Kalam Mutiara Al-Habib
Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz BSA
اَمَْلئ قَلْبَكَ بِمَحَبَّةِ إِخْواَنِكَ يَنْجَبِرْ
وَنُقْصاَنُكَ يَرْتَفِعْ عِنْدَاللهِ شأْنَكَ
Penuhilah hatimu
dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu
dan mengangkat derajatmu di sisi Allah.
مَنْ كاَنَ أَعْرَفْ كاَنَ أَخْوَف
Barangsiapa semakin
mengenal kepada Allah niscaya akan semakin takut.
مَنْ لَمْ يُجاَلِسْ مُفْلِحُ كَيْفَ يُفْلِحُ ومَنْ
جاَلَسَ مُفْلِحُ كَيْفَ لاَ يُفْلِحُ
Barangsiapa yang
tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung.
Barangsiapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan
beruntung.
مَنْ كاَنَ سَيَلْقَى فِيْ الْمَوْتِ الْحَبِيْبَ
فَالْمَوْتُ عِيْداً لَهُ
Barangsiapa
menjadikan kematiannya sebagai pertemuan dengan Sang Kekasih (Allah), maka
kematian adalah hari raya baginya.
مَنْ صَدَّقَ باِلرِّساَلَةِ خَدَمَهاَ
مَنْ صَدَّقَ باِلرِّساَلَةِ تَحَمَّلْ مِنْ أَجْلِهاَ
مَنْ صَدَّقَ باِلرِّساَلَةِ بَدَّلَ ماَلَهُ وَ نَفْسَهُ
مِنْ شأْنِهاَ
Barangsiapa percaya
pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barangsiapa
percaya pada Risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barangsiapa
yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.
كُلُّ واَحِدٍ قُرْبُهُ فِيْ الْقِياَمَةِ مِنَ الأَ نْبِياَءِ
عَلَى قَدْرِ إِهْتِماَمِهِ بِهَذِهِ الدَّعْوَةِ
Kedekatan seseorang
dengan para Nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah
ini.
ماَ أَعْجَبَ الأَرْضُ كُلُّهاَ عِبْرَةٌ لاَ أَظُنَّ
يُوْجَدُ عَلَى ظَهْرِ الأَرْضِ إِلاَّ شِبْراً وَلِلْعاَقِلِ فِيْهِ عِبْرَةٌ
إِذاَ اعْتُبَرَ
Betapa anehnya
bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah di muka bumi
kecuali di situ ada ‘ibrah
(pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya.
خَيْرُ النَّفْسِ مُخاَلَفَتُهاَوَ شَرُّ النَّفْسِ طاَعَتُهاَ
Sebaik-baik nafsu
adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti.
مِنْ دُوْنِ قَهْرِ النُّفُوْسِ ماَيَصِلُ الإِنْساَنُ
إِلَى رَبِّهِ قَطٌّ قَطٌّ قَطٌّ وَالْقَرْبُ مِنَ اللهِ عَلَى قَدْرِ تَصْفِيَةِ
النُّفُوْسِ
Tanpa menahan hawa
nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan
manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya.
إِذاَ انْفُتِحَتِ الْقُلُوْبُ حَصَلَ الْمَطْلُوْبَ
Jikalau sebuah hati
telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
مَنْ كاَنَ لَهُ بِحاَرٌ مِنَ الْعِلْمِ ثُمَّ وَقَعَتْ
قِطْرَةٌ مِنَ الْهَوَى لَفَسَدَتْ
Barangsiapa yang
mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu
itu akan merusak samudra tersebut.
لَحْظَةٌ مِنْ لَحَظَاتِ الْخِدْمَةِ خَيْرٌ مِنْ رُؤْيَةِ
الْعَرْشِ وَ ماَ فِيْهِ أَلْفَ مَرَّةٍ
Sesaat dari
saat-saat khidmat (pengabdian), lebih baik daripada melihat ‘Arsy dan seisinya
seribu kali.
الإِ نْطِواَءُ فِيْ الشَّيْخِ مُقَدِّمَةٌ لِلْإِ
نْطِواَءِ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَالْإِ نْطِواَءُ فِيْ الرَّسُوْلِ مُقَدِّمَةٌ
لِلْفَناَءِ فِي اللهِ
Menyatunya seorang
murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah Saw.
Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah Saw. merupakan permulaan untuk fana’ pada Allah (lupa selain Allah).
لَمْ يَزَلِ النَّا سُ فِي كُلِّ وَقْتٍ ماَ بَيْنَ
صِنْفَيْنِ : صِنْفُ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ وَ صِنْفُ سِيمَاهُمْ
فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ الْجُحُوْدِ
Manusia di setiap
waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang di wajahnya terdapat
tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda
dari bekas keingkaran.
مَنْ طَلَبَ غاَلِى باِلْبَدْلِ لاَ يُباَلِيْ
Barangsiapa yang
menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.
إِنَّ
لِلسَّجُودِ حَقِيْقَةٌ إِذاَ ناَزَلَتْ أَنْواَرُهاَ قَلْبَ الْعَبْدِ ظَلَّ
الْقَلْبِ ساَجِداً أَبَداً فَلاَ يَرْفَعُ عَنِ السُّجُودِ
Sesungguhnya di
dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati seorang
hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat
dari sujudnya.
قاَلَ
فِيْ شَأْنِ دَعْوَةٍ : الواَجِبُ أَنْ نَكُوْنَ كُلَّناَ دَعاَةً وَلَيْسَ بِواَجِبٍ
أَنْ نَكُوْنَ قُضاَةً أَوْ مُفْتِيَيْنِ ( قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ
عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ) فَهَلْ نَحْنُ تَبِعْناَهُ أَوْ ماَ
تَبِعْناَهُ ؟ فاَلدَّعْوَةُ مَعْناَهاَ : نَقْلُ النَّاسِ مِنَ الشَّرِّ إِلَى
الْخَيْرِ وَ مِنَ الْغَفْلَةِ إِلَى الذِّ كْرِ وَ مِنَ الإِدْباَرِ إِلَى
الإِقْباَلِ وَ مِنَ الصِّفَاتِ الذَّمِيْمَةِ
إِلَى الصِّفَاتِ الصاَّ لِحاَتِ
Beliau berkata
tentang dakwah, “Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi da’i dan tidak harus
menjadi qadhi atau mufti. “Katakanlah wahai Muhammad Saw.: “Inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas;
aku dan pengikutku).” Apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut
padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan,
dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju
kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.
الشَّيْطاَنُ
يَتَفَقَّدُ أَصْحاَبَهُ وَ الرَّ حْمَنُ يَرْعَى أَحْباَبَهُ
Syetan itu mencari
sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasihNya.
كُلُّماَ عَظُمَتِ الْعِباَداَتِ خَفَّتِ الْعاَداَتُ وَ كُلُّماَ
عَظُمَتِ الْعِباَدَةُ فِي الْقَلبِ خَرَجَتْ عَظَمَةُ الْعاَدَةِ
Apabila ibadah
agung bagi seseorang maka ringanlah adat (kebiasaan) baginya dan apabila
semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah keagungan
adat darinya.
إِذاَ صَحَّ
الْخُرُوْجُ حَصَلَ بِهِ الْعُرُوْجُ
Bila benar
keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang
tinggi.
أَخْرِجْ خَوْفَ الْخلْقِ مِنْ قَلبِكَ تَشْتَرِحْ بِخَوْفِ
الْخلْقِ
وَ أَخْرِجْ رَجاَءَ الْخلْقِ مِنْ قَلبِكَ تَسْتَلِدَّ
بِرَجاَءِ الْخلْقِ
Keluarkanlah rasa
takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada Khaliq
(Pencipta). Dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan
merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Khaliq.
كَثْرَةُ الصَّفاَ طِ وَ كَثْرَةُ الْمِزاَحِ عَلاَمَةُ
خُلُوِّ الْقَلبِ عَنْ تَعْظِيْمِ اللهِ تَعاَلَى وَ عَلاَمَةُ ضَعْفِ الإِيْماَنِ
Banyak bergurau dan
bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari
lemahnya iman.
حَقِيْقَةُ
التَّوْحِيْدِ قِراَءَةُ الْقُرْآنِ باِلتَّدَبُّرِ وَقِياَمُ اللَّيْلِ
Hakikat tauhid adalah membaca al-Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun malam.
Hakikat tauhid adalah membaca al-Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun malam.
مَـا ارْ تَقَى اِلَى اْلقِمَّـةِ اِلاَّ بالْهِمَّـةِ
Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).
Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).
مَنِ اهْـتَمَّ بِالْوَقْتِ يَسْـلَمْ مِنَ الْمَقْتِ
Barangsiapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.
Barangsiapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.
سَبَبٌ مِنْ أسْبَابِ نُزُوْلِ الْبَلاَءِ وَ الْمَصَائِبِ
قِلَّةُ الْبُكَائِيْنَ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ
Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.
Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.
أهْلُ اْلإتِّصَالِ مَعَ اللهِ اَمَْلَئَ اللهُ قُلُوْبَهُمْ بِالرَّحْمَةِ
فِى كُلِّ لَحْـظَةٍ
Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu.
Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu.
0 komentar:
Posting Komentar