Syaikh Yusuf bin
Ismail an-Nabhani dalam kitab Mitsal an-Na’l asy-Syarif menyatakan bahwa
sandal Rasulullah Saw. itu terbuat dari kulit yang dirangkap menggunakan dua “tancapan”
seperti batang dari kulit yang dinamakan qibal. Yang satu dimasukkan antara ibu
jari dan jari yang di dekatnya, dan yang satunya lagi dimasukkan antara jari
tengah dan jari yang ada di dekatnya. Dua tancapan tadi dihubungkan dengan sebuah
bingkai berbentuk yang disesuaikan dengan ukuran kaki, yang ada di atas telapak
kaki. Tungkainya juga memakai sebuah bingkai berbentuk yang disesuaikan dengan
ukuran kaki yang mencakup hingga seluruh telapak kaki.
Warna Sandal Nabi Saw.
Adapun warna
sandal Rasulullah Saw. adalah “Kuning”. Gambaran tersebut sudah diuji
kebenarannya oleh Ibnu Arabi, Ibnu Asākir, Ibnu Marzuqi al-Fāruqi, as-Suyūthi,
as-Sakhāwi, dan at-Tata’i. Sandal tersebut ditunjukkan langsung oleh Siti
Aisyah Ra.
Prof. Dr.
Quraish Shihab dalam buku Lentera Al-Quran mengungkapkan bahwa Nabi
Muhammad Saw. adalah orang yang sangat sederhana. Hartanya yang paling berharga
adalah sepasang alas-kaki (sandal) yang warnanya kuning sebagai hadiah dari
Raja Negus di Abbissinia.
Filosofi Warna Sandal Nabi Saw.
Warna kuning
memilik filosofi makna sebagai simbol pencerahan (التنوير),
simbol kebijaksanaan (الحكمة), simbol antusiasme (الحماسة),
simbol optimisme (التفاؤل), simbol harapan (الآمل),
simbol kesenangan (المرح), simbol kejelasan (الوضوح),
simbol keyakinan (الثقة), dan simbol matahari
dan emas (الشمس والذهب).
Berikut adalah
beberapa keterangan para sahabat Nabi Saw. tentang warna kuning:
أَنَّ ابْنَ
عَبَّاسٍ كَانَ يَحُضُّ عَلىَ لِباَسِ النِّعَالِ الصُّفْرِ، وَكَانَ يَقُوْلُ: الصُّفْرَةُ تَسُرُّ النَّفْسَ
Sesungguhnya
Ibnu Abbas Ra. menganjurkan untuk memakai sandal-sandal yang berwarna kuning,
sehingga ia berkata, “Warna kuning itu dapat menyenangkan jiwa.” (Al-Jāmi’
li Ahkām al-Qur’an juz 1 hlm. 451 karya Imam al-Qurthubi).
عَنْ عَلِيٍّ
كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ، أَنَّهُ كَانَ يَرْغَبُ فِي النِّعَالِ الصُّفْرِ وَيَقُوْلُ: مَنْ لَبِسَ نَعْلاً أَصْفَرَ قَلَّ هَمُّهُ
Dari sahabat
Ali Kw., sesungguhnya ia senang memakai sandal-sandal berwarna kuning, sehingga
berkata, “Barangsiapa yang memakai sandal berwarna kuning maka pertanda
sedikit kesusahannya.” (Majma’ al-Bayan juz 1 hlm. 302 karya ath-Thabrasi
dan al-Kasysyāf juz 1 hlm. 178 karya az-Zamakhsyari).
Imam Ibnu ‘Āsyūr
dalam kitab at-Tahrir wa at-Tanwir juz 1 hlm. 535 ketika menafsiri QS. al-Baqarah
ayat 69, mengatakan:
وَلَيْسَ لَوْنُ
اْلبَقَرَةِ اْلأَصْفَرِ لإِدْخَالِ اْلبَهْجَةِ وَالسُّرُوْرِعَلىَ النَّاظِرِ فَحَسْبُ،
بَلْ هُوَدَلِيْلٌ عَلىَ صِحَّةِ اْلبَقَرَةِ وَسَلاَمَتِهِ مِنَ اْلعُيُوْبِ، فَقَدْ
قَرَّرَتْ أُصُوْلُ عِلْمِ الطِّبِّ اْلبَيْطَرِيِّ أَنَّ خَيْرَ اْلأَبْقَارِ وَأَفْضَلَهَا
هُوَمَاكَانَ لَوْنُهَا شَدِيْدَ الصُّفْرَةِ فِي صَفَاءٍ (فَاقِعٍ) وَأَنَّهُ عَلىَ
قَدْرِ صَفَاءِ اللَّوْنِ، وَسَلاَمَةُ اْلأَسْنَانِ تَكُوْنُ صِحَّةَ اْلبَقَرَةِ.
“Sapi betina
yang berwarna kuning itu bukan saja menunjukkan kebagusan, kesenangan bagi
orang yang memandangnya, tetapi juga sebagai indikasi sapi yang sehat dan
selamat dari cacat. Hal ini telah ditetapkan dalam pedoman-pedoman ilmu
kedokteran hewan, bahwa sapi-sapi yang baik dan unggul itu warnanya kuning tua,
dan itu didasarkan ketuaan warnanya; begitupula apabila sehat giginya
menunjukkan sapi betina itu sehat.”
Syaikh Yusuf bin
Ismail an-Nabhani bersyair dalam kitabnya, Jawahir al-Bihar:
على رأس هذا
الكون نعل محمد *** علت فجميع الخلق تحت ظلاله
“Alas kaki Nabi
Muhammad Saw. berada di atas kepala alam semesta. Dan seluruh makhluk berada di
bawah bayang-bayangnya.”
لدى الطور موسى
نودي اخلع وأحمد *** على القرب لم يؤمر بخلع نعاله
“Ketika di
bukit Tursina, Nabi Musa As. diperintah agar melepaskan (sandalnya), tetapi Nabi
Muhammad Saw. biarpun berada pada jarak yang lebih dekat tidak diminta (oleh
Allah Swt.) menanggalkan sandalnya.”
مثال حكى نعلاً
لأشرف مرسل *** تمنت مقام الترب منه الفراقد
“Gambar Sandal Rasulullah
Saw. yang termulia itu membuat bintang-gemintang berangan-angan ingin menjadi
tanah agar dipijak olehnya.”
ضرائرها السبع
السموات كلها *** غيارى وتيجان الملوك حواسد
“Para madunya;
tujuh lapis langit, semua menjadi cemburu. Dan semua mahkota raja merasa hasud
padanya.”
مثال لنعل المصطفى
ما له مثل *** لروحي به راح لعيني به كحل
“Gambar Sandal al-Musthafa
Saw. itu tiada bandingannya. Ia adalah tempat berteduh bagi ruhku dan celak (obat)
bagi mataku.”
فأكرم به تمثال
نعل كريمة *** لها كل رأس ود لو أنه رجل
“Sungguh mulia Gambar
Sandal Nabi yang agung ini! Karenanya semua kepala berharap alangkah baiknya
jikalau dapat menjadi kaki (Nabi Saw.).”
ولما رأيت الدهر
قد حارب الورى *** جعلت لنفسي نعل سيده حصناً
“Saat aku
melihat ad-Dahr (Allah Swt.) mulai memerangi manusia (sebab maksiat mereka), maka
akan kujadikan Sandal Nabi Saw. sebagai perisai.”
تحصنت منه في
بديع مثالها *** بسور منيع نلت في ظله الأمنا
“Aku berlindung
darinya (murka Allah) dengan keagungan Gambar Sandal Nabi Saw., sebagai benteng
yang kokoh dimana aku merasa aman di bawah perlindungannya.”
إني خدمت مثال
نعل المصطفى *** لأعيش في الدارين تحت ظلالها
“Aku berkhidmat
pada Gambar Sandal al-Mustafa Saw., agar hidupku di dunia dan akhirat berada di
bawah bayang-bayangnya.”
سعد ابن مسعود
بخدمة نعله *** وأنا السعيد بخدمتي لمثالها
“Sungguh
beruntung Ibn Mas’ud Ra. karena khidmatnya pada Sandal Nabi Saw. Sedangkan aku,
beruntung-bahagia karena khidmatku pada lambing/gambarnya.”
وما حب النعال
شغف قلبي *** ولكن حب من لبس النعالا
“Sebenarnya bukanlah
pada Lambang Sandal itu hatiku merindu, melainkan pada sosok (Saw.) yang
memakainya.”
ونعـل خضعنا
هيبـة لوقارهـا *** فإنا متى نخضع لهيبتها نعلـو
“Kita merendahkan
diri sebab cinta, untuk memuliakan Sandal ini. Dan jika kita merendahkan diri
di hadapannya, kita akan diangkat dan dimuliakan.”
فضعها على أعلى
المفارق إنهـا *** حقيقتهـا تاج وصورتها نعـل
“Maka
letakkanlah ia di rak-rak teratas. Karena hakikatnya ia adalah mahkota meski
secara lahirnya ia hanyalah gambar/lambang/replika/tiruan Sandal Nabi Saw.”
Faidah Gambar Sandal Nabi Saw.
Al-Allamah asy-Syaikh
al-Imam al-Muqarri dalam kitab Fath al-Muta’al fi Math an-Ni’al dan juga
Imam al-Qasthallani dalam al-Mawahib al-Laduniyyah (juz 2 hlm. 174) menjelaskan
beberapa faidah “Mitsal an-Na’l asy-Syarif” (Replika/Gambar/Lambang Sandal-Terompah
Nabi Saw.) sebagai berikut:
1.
Barangsiapa
yang menyimpan Gambar Sandal Nabi Saw. di dalam rumah/tempatnya dengan niat tabarruk
(mendapatkan berkah), maka tempat itu diliputi keselamatan dari orang yang
bermaksud buruk (jahat), pencuri, perampok, orang yang hasud, setan yang
menyesatkan serta selamat dari penyakit ‘ain dan sihir (santet-tenung).
2.
Ketika ada
perempuan yang kesulitan dalam melahirkan bayi (proses bersalin) jika perempuan
tersebut menggenggam Gambar Sandal Nabi Saw. di tangan kanannya maka akan
diberi kemudahan dalam proses persalinannya bi-idznillah.
3.
Barangsiapa
yang mengistiqamahkan membawa Gambar Sandal Nabi Saw. yang dilipat dan
digunakan sebagai ‘azimat atau diletakkan di kopyah/songkok atau sabuk
maka apa yang menjadi tujuannya akan tercapai.
4.
Bisa ziarah ke
makam Rasulullah Saw. dan mimpi bertemu Rasulullah Saw.
5.
Jika digunakan
untuk berperang di jalan Allah maka akan diberikan kemenangan dan juga tidak
sampai melarikan diri (dari peperangan).
6.
Jika digunakan
untuk berdagang maka akan selamat dari perampok.
7.
Jika diletakkan
pada barang dagangan maka akan aman dari pencurian dan perampokan.
8.
Jika diletakkan
di dalam rumah maka akan selamat dari kebakaran.
9.
Jika dibawa di
dalam kapal/perahu maka akan diberikan keselamatan dari karam/tenggelam.
10. Jika dibawa orang yang sedang sakit maka akan segera diberi kesembuhan.
11. Jika hatinya kalut/galau maka akan segera bahagia.
12. Jika punya hajat dan mau bertawassul kepada Rasulullah Saw. maka
orang tersebut akan segera tercapai hajatnya.
Semua ini tentu harus didasari dengan keyakinan yang teguh/kuat serta
cinta kepada Rasulullah Saw. Wallahu a’lam bimuradih. (IBJ)
Barangkali agan mencari cincin terompah minat wa 089651505075
BalasHapus