A.
Pernyataan
Para Ulama Sunni terhadap Syiah
1.
Risalah Amman, “Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari
empat madzhab Ahlussunnah (Hanafi, Syafi’i, Maliki, Hanbali), dua madzhab
Syi’ah Ja’fariyyah dan Zaidiyyah, madzhab Ibadhiyyah dan madzhab Dzahiriyyah
adalah Muslim. Tidak diperbolehkan mengkafirkan salah seorang dari
pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut di atas. Darah, kehormatan dan
harta benda salah seorang dari pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut
di atas tidak boleh dihalalkan. Lebih lanjut, tidak diperbolehkan mengkafirkan
siapa saja yang mengikuti akidah Asy’ari atau siapa saja yang mengamalkan
tasawuf (sufisme). Demikian pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa
saja yang mengikuti pemikiran Salafi yang sejati.” (ammanmessage.com)
2.
Prof. Dr. Umar
Shihab (Ketua MUI Pusat): “Syiah bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah
tetap diakui Konferensi Ulama Islam International sebagai bagian dari Islam.”
(rakyatmerdekaonline.com)
3.
Prof. Dr. KH. Said
Agil Siradj (Ketua Umum PBNU): “Ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam
seperti halnya Sunni. Di universitas di dunia manapun tidak ada yang menganggap
Syiah sesat.” (tempo.co)
4.
Prof. Dr. Din
Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah): “Tidak ada beda Sunni dan Syiah.
Dialog merupakan jalan yang paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan
aliran dalam keluarga besar sesama Muslim.” (republika.co.id)
5.
KH. Abdurahman
Wahid (Gus Dur): “Syiah itu adalah NU plus imamah dan NU itu adalah Syiah
minus imamah.”
6.
Prof. Dr. Amin
Rais (Mantan Ketua PP Muhammadiyah/Ketua MPR RI ): “Sunnah dan Syiah adalah
madzhab-madzhab yang legitimate dan sah saja dalam Islam.”
(satuislam.wordpress.com)
7.
Prof. Dr.
Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta): “Syiah
merupakan bagian dari sejarah Islam dalam perebutan kekuasaan, dari masa
sahabat, karenanya akidahnya sama, al-Qurannya dan nabinya juga sama.”
(republika.co.id)
8.
Prof. Dr. Syafi’i
Ma’arif (Cendikiawan Muslim, Mantan Ketua PP Muhammadiyah): “Kalau Syiah di
kalangan madzhab, dianggap sebagai madzhab kelima.” (okezone.com)
9.
Marzuki Alie
(Ketua DPR RI): “Syiah itu madzhab yang diterima di negara manapun di
seluruh dunia, dan tidak ada satupun negara yang menegaskan bahwa Islam Syiah
adalah aliran sesat.” (okezone.com)
10. KH Nur Iskandar SQ (Ketua Dewan Syuro PPP): “Kami sangat
menghargai kaum Muslimin Syiah.” (inilah.com)
11. KH. Alie Yafie (Ulama Besar Indonesia): “Dengan tergabungnya
Iran yang mayoritas bermadzhab Syiah sebagai negara Islam dalam wadah OKI,
berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu sudah cukup. Yang jelas,
kenyataannya seluruh dunia Islam, yang tergabung dalam 60 negara menerima Iran
sebagai negara Islam.” (tempointeraktif)
B.
Kisah
Teladan Syaikh Ahmad Deedat dengan Ulama Syiah, Dakwah Sejuk Tanpa Caci-maki
Alkisah, suatu hari pernah diadakan diskusi antara
7 ulama Syiah dengan 7 ulama Ahlussunnah wal Jama’ah. Di tempat dan waktu yang
terbatas, ulama-ulama Syiah telah hadir. Namun tak ada satu pun ulama Ahlussunnah
yang datang.
Tiba-tiba masuklah seseorang dengan membawa
sepatu di bawah ketiaknya. Ulama Syiah terheran-heran, kemudian mereka bertanya:
“Kenapa kamu membawa sepatumu?”
Orang itu pun menjawab: “Saya tahu bahwa
orang Syiah itu suka mencuri sandal di zaman Rasulullah Saw.”
Ulama Syiah saling pandang terheran-heran. Lalu
mereka berkata: “Tapi di zaman Rasul belum ada Syiah.”
Orang itu menjawab lagi: “Kalau begitu
diskusi telah selesai. Dari manakah datangnya ajaran agama kalian kalau di zaman
Rasulullah Saw. tidak ada Syiah?”
Orang yang datang membawa sepatu tersebut
adalah Syaikh Ahmad Deedat.
Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 29
Januari 2014
0 komentar:
Posting Komentar