Halaman

Minggu, 20 April 2014

RAHASIA GUS DUR DAN MBAH MAIMOEN ZUBAIR





Transkip ceramah KH. Marzuqi Mustamar di PP Darul Muttaqien-Bolong Ngaditirto Selopampang Temanggung 09 Februari 2013


1.      Kulo tak cerito sekedik, tak sebut mawon, “Gus Dur”. Njenengan setuju sa’karepmu ndak setuju sa’karepmu. Niki ceramahe Mbah Yai Maimoen Zubair pas acara 1.000 hari Gus Dur teng Tebuireng. Kan pas taseh sugeng Gus Dur iki ketoro mboten cocok kaleh Yai Maimoen Zubair. Niki ternyata rahasia! Sepakatane wong loro niki. Sing cerita Mbah Yai Maimoen piyambak, ceramah teng Tebuireng.

“Aku mantu entek jutaan, aku gak ngeto’ke duit blas. Kabeh duite teko Gus Dur. Tapi ben wong-wong ora ruh lek sing mbantu niku Gus Dur.”

Pun njeh, Njenengan tetep ketoro uswah kaleh kulo mawon, “Ben wong-wong ra ruh amalku”. Opo kuat sampean ngono kuwi? Sangking lek ndelikke amale ben ora konangan menungso.

Terjemah bahasa Indonesia:

Saya akan bercerita sedikit, saya sebut saja namanya, “Gus Dur”. Terserah Anda mau percaya atau tidak, ini ceramahnya Mbah KH. Maimoen Zubair saat acara 1.000 hari Gus Dur di Tebuireng. Saat Gus Dur masih hidup terlihat beliau tak pernah cocok dengan KH. Maimoen Zubair. Ternyata ini rahasia! Kesepakatan mereka berdua.

Yang cerita Mbah KH. Maimoen Zubair sendiri saat ceramah di Tebuireng: “Saya menikahkan anak habis jutaan rupiah. Saya tak pernah mengeluarkan uang sepeser pun, semua uang itu dari Gus Dur. Tapi dirahasiakan agar orang-orang tidak tahu bahwa yang membantunya adalah Gus Dur.”

Sudah, Anda tetap terlihat beruswah saja dengan saya, yakni “Supaya orang-orang tidak tahu amalku.” Apa Anda kuat seperti itu? Demi menyembunyikan amalnya agar tidak diketahui manusia.

2.      Teng Malang, teng kulone Panjen (kidule Malang) jenenge Jatikerto. Teng Jatikerto enten lare biasa, mboten ulama gede, umur sekitar tigang doso (30) jenenge Agus. Niki Gus Dur tindak teng daleme titip koper tigo, ora oleh dibuka lek Gus Dur durung mati.

Barang Gus Dur sedo koper dibuka isine duit telung milyar, dikongkon mbagi teng gene yatim kaleh janda-janda miskin. Jian lek ndelekke amal sampai ngono. Wis kadang penampilan elek, kontroversi, ben dielok-elokne. Ben wong ora ngarani kyai, ben wong ora ngarani wali. “Ora diarani wali ra pateken, ora diarani kyai yo ra pateken.”

Tiap-tiap nyimpen amal ngono kuwi. Opo kuat? Nopo kuat? Zaman modern iki lhoh jek ono wong ngono. Dan kerono wong gak ngerti sejatine sing dilakoni nopo, akhire kathah tiang ngelok-ngelokno Gus Dur. Gus Dur geh siap-siap mawon. Dan itu resiko, resiko wong ndelekne amale.

Terjemah bahasa Indonesia:

Di Malang, sebelah barat Panjen ada daerah namanya Jatikerto. Di Jatikerto ada orang biasa, bukan ulama besar, sekitar berusia 30 tahun. Namanya Agus. Gus Dur pernah mendatangi rumahnya dan titip 3 koper. Koper itu tidak boleh dibuka sebelum Gus Dur wafat.

Ketika Gus Dur sudah wafat, koper itu pun dibuka. Ternyata isinya uang sebanyak Rp. 3 Milyar. Dia disuruh membagikannya kepada anak-anak yatim dan janda-janda miskin.

Sungguh, demi menyembunyikan amal sampai sebegitunya. Terkadang penampilannya jelek, kontroversi, agar orang-orang mencemoohnya, tidak menganggapnya kyai dan tidak menganggapnya wali. “Tidak dianggap wali biarin, tidak dianggap kyai ya biarin.”

Setiap menyembunyikan amal seperti itu. Apa Anda kuat? Apa mampu? Di zaman modern ini lhoh masih ada orang yang seperti itu. Dan karena orang tidak tahu sejatinya apa yang dilakukan, akhirnya banyak yang mencemooh Gus Dur. Gus Dur pun siap-siap saja. Dan itu resiko. Resiko bagi orang yang menyembunyikan amalnya.

Sampean dadi pengurus pesantren, pengurus takmir, nyumbange paling kathah, tapi ora tau laporan ning panitia, langsung ning toko bangunan. Dadi ora ene wong sing ruh, panitia yo ra ruh. Akhire sampean dielok-elokne: “Sampean iki ketua takmir, ra tau nyumbang blas!”

Meneng ae. “Sepurone, sepurone. Dungakno ben aku ra cethil yo.”

Ra ene wong ruh, opo kuat? Kuat, ikhlas ngoten niku? Teng zaman modern iki lhoh jek ono wong ngono kuwi.

Terjemah bahasa Indonesia:

Anda semisal jadi pengurus pesantren, pengurus takmir masjid, menyumbangnya paling banyak dan tidak pernah dilaporkannya kepada panitia, tapi langsung ke took bangunan. Tak ada seorang pun yang mengetahuinya. Akhirnya Anda dicemooh: “Anda ini ketua takmir, tapi sama sekali tidak pernah menyumbang!”

Anda hanya diam saja, dan dengan rendah hati berkata: “Mohon dimaafkan, mohon maafkan saya. Doakan supaya saya tidak menjadi orang yang bakhil.”

Tidak ada seorang pun yang tahu, apa Anda kuat? Bisa ikhlas seperti itu? Di zaman modern seperti ini lhoh masih ada orang seperti itu.


Dan berikut ini adalah video lengkapnya, 1-5:


Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 21 April 2014

8 komentar:

  1. santri sarang panas maning moco crito iki palingo

    BalasHapus
    Balasan
    1. blas gak ngefek....

      Hapus
    2. untuk efekin apa ya ? kok ga ngefek

      Hapus
    3. Gak bakal sama sekali pro dengan bapak PLURALISME

      Hapus
  2. beginilah maksut ketika ada perselisihan antar kyai ato ulama, santri ga usah ikut2.....

    BalasHapus
  3. Dudu urusane santri. Bedo kelase lur...

    BalasHapus
  4. Bukan tempatnya kita seorang santri untuk menilai para kyai yg maqomnya tinggi..., Daripada jadi fitnah!!

    BalasHapus