Halaman

Senin, 17 Februari 2014

TAUBATNYA PEMBENCI ZIARAH KUBUR BERKAT KERAMAT GUS DUR





Sejumlah kisah tak masuk diakal biasa menyertai tokoh-tokoh ulama besar baik di masa hidup maupun wafatnya. Sebuah kisah diungkapkan KH. Ahmad Mustain Syafi’i saat berceramah di haul peringatan 4 tahun wafatnya Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat malam, 3 Januari 2014.

Kiyai Mustain adalah alumni Tebuireng dan salah satu pengajar di Pondok Pesantren Madrasatul Quran, Tebuireng, Jombang. Ia didaulat bercemarah menggantikan Habib Luthfi bin Yahya yang berhalangan hadir. Kiyai Mustain mengaku mendengar kisah aneh tentang penjual durian yang berada di dekat pintu gerbang masuk kompleks pemakaman Gus Dur dan keluarga Pondok Pesantren Tebuireng.

Si penjual durian ini sempat mempertanyakan manfaat ziarah ke makam ulama termasuk Gus Dur. “Mau cari apa sih orang-orang itu ke makam?” kata Kiyai Mustain menirukan perkataan penjual durian.

Suatu hari, seseorang membeli sejumlah durian dari penjual tersebut. “Setelah dibuka satu per satu, durian tersebut kosong enggak ada isinya,” ujar Kiyai Mustain. Pembeli itu pun mengembalikan durian ke penjualnya sambil marah-marah.

Si penjual durian sadar dengan ucapannnya dan membacakan doa-doa ke makam Gus Dur. Sekembalinya ke tempat jualannya, tak disangka, durian yang sebelumnya tidak ada buahnya itu tiba-tiba sudah berisi buah. Mengetahui ini, si penjual durian pun kaget dan percaya dengan keberkahan Gus Dur dan ada hubungan antara dunia nyata dan gaib.

“Terserah Anda percaya atau tidak dengan kisah ini,” ujar Kiyai Mustain.

KH. Ahmad Mustain Syafi’i berharap kisah itu jadi pelajaran agar kita menghargai jasa para ulama dan tokoh besar yang berjasa pada negeri ini.

Peringatan 4 tahun wafatnya Gus Dur itu dihadiri sejumlah pejabat negara termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri diantaranya Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Menteri Perindustrian MS. Hidayat, dan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz. (Sumber: Tempo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar