Halaman

Selasa, 01 November 2016

DIALOG EKSKLUSIF HABIB UMAR BIN HAFIDZ; CARA DAKWAH RASULULLAH SAW.



Rasulullah Saw. diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin. Sifatnya bukan lokal, tapi untuk semua manusia. Dakwah global ini menunjukkan Allah mengkhususkan, memberikan kekuatan lebih kepada Nabi Muhammad Saw. dari nabi-nabi lainnya. Diantara nabi-nabi terdahulu ada yang berdakwah sampai 350 tahun, 400 bahkan 950 tahun, tapi Nabi kita hanya 23 tahun. Dalam waktu yang singkat tapi sempurna dalam menyampaikan risalahnya, umat merasakan faidahnya hingga saat ini.

Pertama, Nabi Saw. berdakwah secara rahasia selama 3 tahun. Makna dakwah secara rahasia atau internal ini sebenarnya adalah suatu ajaran Rasulullah Saw. menjaga dakwah tersebut agar tidak frontal menghadapi kekuatan-kekuatan yang dahsyat sehingga bisa mengancam keberlangsungan dakwah. Juga untuk menjaga nafsu-nafsu masyarakat agar secara perlahan menerima dakwah itu. Dalam kurun ini diterima oleh individu-individu yang jumlahnya tidak bnyak. Dari merekalah kemudian menyebar sedikit demi sedikit di awal dakwah ini. Kalau menerima maka terus, kalau tidak ya sudah ditutup saja. Dan ini juga upaya untuk menutup problem-problem yang dapat menghambat nantinya.

Sahabat Abu Bakar adalah orang yang istimewa. Satu-satunya orang kala itu yang menerima dengan lapang dada, beriman begitu saja tanpa keraguan. Melalui beliaulah banyak yang masuk Islam, seperi sahabat Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Said bin Zaid, Thalhah bin Ubaidillah, dan sahabat-sahabat yang masuk dalam 10 sahabat utama yang diberitakan surganya Allah Swt.

Setelah 3 tahun, baru kemudian diperintahkan untuk dakwah secara terang-terangan. Karena di awal dakwah banyak yang menolak, maka amalan (yang dilakukan) Rasulullah Saw. dan para sahabat adalah dakwah secara rahasia. Mengisyaratkan tentang dakwah secara individual dan terang-terangan. Sebuah metode dakwah.

Permasalahanya bukan pada menyembunyikan sebuah ajaran itu secara terang-terangan, tapi apa sih yang disembunyikan dari ajaran itu? Sebab diantara mereka yang menerima Islam, ada yang ingin mengumumkan Islamnya secraa terang-terangan dan rela diganggu serta diteror. Namun suatu hal yang perlu digarisbawahi, Nabi Saw. tidak pernah memerintahkan dan mengisyaratkan mereka yang masuk Islam baik secara sembunyi maupun terang-terangan, untuk mengganggu ayah-ibunya, orang lain dan non-Muslim lainnya. Siapa yang mengklaim dirinya berdakwah secara sembunyi, dengan menyembunyikan ideologi yang diajarkan tapi mengajarkannya kepada jamaahnya untuk menanam kebencian kepada orangtua, kerabatnya dan orang lain, maka alibi yang bagaimana mengikuti dakwah Nabi Saw.?

Tolok ukurnya adalah, sesuatu yang dirahasiakannya itu untuk dirahasiakan agar bisa memberikan kebaikan kepada orang lain dan menyelamatkan diri dari keburukan. Bukan menyembunyikan keburukan yang diperuntukkan untuk orang lain.

Setelah Rasulullah Saw. menyosialisasikan dakwahnya secara terang-terangan beliau banyak diganggu, diteror, ditentang dan dicaci-maki, tapi tak pernah sekalipun Rasulullah Saw. membalasnya. Diantara orang-orang kafir yang paling dahsyat gangguan, kedengkian dan permusuhannya terhadap Rasulullah Saw. adalah Abu Jahal, pamannya sendiri. Dan diantara upaya orang ini untuk melampiaskannya adalah dengan menggali lobang di jalan yang biasa dilalui Rasulullah Saw., kemudian menutupinya dengan sesuatu supaya Nabi tak melihat lubang di bawahnya dan terperosok ke dalamnya.

Di suatu hari digalinya lobang yang cukup besar dan dalam, dengan tujuan ketika Nabi Saw. terperosok ke dalamnya akan kesulitan naik ke atas. Tapi dia lupa. Maka Abu Jahal sendirilah yang terperosok. Dia menjerit-jerit supaya ada orang yang mau menolongnya. Tapi ternyata yang lewat adalah Rasulullah Saw.

Mendengar ada suara minta tolong, maka Rasulullah Saw. pun menghampiri sumber suara terbut. Setelah dilihat ternyata musuhnya yang paling besar ada di dalam lobang tersbeut. “Kenapa kamu bisa ada di dalam lubang ini?” Tanya Rasulullah Saw.

Jawab Abu Jahal, “Orang-orang yang kurang ajar, jahat dan bejat, mereka usil menggali lobang sehingga membuat orang menjadi celaka dan terperosok!”

Padahal Nabi Saw. mengetahui Abu Jahal sendiri yang telah menggali lobang tersebut. Tapi Nabi Saw. sama sekali tidak mencaci ataupun meninggalkannya di dalam lobang. Justeru Nabi Saw. mengulurkan tangannya dan mengeluarkan dia dari lobang. Sungguh benar firman Allah Swt. tentang Rasulullah Saaw. bahwa:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya kamu (Nabi Muhammad) benar-benar berakhlak dengan akhlak yang tinggi dan agung.” (QS. al-Qalam ayat 4).

(*IBJ. Bersambung ke pembahasan “Relevansi Dakwah Nabi dengan Dakwah Saat ini”. Talk Show atau Dialog Eksklusif Habib Umar bin Hafidz bersama Habib Jindan bin Novel bin Jindan dan KH. Abdi Kurnia Djohan, di saluran Nabawi TV 01 Nov. 2016. Videonya bisa disimak di sini: https://youtu.be/kOkxcmjD1J0 atau di Fp Nabawi TV).

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar