilah", "ya..kok kita kembali lagi ke zaman purbakala..urusan
nasab aje diributin", 'EMANG NANTI KALAU DIKUBURAN DITANYA YA SIAPA BAPAK
MOYANG ENTE....?", intinya di mata orang ini ilmu nasab itu aneh dan
wajib hukumnya dihindari.
Bayangkan..kata-kata
ini sangat familier sekali di-mata orang orang yang sering meremehkan ilmu
nasab..padahal dari beberapa keterangan dalil di-atas, sudah menegaskan bahwa
ilmu nasab itu adalah ilmu yang sangat penting, dan kita sudah melihat dan
membacanya, bagaimanakah hukumnya orang yang meremehkan nasab.
Masihkah
anda meremehkan hal yang satu ini?
Wallahu A'lam Bisshowab.
0 komentar:
Posting Komentar