Halaman

Senin, 10 Februari 2014

GUS DUR BUKAN HABIB? Upaya Klarifikasi Nasab Gus Dur





Salah satu fanpage aliansi HTI memuat tulisan tentang “Nasab Gus Dur” (https://www.facebook.com/photo.php?fbid=476329205806768). Admin mengaminkan sepenuhnya tulisan yang diposting oleh pengelola website MajalahMisykat Lirboyo. Padahal sedari dulu, saya sudah mengikuti baik di fanpage-nya maupun di website-nya, banyak komentar yang menanyakan balik pada admin yang belum dijawabnya: “Apakah klarifikasi itu benar-benar valid dari Habib Luthfi?”

Daripada menunggu-nunggu jawaban yang belum pasti, yang padahal jika ingin diketemukan solusinya cukup datang langsung kepada Habib Luthfi bin Yahya. Tapi sekedar mengeluarkan unek-unek dari salah seorang teman saya yang berfam Azmatkhan (nama dirahasiakan dulu), juga unek-unek saya sendiri sebagai rakyat jelata. Teman saya itu termasuk salah seorang yang ahli dalam ilmu pernasaban, terlebih nasab-nasab “Azmatkhan”.

_________________

Teman: “Assalamu’alaikum Ustadz. Saya melihat status Ustadz tentang Gus Dur. Mohon maaf ada hal yang sangat mengganjal buat saya, GUS DUR DIKATAKAN bukan HABIB. Lha memang pengertian keturunan Nabi itu hanya kata-kata habib saja? Sepertinya tidak. Ahlul Bait itu beragam panggilannya, di Jawa Timur YIK, di Palembang AIP, di Padang SIDI, di Malaysia SYED, di Pakistan dan India ASHRAFF, dll. Jadi masing-masing negara beda panggilan.

Mohon maaf pula ketika Rabithah Alawiyah mengatakan Gus Dur bukan Ahlul Bait, pertanyaan saya, apakah mereka punya sanad tentang AZMATKHAN? Apakah penyusun kitab yang mereka jadikan rujukan itu pernah ke Indonesia dan mendatangi kyai-kyai keturunan Walisongo?

GUS DUR adalah AZMATKHAN dan nasabnya tercatat lengkap di kitab al-Mausu’ah li Ansab al-Imam al-Husain. Nasab yang panjenengan share itu nasab yang salah, karena Gus Dur bukanlah generasi ke 33 atau 34. Gus Dur generasi ke 38 dan nasab ini sudah tercatat dan tersimpan lama di kitab yang disusun oleh ulama keturunan Sunan Kudus.

Sebaiknya, menurut saya, bagi pihak yang meragukan nasabnya Gus Dur, tanyalah kepada ulama yang mengerti tentang nasab Azmatkhan.

Jelas Mbah Hasyim Asy’ari adalah Ahlul Bait dari jalur AZMATKHAN. Bagi mereka, yang tidak mengakui Gus Dur, silakan saja. Namun sampaikan kepada mereka yang tidak mengakui Gus Dur dan juga Mbah Hasyim atau Mbah Kholil Bangkalan sebagai Ahlul Bait “Allah Tidak Tidur”.

Sekali lagi, jika ingin membicarakan nasab Azmatkhan, wajib mereka mempunyai sanad. Jika tidak, sampaikan kepada mereka, lebih baik mereka diam. Karena mendustakan nasab tanpa bukti yang ada, apalagi tidak mempunyai sanad, itu merupakan perbuatan yang luar biasa jahatnya. Kalau panjenengan mungkin faham.”

Sya’roni As Samfuriy menjawab: “’Alaikumussalam Wr. Wb. Izin share Gus. Saya juga belum mendapatkan pernyataan kebenaran klarifikasi itu, padahal mengatasnamakan Habib Luthfi. Sedangkan saya punya teman yang menjadi kepercayaan Habib Luthfi (KH. Zimam Hanifuddin Nusuk) mengatakan bahwa Gus Dur adalah termasuk salah seorang Habib.”

Teman: “Tapi ana khawatir mereka yang tidak faham ilmu nasab.”

Sya’roni As Samfuri: “Injeh, sendiko dawuh.”

Teman: “Kasihan Gus Dur dan Mbah Hasyim, jelas-jelas mereka ini Ahlul Bait, tapi kadang sering dijadikan sasaran tembak. Nasab Gus dur dan keluarga Mbah Hasyim itu sudah terdata jelas dan terang-benderang. Itu fihak Habib Lutfi sepertinya musti mengkerasi orang yang sering bawa-bawa nama Habib Lutfi.”

Sya’roni As Samfuriy: “Andai saja poro kiai (yang mayoritasnya Ahlul Bait berfam Azmatkhan) tidak bersifat khumul niscaya mereka mau saja membeberkan nasabnya di muka umum. Tapi memang amal lebih digemari olehnya daripada sekedar membanggakan nasab.”
___________________


#Silakan direnungkan sendiri. Masa saya yang harus ngewakilin mikir wahai para makmum? :p

9 komentar:

  1. untuk apa sibuk mencari tau nasab seseorang, bukankah Allah lebih menyukai orang yang sibuk beramal sholeh

    BalasHapus
  2. saya bingung... bagi saya Gus Dur adalah panutan. http://misykat.lirboyo.net/habib-luthfi-klarifikasi-nasab-gus-dur/

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. AL QURAN: ADAKAH ISTILAH ‘KETURUNAN’ AHLUL BAIT, ‘KETURUNAN’ NABI DAN ATAU ‘KETURUNAN’ RASUL???

    Bagian satu dari dua tulisan

    Anak Adam As tidak disebut sebagai ‘keturunan nabi’ karena Adam As memang tidal dalam berstatus sebagai ’nabi’ tapi sebagai khalifah (SQS. Al Baqarah, 2:30)

    Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", [SQS. Al-A'raf, 7:172]

    Nabi Ibrahim yang dianugerahgai sebagai Imam memohon agar keturunannya dianugerahi derajat jabatan mulia dari Allah SWT

    Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman:"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim". [SQS. Al-Baqarah, 2:124]

    Ibrahim As. dianugerahi anak dan cucu yang mempunyai derajat memperoleh petunjuk Allah SWT

    Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, [SQS. Al-An'am, 6:84]

    Istilah penamaan ‘keturunan’ yang digunakan oleh Al Quran, nama pribadi bukan nama ‘jabatan’ dari sang tokoh

    Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para ‘nabi’ dari keturunan ‘Adam’, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan ‘Ibrahim’ dan ‘Israel’, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjukdan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka merekamenyungkur dengan bersujud dan menangis. [SQS. Maryam, 19:58]

    Dari uraian di atas jelas bahwa dalam Al Quran tidak ‘dikenal’ sama sekali akan istilah atau sebutan ‘keturunan’ nabi-kah atau ‘keturunan’ rasul-kah atau ‘keturunan’ ahlul bait atau ‘keturunan’ imam atau ‘keturunan’ khalifah. Karena itu, dari yang kita dengar selama ini orang memperbincangkan soal bahwa tokoh si ‘A’ keturunan ‘nabi atau si B keturunan atau cucu bahkan cicit ‘rasul’ ataukah si ‘C’ keturunan ‘Ahlul Bait’ dsb.

    http://pustakamuhibbin.blogspot.co.id/2014/02/gus-dur-bukan-habib-upaya-klarifikasi.html



    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Kalau memang tidak ada di Al Qur'an tapi ada di hadits gimana? @elfizonanwar

    BalasHapus
  7. Setau saya nasab gurdur dari syarifah bukan sayyid

    BalasHapus