Home » , » BERBINCANG TENTANG GUS DUR

BERBINCANG TENTANG GUS DUR

Written By MuslimMN on Jumat, 16 Agustus 2013 | 10.58

BERBINCANG TENTANG GUS DUR

“Jikalau Benar Gus Dur Antek Yahudi...”



Lha jika Gus Dur itu antek Amerika atau agen Yahudi, kok Gus Dur tetep “kere” ya? Gus Dur, saya salut dengan ke-“biasa”-an panjenengan. Lha, kalau panjenengan kerso, Pesantren Ciganjur tentu bisa dibangun lebih megah. Kalau panjenengan memperkaya diri, tentu tidak sampai pinjam uang ke salah satu putri panjenengan, beberapa bulan sebelum panjenengan kundur dateng ngarsanipun Gusti.

Seandainya kerso perkawis nduyo, panjenengan tentu memilih jadi antek Wahhabi. Lumayan, rutin dapat donasi, kafala, atau “ihsan”. Seandainya berkenan, tentu banjir darah perang saudara atas nama “konstitusi”, “agama”, dlsb, bisa dipakai dalih mempertahakan kekuasaan panjenengan. Tapi, sudahlah, panjenengan memang mengajarkan kesederhanaan, kejujuran, kolektivitas berbangsa, berpikir visioner, dan... Percaya Diri di hadapan siapapun, kecuali kepada Ibunda dan para guru!

Ah, panjenengan Gus, telah mendidik kami, para santri kenthir ini, agar tidak Kagetan dengan metode membaca apapun, berguru pada siapapun, dan bergaul dengan manusia tanpa sekat jenis apapun!

Oalah Guuus Gus, panjenengan niku lho, ketua PBNU, ketua Fordem, Presiden WCRP, peraih gelar doktor kehormatan dari puluhan universitas luar negeri, penulis, pembicara, dan presiden RI! Kok tetep kere to Gusss, Gusss...

Saat jadi Presiden, mbok ya pondoknya dibangun yang megah, rumahnya dipermewah, mbantu dana ke Tebuireng, anaknya dikasih mobil mewah, menantu dan orang dekat diberi saham di perusahaan, terus, itu lo Guuus, mbok ya pakaiannya yang gagah, yang mahal, impor, masak tokoh kelas dunia kok pakai sarung sama baju murah...

Ah, Presiden kok kere sih Guuus. Kiai kok nggak mbangun pondoknya biar megah to Guuus. Pripun to, lha njenengan itu kata orang-orang kan dekat dengan Yahudi? Mana ada antek Yahudi kere...

Ah, lha wong njenengan itu pemimpin NU, punya pengikut fanatik, kok malah nggak mau memanfaatkan mereka untuk memperkaya diri sih gus. Tinggal jual tanda tangan kan panjenengan bisa meraup puluhan milyar...

Oalah Guuus Guus, panjenengan niku lho, Ketua PBNU, Ketua Fordem, Presiden WCRP, peraih gelar doktor kehormatan dari puluhan universitas luar negeri, dekat dengan tokoh lintas agama, punya akses ke para taipan, penulis, pembicara, dan akhirnya....Presiden RI!!! kok tetep KERE to Gusss, Gussss....

Saat jadi presiden, mbok ya pondoknya dibangun yang megah, rumahnya dipermewah, membantu dana ke Tebuireng, anak-anaknya dikasih mobil mewah, menantu dan orang dekat diberi saham di perusahaan ini itu, terus, itu lo Guuuus, mbok ya pakaiannya yang gagah, yang mahal, impor, masak tokoh kelas dunia kok pakai sarung sama baju murah kelas kaki lima...

Ah, presiden RI kok kere sih Guuus! Panjenengan itu kiai, kok nggak mbangun pondoknya biar megah to Guuus...

Pripun to, lha njenengan itu kata orang-orang kan dekat dengan Yahudi? Mana ada antek Yahudi kere...

Pripun to gus, katanya panjenengan dekat dengan AIPAC alias Lobi Yahudi di AS? Mbok ya bikin proposal proyek apalah namanya, biar NU tambah kaya dan njenengan tambah tokcerrrr. Ya sesekali tirulah cara Pak Harto, Gussss...

Panjenengan itu kan dituduh Antek Paman Sam, lha baru beberapa hari jadi presiden kok NGGAK sowan ke Bill Clinton? Malah ke China, India, sama Rusia. Lanjut ke Timur Tengah, lalu Eropa, kemudian baru ke AS. Hmmm, lha setelah itu kok ke Kuba, ngakak bareng Fidel Castro, kemudian kongkow sama Hugo Chavez di Venezuela. Ini kan dua sosok yang dibenci Amrik! Wooooo, apa panjenengan antek AS yang berkhianat sama Paman Sam ya Guuus....???

Lhoooo malah ke Palestina, rangkulan mesra sama Yasser Arafat? Panjenengan sios dados agen Yahudi Israel nopo mboten sih Guuus?

Ealah, panjenengan itu kan Liberal, iya kan? Kata orang-orang itu lo gusss. Masak sih liberal kok hobinya silaturrahim ke para ulama. Liberal kok gemar ziarah makam auliya’. Liberal kok saat di mobil tadarus al-Quran sendiri. Liberal cap apa sih gus, panjenengan itu?

Lho, panjenengan pendiri PKB, kan? Saat berkuasa, mbok ya menjadikan PKB sebaga gurita politik sebagaimana Pak Harto menjadikan Golkar sebagai gurita sadis. Kok ya nggak mikir sih Gus, orang politik macam apa sih, panjenengan itu?

Walah, walah, lha wong panjenengan sudah “klik” sama seniman dan orang-orang perfilman, kok ya nggak memanfaatkan mereka bikin film tentang kakek panjenengan, tentang perjuangan santri, bahkan tentang diri panjenengan? Kan, enak to Gus…

Ah, lha wong panjenengan itu pemimpin NU, punya pengikut fanatik, punya sobat kental pengusaha, kok malah nggak mau memanfaatkan mereka untuk memperkaya diri sih Gus. Tinggal jual tanda tangan kan panjenengan bisa meraup puluhan milyar. Kasih rekomendasi ke tokoh A atau B, biar nanti dikasih amplop tebal, kan lumayan buat uang jajan Parikesit, cucu panjenengan yang energik itu....

Pemimpin macam apa sih panjenengan itu. Sudah punya koneksi banyak, punya ratusan ribu “milisi” fanatik yang dengan komando panjenengan siap berperang, kok malah tiba-tiba dengan memamai celana kolor dan berkaos keluar dari istana; menyuruh mereka menahan diri, memerintahkan mereka balik ke kampung halaman, dan meminta para pengikut menahan diri agar darah tak tumpah di bumi pertiwi. Malah panjenengan akhirnya “rela dimundurkan” dari jabatan. Pemimpin kok nggak heroik mengkultuskan kekuasaan, to Gus....? 

Pemimpin macam apa; nggak punya dompet, sering bingung menjawab saat anak-anak panjenengan minta uang, dikasih uang panjenengan terima tapi langsung panjenengan berikan kepada siapapun yang meminta/butuh bahkan tanpa panjenengan tahu nominal di dalamnya. Pemimpin umat kok memakai prinsip “kantong bolong” kayak Semar to gus, ya nggak bakal kaya....

Apa betul panjenengan itu Komunis, gara-gara merangkul eks-Tapol PKI? Lha Komunis macam apa yang hampir hafal kitab al-Hikam? bahkan memberi syarah melalui lisan saat ngaji di Pesantren Ciganjur. Komunis macam apa panjenengan itu?

Katanya, juga, panjenengan itu antek Syi’ah gara-gara dekat Iran? Apa panjenengan juga bakal dituduh antek Afrika, antek Negro, saat dekat dengan Nelson Mandela, Gusss?
Ohya, foto panjenengan sama Paus Paulus Yohannes II di Vatikan, itu kan bukti panjenengan dekat dengan kaum Salibis (ini istilah saya pinjam dari “orang-orang tertentu”)? Sesekali, dulu, seandainya sempat, panjenengan sebagai presiden pun bisa foto bareng sama Brad Pitt, Sylvester Stallone, Zenedine Zidane atau Marcello Lippi sekalian, supaya tuduhannya terasa lengkap: antek Hollywood, antek FIFA, agen Italia. Jika tuduhannya masih kurang lengkap, panjenengan kan bisa berpose sejenak di depan toko elpiji, biar sekalian dituduh AGEN ELPIJI. Nopo ngoten, gus?

Tapi... Ah, sudahlah, njenengan memang emboh Guuus... Guuus..

Duh, kangen panjenengan Gus...

Recomended: 

Ngapunten, kita akan “ngeh” dan sedikit “paham” mengenai berbagai strategi cantik Gus Dur, diantaranya dengan cara mengunyah buku “48 Hukum Kekuasaan” & “33 Strategi Perang” karya Robert Greene dan “The Swordless Samurai” karya Kitami Masao. Lahul Fatihah...

Zainal Wong Wongan: “Pertanyaannya sederhana saja; kekayaan apa yang dimiliki atau didapat oleh Bung Karno dan Gus Dur selama menjadi presiden atau setelahnya? Dan Kekayaan apa saja yang didapat atau dimiliki oleh presiden selainnya selama menjadi presiden atau setelahnya?”

Ghozi Anshor: Gus Dur gak mengikuti tren terkini. Banyak kyai dan gus yang meraup uang dalam Pilkada. Mobil mereka gak ada yang di bawah 100 juta. Saya teringat kasus SDSB yang jatuh pada tahun 1994 lalu. Setelah Gus Dur tanda tangan terima sumbangan 50 juta untuk pembangunan kantor PBNU. Padahal sebelumnya, tak kurang-kurang fatwa haram dari kyai dan ustadz, toh tak ada yang mempan. Dan ternyata uang 50 juta itu masih utuh dalam amplop, yang kemudian dikembalikan lagi ke Mensos. Beliau mau dan berani pasang badan untuk kemaslahatan umum.”


Silakan tambahi sendiri...
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Meningkatkan Cinta Kita pada Sang Nabi
Copyright © 2011. PUSTAKA MUHIBBIN - Web Para Pecinta - All Rights Reserved
PROUDLY POWERED BY IT ASWAJA DEVELOPER
Themes by Maskolis.com | Published by Mas Template