Tak usah kaget dan
protes dengan judul di atas! Kalau memang tidak suka dengan judul di atas, ya mohon
jangan dibaca. Gitu Aja Kok Repot!
Karena saya bukan “Wali”,
jadi sah-sah saja dong saya anggap Ahmad Dhani adalah seorang “Wali”. Anda
tidak setuju, ya terserah itu hak Anda. Kita sama-sama bukan wali kenapa musti ribut
dan rebut dengan pelabelan pangkat “Wali?”
Bukankah para salaf
shaleh mengajarkan kepada kita bahwa: “Jikalau engkau mau menjadi orang yang
mulia di sisi Allah, maka anggaplah dirimu lebih hina daripada orang lain.” “Anggaplah
semua manusia selain dirimu adalah wali.” Dan masih banyak lagi kalam
nasihat mutiara yang tiada ternilai harganya dari para salaf shaleh.
Mari sejenak kita
dengarkan percikan cahaya itu dari hati seorang manusia yang berhati ikhlas
mengungkapkannya. Tiada ingin ia dianggap sebagai pengacara kondang, artis top,
ulama pejuang Islam, ustadz gaul dst. Karena ini hanyalah suara hati “Wong Cilik”.
·
Qaala Syaikhiy M A
Jalaluddin Sayuthi:
“Musibah yang menimpa
keluarga Ahmad Dhani sangat tidak mustahil menimpa juga kepada kita.
Selanjutnya kita khusyuk dan penuh kerendahan hati memohon kepada Allah agar
terhindar dari musibah.
Ahmad Dhani pasti tidak
mau tertimpa musibah seperti itu. Kenapa banyak orang begitu puas
menyalah-nyalahkan bahkan sampai mengolok-olok dengan dibuatkan karikatur yang
mengesankan bahwa Ahmad Dhani adalah pendosa besar yang takkan terampunkan.
Keuntungan apa yang
kita dapatkan dengan olok-olok itu? Andai keluarga kita yang tertimpa musibah
seperti itu apakah kita bahagia diolok-olok seperti itu.
Kalau Ahmad Dhani salah
dan ceroboh dalam memperhatikan anak-anaknya apakah kita sudah sedemikian suci
sehingga layak untuk memperolok-olok orang? Apakah tidak cukup dengan mengambil
pelajaran dari peristiwa itu lalu kita ikut empati dengan mendoakan supaya yang
tertimpa musibah itu Allah anugerahi kesabaran dan kesadaran, juga balasan
anugerah di dunia dan di akhirat.”
Qaala Murabbi Ruuhiy Begawan
Semprul:
“Si Dul, menghilangkan
nyawa dengan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Lalu bagaimana dengan Pemerintah
ini, yang membunuh rakyat secara perlahan-lahan dengan terencana rapi dan
elegan.”
Seharusnya
yang pantas dan patut kita lakukan sekarang adalah berdoa, seperti yang
dilakukan oleh Ustadziy Zainur Rahman
van Hamme:
اللهم سلمنا و المسلمين،
وارحمنا و المسلمين، و بارك لنا و للمسلمين، واجعل مصائبنا و مصائبهم مكفرة
لذنوبنا و لذنوبهم، بحق نبيك الأمين، سيدنا و مولانا محمدٍ المبعوث رحمة للعالمين،
صلواتك و سلامك عليه و على آله و صحبه أجمعين ... الفاتحة...
# Apakah sikap dan perbuatan yang Anda lakukan sudah amat yakin
teladan dari Rasulullah Saw.?
Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 12 September 2013
0 komentar:
Posting Komentar