Halaman

Minggu, 22 September 2013

BAGAIMANA WUJUD RASA TERIMAKASIH KITA KEPADA ALLAH?


Telah sangat kita hafal firman Allah Swt.: “Lain syakartum la-aziidannakum.” Lalu muncul sebuah pertanyaan: “Syukur atau terimakasih kita kepada Allah itu seperti apa?” Maknanya bukan berarti Allah membutuhkan terimakasih kita, namun kitalah yang butuh berterimakasih kepada Allah.

Syahdan, suatu saat al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa mengisahkan sebuah kisah penuh hikmah: 

“Terjadi beberapa waktu yang silam saat itu saya masih di Tarim, Hadhramaut, tinggal beberapa lama di kota Syihr, wilayah Mukalla. Di situ ada seorang wanita tua wafat, suatu hari saya melihat jenazah diusung. Tapi ada satu hal yang ganjil. Apa yang ganjil? 

Ketika jenazahnya diusung, banyak orang yang mengusungnya dan ratusan ekor kucing ikut mengantarkan jenazah. Ini ganjil, saya fikir ada jenazah diikuti ratusan ekor kucing dan baru ini saya melihatnya.

Ketika saya bertanya-tanya, kenapa ini? Mereka memuji wanita tua yang wafat itu ‘alaiha rahmatullah. Di masa hidupnya nafkahnya dicukupi oleh anak-anaknya, kerjanya tiap pagi masuk ke pasar mengambil bekas kepala-kepala ikan yang terbuang dan ditaruh di sebuah gerobak dan ia melemparnya kepada semua kucing yang ada di jalanan.

Bertahun-tahun itu terjadi sampai setiap pagi, ratusan kucing sudah berjajar di jalanan menunggu bagian yang diberikan dari wanita tua itu. Ketika ia wafat, ratusan ekor kucing itu mengantarkan jenazahnya. Berhari-hari puluhan ekor kucing tidak meninggalkan kuburnya.

Demikian hadirin-hadirat, Allah jadikan ‘ibrah (contoh) bahwa setiap hewan itu mempunyai perasaan terimakasih kepada yang memberinya. Bagaimana aku dan kalian yang selalu diberi oleh Allah, adakah perasaan terimakasih terlintas untuk selalu berbakti kepada Allah?”


Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 22 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar