Salah satu fanpage aliansi HTI memuat tulisan
tentang “Nasab Gus Dur” (https://www.facebook.com/photo.php?fbid=476329205806768).
Admin mengaminkan sepenuhnya tulisan yang diposting oleh pengelola website
MajalahMisykat Lirboyo. Padahal sedari dulu, saya sudah mengikuti baik di
fanpage-nya maupun di website-nya, banyak komentar yang menanyakan balik pada admin
yang belum dijawabnya: “Apakah klarifikasi itu benar-benar valid dari Habib
Luthfi?”
Daripada menunggu-nunggu jawaban yang belum
pasti, yang padahal jika ingin diketemukan solusinya cukup datang langsung
kepada Habib Luthfi bin Yahya. Tapi sekedar mengeluarkan unek-unek dari salah
seorang teman saya yang berfam Azmatkhan (nama dirahasiakan dulu), juga
unek-unek saya sendiri sebagai rakyat jelata. Teman saya itu termasuk salah
seorang yang ahli dalam ilmu pernasaban, terlebih nasab-nasab “Azmatkhan”.
_________________
Teman: “Assalamu’alaikum Ustadz. Saya melihat
status Ustadz tentang Gus Dur. Mohon maaf ada hal yang sangat mengganjal buat
saya, GUS DUR DIKATAKAN bukan HABIB. Lha memang pengertian keturunan Nabi itu
hanya kata-kata habib saja? Sepertinya tidak. Ahlul Bait itu beragam
panggilannya, di Jawa Timur YIK, di Palembang AIP, di Padang SIDI, di Malaysia SYED,
di Pakistan dan India ASHRAFF, dll. Jadi masing-masing negara beda panggilan.
Mohon maaf pula ketika Rabithah Alawiyah
mengatakan Gus Dur bukan Ahlul Bait, pertanyaan saya, apakah mereka punya sanad
tentang AZMATKHAN? Apakah penyusun kitab yang mereka jadikan rujukan itu pernah
ke Indonesia dan mendatangi kyai-kyai keturunan Walisongo?
GUS DUR adalah AZMATKHAN dan nasabnya tercatat
lengkap di kitab al-Mausu’ah li Ansab al-Imam al-Husain. Nasab yang
panjenengan share itu nasab yang salah, karena Gus Dur bukanlah generasi ke 33
atau 34. Gus Dur generasi ke 38 dan nasab ini sudah tercatat dan tersimpan lama
di kitab yang disusun oleh ulama keturunan Sunan Kudus.
Sebaiknya, menurut saya, bagi pihak yang
meragukan nasabnya Gus Dur, tanyalah kepada ulama yang mengerti tentang nasab
Azmatkhan.
Jelas Mbah Hasyim Asy’ari adalah Ahlul Bait
dari jalur AZMATKHAN. Bagi mereka, yang tidak mengakui Gus Dur, silakan saja. Namun
sampaikan kepada mereka yang tidak mengakui Gus Dur dan juga Mbah Hasyim atau
Mbah Kholil Bangkalan sebagai Ahlul Bait “Allah Tidak Tidur”.
Sekali lagi, jika ingin membicarakan nasab
Azmatkhan, wajib mereka mempunyai sanad. Jika tidak, sampaikan kepada mereka,
lebih baik mereka diam. Karena mendustakan nasab tanpa bukti yang ada, apalagi tidak
mempunyai sanad, itu merupakan perbuatan yang luar biasa jahatnya. Kalau panjenengan
mungkin faham.”
Sya’roni As Samfuriy menjawab: “’Alaikumussalam
Wr. Wb. Izin share Gus. Saya juga belum mendapatkan pernyataan kebenaran klarifikasi
itu, padahal mengatasnamakan Habib Luthfi. Sedangkan saya punya teman yang
menjadi kepercayaan Habib Luthfi (KH. Zimam Hanifuddin Nusuk) mengatakan bahwa
Gus Dur adalah termasuk salah seorang Habib.”
Teman: “Tapi ana khawatir mereka yang tidak
faham ilmu nasab.”
Sya’roni As Samfuri: “Injeh, sendiko dawuh.”
Teman: “Kasihan Gus Dur dan Mbah Hasyim, jelas-jelas
mereka ini Ahlul Bait, tapi kadang sering dijadikan sasaran tembak. Nasab Gus
dur dan keluarga Mbah Hasyim itu sudah terdata jelas dan terang-benderang. Itu fihak
Habib Lutfi sepertinya musti mengkerasi orang yang sering bawa-bawa nama Habib
Lutfi.”
Sya’roni As Samfuriy: “Andai saja poro kiai
(yang mayoritasnya Ahlul Bait berfam Azmatkhan) tidak bersifat khumul
niscaya mereka mau saja membeberkan nasabnya di muka umum. Tapi memang amal
lebih digemari olehnya daripada sekedar membanggakan nasab.”
___________________
#Silakan
direnungkan sendiri. Masa saya yang harus ngewakilin mikir wahai para makmum?
:p
untuk apa sibuk mencari tau nasab seseorang, bukankah Allah lebih menyukai orang yang sibuk beramal sholeh
BalasHapusGitu aja koq repot?
BalasHapussaya bingung... bagi saya Gus Dur adalah panutan. http://misykat.lirboyo.net/habib-luthfi-klarifikasi-nasab-gus-dur/
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAL QURAN: ADAKAH ISTILAH ‘KETURUNAN’ AHLUL BAIT, ‘KETURUNAN’ NABI DAN ATAU ‘KETURUNAN’ RASUL???
BalasHapusBagian satu dari dua tulisan
Anak Adam As tidak disebut sebagai ‘keturunan nabi’ karena Adam As memang tidal dalam berstatus sebagai ’nabi’ tapi sebagai khalifah (SQS. Al Baqarah, 2:30)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", [SQS. Al-A'raf, 7:172]
Nabi Ibrahim yang dianugerahgai sebagai Imam memohon agar keturunannya dianugerahi derajat jabatan mulia dari Allah SWT
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman:"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim". [SQS. Al-Baqarah, 2:124]
Ibrahim As. dianugerahi anak dan cucu yang mempunyai derajat memperoleh petunjuk Allah SWT
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, [SQS. Al-An'am, 6:84]
Istilah penamaan ‘keturunan’ yang digunakan oleh Al Quran, nama pribadi bukan nama ‘jabatan’ dari sang tokoh
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para ‘nabi’ dari keturunan ‘Adam’, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan ‘Ibrahim’ dan ‘Israel’, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjukdan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka merekamenyungkur dengan bersujud dan menangis. [SQS. Maryam, 19:58]
Dari uraian di atas jelas bahwa dalam Al Quran tidak ‘dikenal’ sama sekali akan istilah atau sebutan ‘keturunan’ nabi-kah atau ‘keturunan’ rasul-kah atau ‘keturunan’ ahlul bait atau ‘keturunan’ imam atau ‘keturunan’ khalifah. Karena itu, dari yang kita dengar selama ini orang memperbincangkan soal bahwa tokoh si ‘A’ keturunan ‘nabi atau si B keturunan atau cucu bahkan cicit ‘rasul’ ataukah si ‘C’ keturunan ‘Ahlul Bait’ dsb.
http://pustakamuhibbin.blogspot.co.id/2014/02/gus-dur-bukan-habib-upaya-klarifikasi.html
oke lah kalo begitu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalau memang tidak ada di Al Qur'an tapi ada di hadits gimana? @elfizonanwar
BalasHapusSetau saya nasab gurdur dari syarifah bukan sayyid
BalasHapus