Halaman

Senin, 29 September 2014

126 Ulama Kirim Surat Kecaman untuk ‘Khalifah’ Al-Baghdadi (ISIS)





Surat terbuka ini ditujukan oleh para ulama kepada Abu Bakar al-Baghdadi beserta para partisipan ISIS sebagai tentangan atas ideologi ekstrim yang mereka tebarkan. Sekaligus sebagai bentuk penjelasan para ulama kepada masyarakat, khususnya umat Islam secara luas, bahwa tindakan ISIS sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan jangan sampai anak-anak muda bergabung dengan mereka.

Sebanyak 126 ulama dari seluruh dunia menandatangani surat terbuka untuk para ‘pejuang’ dan ‘partisipan’ Islamic State yang dulu dikenal dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Dari Indonesia, tercantum nama al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah) dan Profesor Din Syamsuddin (PP Muhammadiyyah).

Dengan berlandaskan al-Quran, 18 halaman surat yang dirilis pada Rabu (24/9) ini menolak mentah-mentah ideologi teroris ekstrim transnasional yang telah menimbulkan huru-hara dan kekacauan di Iraq dan Syria. Perilaku kejam yang mereka lakukan, berupa pembunuhan, penyiksaan dan perampasan tidaklah patut dijadikan sebagai representasi umat Islam.

Teks surat terbuka ini sangat melandaskan dalil-dalilnya kepada al-Quran dan al-Hadits dan ditulis oleh para ulama terkemuka, seperti Syaikh Syauqi Allam (mufti Mesir) dan Syaikh Muhammad Ahmad Hussein (mufti Jerusalem, Palestina). Karena sarat dengan dalil-dalil nash, baik al-Quran, al-Hadits, maupun pernyataan ulama salaf dalam kitab-kitab klasik, maka surat ini sangat berbobot dan mengena bagi kalangan konservatif.

Surat terbuka ini ditujukan oleh para ulama kepada Abu Bakar al-Baghdadi beserta para partisipan ISIS sebagai tentangan atas ideologi ekstrim yang mereka tebarkan. Sekaligus sebagai bentuk penjelasan para ulama kepada masyarakat, khususnya umat Islam secara luas, bahwa tindakan ISIS sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan jangan sampai anak-anak muda bergabung dengan mereka.

Dalam surat tersebut juga mengajak masyarakat agar berhenti menyebut kelompok al-Baghdadi sebagai ‘Islamic State’ (ad-Daulah al-Islamiyyah/Negara Islam) karena ia sama sekali tidak memenuhi prasyarat sebagai khalifah maupun bentuk negara Islam. Berikut ini 24 poin kesimpulan yang terlampir dalam surat terbuka tersebut:

1.      Dalam Islam, dilarang berfatwa tanpa memenuhi persyaratan keilmuan yang memadai. Fatwa juga harus mengikuti sistematika yang telah tercantum dalam teks-teks klasik. Juga dilarang untuk mengutip sepotong ayat al-Quran untuk menentukan hukum suatu hal tanpa mempertimbangkan konteks al-Quran dan al-Hadits yang berhubungan dengan hal itu. Intinya, ada banyak prasyarat yang harus dipenuhi agar bisa berfatwa, seseorang tidak boleh begitu saja mengutip ayat al-Quran untuk berfatwa tanpa memahami ayat-ayat al-Quran maupun al-Hadits yang berhubungan dengan fatwanya itu.
2.      Dalam Islam, dilarang berfatwa tentang hukum agama tanpa menguasai bahasa Arab.
3.      Dalam Islam, dilarang menyederhanakan perihal tentang syariat dan mengabaikan cabang-cabang ilmu keislaman yang lain.
4.      Dalam Islam, diperbolehkan bagi para ulama untuk berbeda pendapat, kecuali dalam prinsip-prinsip dasar agama yang setiap muslim harus ketahui.
5.      Dalam Islam, dilarang mengabaikan realitas kontemporer di saat suatu hukum difatwakan.
6.      Dalam Islam, dilarang membunuh orang tak bersalah.
7.      Dalam Islam, dilarang membunuh utusan, duta dan diplomat. Termasuk di dalamnya adalah dilarang membunuh jurnalis dan paramedis.
8.      Jihad perang dalam Islam adalah demi mempertahankan diri (defensif). Tidak diperkenankan berperang tanpa sebab, tujuan dan aturan yang benar.
9.      Dalam Islam, dilarang mengumumkan bahwa seseorang murtad kecuali orang yang bersangkutan telah mengumumkannya sendiri.
10.  Dalam Islam, dilarang mengganggu atau menyerang umat Kristen maupun Ahlul Kitab.
11.  Adalah suatu kewajiban mengkategorikan umat Yazidi ke dalam Ahlul Kitab.
12.  Dalam Islam, dilarang mengangkat kembali perbudakan. Karena perbudakan sudah dihapus oleh konsensus internasional.
13.  Dalam Islam, dilarang memaksa orang untuk memeluk Islam.
14.  Dalam Islam, dilarang mengingkari hak-hak wanita.
15.  Dalam Islam, dilarang mengingkari hak-hak anak-anak.
16.  Dalam Islam, dilarang melaksanakan eksekusi (hudud) tanpa mengikuti prosedur yang benar sesuai asas keadilan dan kasih sayang.
17.  Dalam Islam, dilarang menyiksa orang.
18.  Dalam Islam, dilarang mencederai seseorang.
19.  Dalam Islam, dilarang menisbatkan perbuatan jahat atas nama Tuhan.
20.  Dalam Islam, dilarang merusak pusara para nabi dan para sahabat.
21.  Pemerontakan bersenjata atas alasan apapun dilarang dalam Islam, kecuali telah jelas kekafiran pemerintah dan tidak memperbolehkan beribadah.
22.  Dalam Islam, dilarang mengaku sebagai khalifah tanpa kesepakatan seluruh umat Islam.
23.  Dalam Islam, diperbolehkan patuh terhadap suatu negara tertentu.
24.  Setelah wafatnya Rasulullah Saw., Islam tidak menuntut siapapun untuk eksodus (hijrah) kemanapun.

Ulama yang turut menandatangani surat ini adalah:
1.      Sultan Muhammad Sa’ad Abubakar (Nigeria)
2.      Prof. Abdurrahman Abbad (Yerusalem)
3.      Umar Abbud (Buenos Aires, Argentina)
4.      Prof. Salim Abdul Jalil (Mesir)
5.      Syaikh Wahid Abdul Jawad (Mesir)
6.      Dr. Mustafa Abdul Karim (Mesir)
7.      Prof. Ibrahim Abdurrahim (Mesir)
8.      Prof. Ja’far Abdussalam (Mesir)
9.      Dr. Syaikh Hussain Hasan Abkar (Chad)
10.  Raja Abdul Jabbar Ajibola (Nigeria)
11.  Prof. Syaikh Syauqi Allam (Mesir)
12.  Prof. Syaikh Abdul Nasser Abu al-Basal (Jordan)
13.  Prof. Muhammad Mahmud Abu Hasyim (Mesir)
14.  Prof. Syaikh Musthafa Cagric (Istanbul Turki)
15.  Syaikh Muhammad Ahmad al-Akwa’ (Yaman)
16.  Prof. Muhammad al-Amir (Mesir)
17.  Dr. Majdi Asyur (Mesir)
18.  Prof. Dr. Abdul Hayi Azab (Mesir)
19.  Azhar Aziz (USA)
20.  Prof. Musthafa Abu Sway (Yerusalem)
21.  Prof. Bakr Zaki Awad (Mesir)
22.  Nihad Awad (USA)
23.  Dr. Syaikh Usama Mahmud al-Azhari (Mesir)
24.  Dr. Jamal Badawi (USA)
25.  Dr. Ihsan Baqbi (USA)
26.  Na’im Baiq (USA)
27.  Prof. Utsman Bakr (Malaysia)
28.  Syaikh Abubakar Baldi (Portugal)
29.  Dr. Hatim Bazian (USA)
30.  Dr. Muhammad Bukhari (Prancis)
31.  Syaikh Abdullah bin Bayyah (Abu Dhabi)
32.  Raja Ghazi bin Muhammad (Jordan)
33.  Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya (Indonesia)
34.  Syaikh Dr. Ra’id Abdullah Budair (Yerusalem)
35.  Dr. Muhammad Abdussam’i Budair (Mesir)
36.  Dr. Samir Budinar (Maroko)
37.  Dr. Zahid Bukhari (USA)
38.  Prof. Musthafa Ceric (Bosnia dan Herzegovina)
39.  Ibrahim Chabbouh (Tunisia)
40.  Prof. Caner Dagli (USA)
41.  Prof. Jamal Faruq ad-Daqqaq (Mesir)
42.  Sayyid Abdullah Fad’aq (Saudi Arabia)
43.  Syaikh Wahid al-Fasi al-Fahri (Italia)
44.  Prof. Muhammad Nabil Ghanaim (Mesir)
45.  Syaikh Dr. Ali Jum’ah (Mesir)
46.  Dr. Ahmad Abdul Aziz al-Haddad (Dubai UAE)
47.  Dr. Abdullah Hafidzi (Maroko)
48.  Syaikh Musthafa Hajji (Bulgaria)
49.  Syaikh Ali al-Halabi (Jordan)
50.  Syaikh Hamzah Yusuf Hanson (USA)
51.  Syaikh Faruq Arif Hasan (Jordan)
52.  Syaikh Ali bin Abdurrahman Al Hasyim (Dubai UAE)
53.  Dr. Ahmad Hassan (Yaman)
54.  Syaikh Musa Hassan (Swedia)
55.  Prof. Muhammad al-Hifnawi (Mesir)
56.  Prof. Sami Hilal (Mesir)
57.  Prof. Sa’duddin al-Hilali (Mesir)
58.  Ied Husain (UK)
59.  Imam Munawar Hussain (UK)
60.  Syaikh Muhammad Ahmad Hussein (Palestina)
61.  Syaikh Ibrahim Shaleh al-Husseini (Nigeria)
62.  Dr. Jabri Ibrahim (Yaman)
63.  Dr. Khalid Imran (Mesir)
64.  Prof. Shalahuddin al-Ja’farawi (Jerman)
65.  Dr. Umar Jah (Gambia)
66.  Usama Jammal (USA)
67.  Syaikh Muqbil al-Qadhi (Yaman)
68.  Prof. Muhammad Hasyim Kamali (Afghanistan)
69.  Prof. Enes Karic (Bosnia dan Herzegovina)
70.  Yusuf Z. Kavakci (USA)
71.  Syaikh Ahmad Wisam Khadhr (Mesir)
72.  Syaikh Muhammad Wisam Khadhr (Mesir)
73.  Syaikh Abdul Majid Khairun (Netherlands)
74.  Syaikh Muhammad Yahya al-Kittani (Mesir)
75.  Syaikh Dr. Muhammad al-Kumein (Mesir)
76.  Syaikh Amr Muhammad Hilmi Khalid (Mesir)
77.  Prof. Judge Maher Alyan Khudair (Jerusalem dan Palestina)
78.  Syaikh Prof. Ahmad al-Kubaisi (Irak)
79.  Prof. Yusuf E. B. Lumbard (USA)
80.  Syaikh Mahmud As’ad Madani (India)
81.  Prof. Dr. Abdul Hamid Madzkur (Mesir)
82.  Syaikh Muhammad Maqid (USA)
83.  Prof. Muhammad Mukhtar al-Mahdi (Mesir)
84.  Imam ash-Shadiq al-Mahdi (Sudan)
85.  Syaikh Ahmad Mamduh (Mesir)
86.  Prof. Bashar Awad Ma’ruf (Irak)
87.  Bakkay Marzuq (Prancis)
88.  Syaikh Mu’iz Mas’ud (Mesir)
89.  Prof. Muhammad Abdus Shamad Muhanna (Mesir)
90.  Syaikh Mukhtar Muhsin (Mesir)
91.  Prof. Fathi Awad al-Mulla (Mesir)
92.  Syaikh Hussein al-Ubaidi (Tunisia)
93.  Dr. Yasir Qadhi (USA)
94.  Dr. Muhammad Thahir al-Qadri (Pakistan)
95.  Syaikh Muhammad Hasan Qaribullah (Sudan)
96.  Abdul Hadi al-Qasabi (Mesir)
97.  Prof. Saif Rajab Qazamil (Mesir)
98.  Syaikh Faraz Rabbani (Kanada)
99.  Syaikh Asyraf Sa’ad  (Mesir)
100.          Syaikh Dr. Hamud as-Sa’idi (Yaman)
101.          Syaikh Hasan asy-Syaikh (Yaman)
102.          Syaikh Mahmud asy-Syarif (Mesir)
103.          Syaikh Abdullah asy-Syaikh Sa’id (Kurdistan)
104.          Dr. Muhammad Adam Al Syaikh (USA)
105.          Dr. Muhammad Sammak (Lebanon)
106.          Dr. Zulfiqar Ali Syah (USA)
107.          Prof. Ismail Abdun Nabi Shahin (Mesir)
108.          Dr. Umar Shahin (USA)
109.          Imam Thalib M. Syarif (USA)
110.          Dr. Ahmad Syaqirat (USA)
111.          Dr. Muzammil Shiddiqi (USA)
112.          Dr. Muddassir H. Shiddiqui (USA)
113.          Prof. Nabil as-Samaluthi (Mesir)
114.          Prof. M. Din Syamsuddin (Indonesia)
115.          Dr. Muhammad Thallabi (Maroko)
116.          Eng. Salman Tamimi (Iceland)
117.          Syaikh Na’im Ternava (Kosovo)
118.          Dr. Muhammad Suhail Umar (Pakistan)
119.          Muhammad Wadqiri (Belgia)
120.          Dato’ Wan Zahidi bin Wan Teh (Malaysia)
121.          Dr. Amr Wardani (Mesir)
122.          Prof. Muhammad al-Mukhtar Wuldabah (Mauritania)
123.          Syaikh Muhammad al-Ya’qubi (Syria)
124.          Syaikh Muhammad Musthafa al-Fakki al-Yaquti (Sudan)
125.          Syaikh Muhammad Shadiq Muhammad Yusuf (Uzbekistan)
126.          Prof. Zaki Zaidan (Mesir).

Download teks aslinya di: http://www.lettertobaghdadi.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar