Mempertanyakan Partai Islam
Asy-Syaikh
M. Said Ramadhan al-Buthi pernah diajak untuk membuat Partai Islam oleh
Presiden Hafez Asad. Beliau ditanya: “Anda adalah pemuka Islam yang disukai
rakyat Suriah. Kenapa tidak membuat partai berbasis Islam supaya aspirasi
Muslim tersalurkan, karena mungkin mereka tidak suka partai sekuler seperti
partai Baath?”
Syaikh
al-Buthi menjawab: “Oke, mungkin saya istiqamah pada Islam, mungkin saya bisa
jadi teladan yang baik dalam berpolitik, dan saya yakin dalam setahun saya bisa
mendapat jutaan pendukung. Tapi, apa saya bisa memastikan orang-orang yang
mengikuti partai Islam saya benar-benar mencerminkan akhlak Islam? Kalaupun
ketika saya hidup mereka menjadi seperti saya, apa Anda bisa yakin kalau saya
sudah mati mereka tetap seperti itu? Kalau mereka berbuat salah, Islam yang
dibawa-bawa, padahal Islam bukan diwakili oleh partai.
Kemudian,
kalau saya menjadi ketua partai, saya akan merasa mendzalimi umat Islam lainnya
yang tidak masuk partai saya. Kalau suatu saat anggota partai saya berbuat
salah, orang partai lain menghujat anggota partai saya, saya pastinya akan
mendukung anggota saya dan membelanya. Sedangkan saya tahu dia salah dan orang
partai lain yang benar. Tapi karena dia orang partai saya, saya membela dia. Saya
jadi sangat dzalim!
Biarlah
saya berdakwah seperti ini, tanpa bawa-bawa partai. Kalau mau berdakwah ,jangan
sampai kamu dipolitiki. Kalau mau berpolitik kamu harus tahu agama, tapi jangan
dekati mimbar.” (Disadur dari tulisan Ustadz
Ichwands).
Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap
Jaktim 21 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar