“Para Sahabat yang
Dicium Tangannya Oleh Nabi Saw.”
1.
Sahabat Sa’ad bin Mu’adz Ra.
Ketika Rasulullah Saw. pulang dari perang
Tabuk, beliau bertemu dengan salah seorang sahabatnya, Mu’adz Ra. Ketika
bersalaman, terasa oleh beliau Saw. telapak tangan Mu’adz yang kasar. Ketika
berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz, Rasulullah Saw. pun melihat betapa tangannya
kasar, kering dan kotor. Ketika ditanya Sa’ad menjawab bahwa tangannnya menjadi
demikian karena bekerja mengolah tanah dan mengangkut air sepanjang hari.
Mendengar itu Rasulullah Saw. serta merta mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz Ra. dan
bersabda: “Tangan ini dicintai Allah dan RasulNya dan tidak akan disentuh
api neraka!”
2.
Mu’adz bin Jabal Ra.
Rasulullah Saw. juga pernah merasakan tangan
Mu’adz bin Jabal yang kasar dan tebal saat bersalaman. Ketika ditanyakan Mu’adz
pun menjawab bahwa tangannya demikian karena untuk bekerja keras. Tangan yang
dipakai oleh pemiliknya untuk bekerja keras mencari nafkah. Diciumlah tangan
kasar, keras dan tebal itu oleh Rasulullah Saw. dan bersabda: “Tangan ini
dicintai Allah dan RasulNya dan tidak akan disentuh api neraka!”
3.
Siti Fathimah az-Zahra Rha.
Siti Fathimah az-Zahra putri Rasulullah Saw. tangannya
juga kasar dan keras. Tapi Rasulullah Saw. dengan penuh perhatian mencium
tangan putrinya tersebut. Karena tangan itu digunakan untuk bekerja keras
menggiling gandum di rumahnya, menyiapkan makanan bagi kedua putranya dan sang suami.
Lihatlah betapa Rasulullah Saw. sangat
menghargai orang-orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah dan menghidupi
keluarganya. Rasulullah Saw. mencium tangan mereka sebagai penghargaan akan
ibadah mereka, dan bukan karena keshalehan mereka dalam ibadah ritual seperti
shalat malam, puasa, sedekah dan berhaji.
Riwayat-riwayat di atas menggambarkan betapa
Islam sangat menghargai orang-orang yang memiliki etos kerja yang tinggi. Orang
yang bekerja dapat dikatakan sebagai jihad fi sabilillah, seperti sabda Nabi
Saw.: “Siapa yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya, maka ia
adalah mujahid fi sabilillah.” (HR. Ahmad).
Rasulullah Saw. juga bersabda: “Barangsiapa
yang di waktu sorenya merasa kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu
sore itu ia mendapatkan ampunan.” (HR. ath-Thabarani dan al-Baihaqi).
Seperti halnya Sa’ad yang hitam dan melepuh
tanganya karena bekerja, maka tatkala seseorang merasa kelelahan bekerja akan
dibalas oleh Allah Swt. dengan ampunanNya saat itu juga dan dikategorikan jihad
fi sabilillah. (Disadur dari buku “Tangan-tangan yang Dicium Rasul: Nasihat
Islami tentang Bekerja Keras” karya Syahyuti, Pustaka Hira. Buku yang memuat
bukti-bukti ilmiah, historis dan teologis tentang bagaimana Islam mencintai
kerja keras).
Sya’roni
As-Samfuriy
0 komentar:
Posting Komentar