Amati al-Quran
berciri sampul seperti dalam foto. Tahukah Anda? Ya, ini adalah al-Quran
terjemah yang disertai dengan tafsirnya pada catatan kaki (footnote). Ini
dibagikan gratis oleh Kerajaan Arab Saudi, yang notabene berfaham Salafi-Wahabi.
Coba Anda buka
dan lihat di surat al-Baqarah ayat 255, atau biasa kita kenal dengan Ayat
Kursi. Dalam footnote tertuliskan: “Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassir
mengartikan Ilmu Allah, ada juga yang mengartikan kekuasaanNya. Pendapat yang
shahih terhadap makna “Kursi” adalah tempat letak telapak Kaki-Nya.” Ini jelas
tafsiran yang membahayakan, menjurus pada tasybih (penyerupaan Allah
dengan makhlukNya). Apalagi dibumbui dengan klaim “Pendapat yang shahih”.
Mahasuci Allah dari penyifatan makhluk kepada DzatNya.
Adapun mengenai
tafsiran kursi sebagai ‘tempat kedua telapak kaki Allah’ dengan alasan hadits
riwayat Ibnu Abbas Ra.:
الكُرْسيُّ
مَوْضِعُ قَدَمَيْهِ
“Kursi adalah
tempat kedua telapak kaki (Allah).” (HR. al-Hakim
no. 3116).
Mereka mengatakan
bahwa hadits dari Ibnu Abbas adalah mauquf, diantara mereka ada satu
orang bernama Syuja bin Mukhallad mengatakan bahwa riwayat ini marfû’
berasal dari Rasulullah Saw. Pernyataan Syuja bin Mukhallad yang mengatakan
bahwa hadits ini marfû’ menyalahi riwayat para perawi terkemuka lainnya
yang telah menetapkan bahwa hadits ini hanya mauqûf saja, dengan
demikian pernyataan Ibnu Mukhallad ini adalah salah. Sementara telah jelas
bahwa hadits-hadits mauqûf tidak dapat dijadikan dalil dalam masalah
akidah.
Adapun
pemahaman hadits tersebut, jika tetap hendak diterima, adalah bahwa besarnya al-Kursi
dibanding dengan Arsy adalah bentuk yang sangat kecil sekali. Perumpamaan
besarnya kursi hanyalah seukuran dua telapak kaki seorang yang duduk di atas
ranjang. Artinya, ukuran tempat pijakan dua kaki itu sangat kecil jika dibanding
ranjang yang didudukinya. Adh-Dhahhak berkata: “Kursi adalah tempat yang
dijadikan pijakan dua kaki oleh para raja yang berada di bawah tempat duduk
(singgasana) mereka.”
Berikut ini adalah
tafsiran yang benar, dinukil dari kitab Tafsir Jalalain QS. al-Baqarah
ayat 255:
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
“KursiNya
meliputi langit dan bumi”, ada yang mengatakan bahwa
maksudnya ialah ilmuNya, ada pula yang mengatakan kekuasaanNya, dan ada pula
Kursi itu sendiri yang mencakup langit dan bumi, karena kebesaranNya,
berdasarkan sebuah hadits: “Tidaklah langit yang tujuh pada kursi itu,
kecuali seperti tujuh buah uang dirham yang dicampakkan ke dalam sebuah pasukan
besar.”
Yang perlu
dipahami adalah kursi Allah tidak bisa disamakan dengan kursi manusia pada
umumya. Karena Allah memiliki sifat Mukhalafatuhu lilhawaditsi (berbeda
dengan makhlukNya). Tentang makna ‘kursi’ itu sendiri, para ulama masih berbeda
pendapat. Ada segolongan ulama yang memaknai ‘kursi’ sebagai ilmu Allah
berdasarkan riwayat ath-Thabari dari Ibnu Abbas Ra.: “Kursi Allah berarti
ilmu Allah.” Sementara ulama yang lain memaknai ‘kursi’ sebagai ‘Arsy itu
sendiri. Al-Hasan berkata: “Kursi adalah ‘Arsy itu sendiri.” Pendapat lain
mengatakan bahwa ‘kursi’ adalah kekuasaan Allah yang dengannya Dia
mengendalikan langit dan bumi.
Masing-masing
pendapat tersebut memiliki sudut pandang dan pertimbangan tersendiri, sesuai
dengan riwayat yang telah diterima. Yang jelas, sekali lagi kursi Allah tidak
sama dengan kursi-kursi pada umumnya. Dan lihat juga dalam kitab-kitab tafsir
lainnya untuk membuktikan bahwa para ulama tidak ada yang menafsirkan seperti
penafsiran para ulama Salafi-Wahabi.
Wallahu al-Musta’an A’lam
Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkapn Jaktim 30 Maret 2014
Situs resmi penerbit al-Quran Terjemah Kerajaan Saudi Arabia:
0 komentar:
Posting Komentar