Sejumlah kisah
tak masuk diakal biasa menyertai tokoh-tokoh ulama besar baik di masa hidup
maupun wafatnya. Sebuah kisah diungkapkan KH. Ahmad Mustain Syafi’i saat
berceramah di haul peringatan 4 tahun wafatnya Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng,
Jombang, Jawa Timur, Jumat malam, 3 Januari 2014.
Kiyai Mustain
adalah alumni Tebuireng dan salah satu pengajar di Pondok Pesantren Madrasatul
Quran, Tebuireng, Jombang. Ia didaulat bercemarah menggantikan Habib Luthfi bin
Yahya yang berhalangan hadir. Kiyai Mustain mengaku mendengar kisah aneh
tentang penjual durian yang berada di dekat pintu gerbang masuk kompleks
pemakaman Gus Dur dan keluarga Pondok Pesantren Tebuireng.
Si penjual
durian ini sempat mempertanyakan manfaat ziarah ke makam ulama termasuk Gus
Dur. “Mau cari apa sih orang-orang itu ke makam?” kata Kiyai Mustain
menirukan perkataan penjual durian.
Suatu hari,
seseorang membeli sejumlah durian dari penjual tersebut. “Setelah dibuka
satu per satu, durian tersebut kosong enggak ada isinya,” ujar Kiyai Mustain.
Pembeli itu pun mengembalikan durian ke penjualnya sambil marah-marah.
Si penjual
durian sadar dengan ucapannnya dan membacakan doa-doa ke makam Gus Dur.
Sekembalinya ke tempat jualannya, tak disangka, durian yang sebelumnya tidak
ada buahnya itu tiba-tiba sudah berisi buah. Mengetahui ini, si penjual durian
pun kaget dan percaya dengan keberkahan Gus Dur dan ada hubungan antara dunia
nyata dan gaib.
“Terserah Anda percaya
atau tidak dengan kisah ini,” ujar Kiyai Mustain.
KH. Ahmad Mustain
Syafi’i berharap kisah itu jadi pelajaran agar kita menghargai jasa para ulama
dan tokoh besar yang berjasa pada negeri ini.
Peringatan 4
tahun wafatnya Gus Dur itu dihadiri sejumlah pejabat negara termasuk Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri diantaranya Menteri Agama
Suryadharma Ali, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Menteri Pemuda
dan Olahraga Roy Suryo, Menteri Perindustrian MS. Hidayat, dan Menteri Perumahan
Rakyat Djan Faridz. (Sumber: Tempo)
0 komentar:
Posting Komentar