Home » , , , » Cara Mbah Hasyim Asy’ari Mengajari Perbedaan Hari Raya

Cara Mbah Hasyim Asy’ari Mengajari Perbedaan Hari Raya

Written By MuslimMN on Rabu, 15 Juli 2015 | 13.32



KH. Maksum Ali Seblak Jombang adalah diantara ulama pesantren yang ahli falak (astronomi). Sudah menjadi kelaziman bagi ahli falak untuk melakukan puasa dan lebaran sesuai hasil hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (observasi atau melihat hilal)-nya sendiri.

Suatu hari sesuai dengan hasil perhitungannya, Kyai Maksum Ali memutuskan untuk ber-Idul Fitri sendiri yang ditandai dengan menabuh bedug bertalu-talu. Mendengar keriuhan itu, sang mertua, Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari kaget. Setelah tahu duduk perkaranya, ia menegur: “Bagaimana ini, belum saatnya lebaran kok bedug-an duluan?”

Mendapat teguran dari mertuanya itu Kyai Maksum segera menjawab dengan hormat: “Kyai, Kyai, saya melaksanakan Idul Fitri sesuai dengan hasil hisab yang saya yakini ketepatannya.”

“Soal keyakinan, ya keyakinan, itu boleh dilaksanakan. Tetapi jangan woro-woro (diumumkan dalam bentuk tabuh bedug) mengajak tetangga segala,” gugat Mbah Hasyim, pendiri NU tersebut.

“Tetapi, bukankah pengetahuan ini harus di-ikhbar-kan (diwartakan), Romo?” tanya Kyai Maksum.

“Soal keyakinan itu hanya bisa dipakai untuk diri sendiri. Dan nabuh bedug itu artinya sudah mengajak, mengumumkan kepada masyarakat, itu bukan hakmu. Untuk mengumumkan kepastian Idul Fitri itu haknya pemerintah yang sah,” tutur Mbah Hasyim.

“Inggih (iya) Romo,” jawab Kyai Maksum setelah menyadari kekhilafannya.


(Sumber: KH. Ghazalie Masroerie, Ketua Umum Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama).
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template