Sebagian
perkumpulan di dunia ternyata memberikan kegelapan di akhirat, membuahkan
penyesalan yang dahsyat, masuk ke dalam adzab, terhijab dari doa para nabi,
membuat orang tersebut tidak dapat datang ke Telaga Rasulullah. Wahai
orang-orang yang hadir, kalian hadir untuk siapa? Kalian hadir demi siapa? Barangsiapa
yang hadir di majelis ini jika dalam hatinya ada campuran niat yang kurang
lurus semoga hatinya diluruskan dalam barisan orang-orang yang ikhlas.
Beruntunglah
karena Allah Swt. memuliakan kalian yang hadir di majelis ini. Barangsiapa yang
terharamkan mendampingi para ulama dan auliya Allah di dunia maka terharamkan
baginya mendampingi di akhirat. Fir’aun pada masanya binasa karena
kesombongannya. Dia ingin mencela Nabi Musa dengan kekurangan pengucapan Nabi
Musa. Tapi Allah menjaga segala ucapan Nabi Musa dengan ucapan-ucapan yang
baik. Allah Swt. menjelaskan kebinasaan Fir’aun dan balatentaranya di dalam al-Quran.
Apakah semua hartanya dan kekuasaannya masih bermanfaat bagi dirinya setelah
binasa? Tidak. Karena segala sesuatu yang indah dan bagus akan selalu milik
kaum shalihin.
Ada dua buah
nama yang tertulis di tiang-tiang Arsy-Nya Allah Swt. Yang pertama Allah Swt. dan
yang kedua Nabi Muhammad Saw.
Ketika datang hari
kiamat, Nabi Musa bergelantungan di tiang-tiang Arsy. Namun ketika Rasulullah
datang Nabi Musa turun dan mengikuti Nabi Muhammad Saw. Semua para nabi, para shiddiqin,
para shalihin, di bawah bendera Nabi Muhammad. Demi Allah, tidak ada satu orang
pun masuk ke surganya Allah kecuali dia berada di bawah bendera Nabi Muhammad. Mintalah
kepada Allah agar kita berada di bawah bendera Nabi Muhammad. Semoga Allah
mengumpulkan kita semua di bawah bendera Nabi Muhammad.
Orang-orang
yang memegang teguh keimanan, mereka akan dikumpulkan bersama Rasulullah. Kita
menjadi umat Nabi Muhammad tanpa paksaan. Allah yang menjadikan kita menjadi
umat Nabi Muhammad Saw. Namun banyak dari golongan umat ini ketika wafat dalam
keadaan tidak memegang iman. Semoga kita dijadikan sebaik-baik umat Rasulullah Saw.
Bagaimana cara
menghadapi orang yang memusuhi agama kita pun telah diatur oleh Allah Swt. Tidak
ada sesuatu yang paling menyakitkan, kecuali sebuah penghinaan yang merendahkan
Allah Swt., merendahkan Rasulullah Saw., dan merendahkan al-Quran. Rasulullah Saw.
bersabda:
لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak benar
keimanan seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya
sendiri.”
Mereka membuat ucapan.
Tidak ada peluang untuk seseorang yang memusuhi Islam sebagaimana tidak ada
peluang seseorang yang bertindak tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan
Allah. Rasulullah Saw. juga menyabdakan bahwa kebanyakan orang yang mati
syahid dari umatku ini adalah orang yang mati di atas kasur (keranjang), bahkan
banyak para mujahid perang ketika wafat belum tentu hatinya niat tulus karena
Allah Swt.
Sabarkanlah
dirimu untuk duduk bersama orang yang berdoa tulus kepada Allah Swt. Rendahkan
dirimu untuk mencari Allah, siapa yang mengangkat kalian berkumpul di sini. Nabi
Saw. bersabda:
بَادِرُوا
فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي
كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
“Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap
gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir,
dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan
kesenangan dunia.”
Jagalah hati
kita agar tidak tergantung kepada dunia, karena sesungguhnya fitnah-fitnah
dunia ini disebabkan kepada cinta dinar dan dirham, cinta kepada jabatan dan
kekuasaan.
Indonesia
negeri Muslim paling banyak di dunia, yang dibawa oleh para ulama dan keturunan
Rasulullah Saw. Hati-hati dengan adu-domba yang terjadi, sebab di dalam
perpecahan tersebut ada tangan-tangan yang bermain baik dari sesama umat Islam
sendiri maupun dari tangan umat lainnya agar Islam hancur binasa. Baik kekuatan
Islam dari sisi keilmuan, ekonomi, dan kekuatan lainnya, akan dipecah dengan
fitnah dan adu domba.
Hendaknya kaum Muslimin
di Indonesia mewaspadai benih-benih perpecahan yang disebabkan adu fitnah dan
domba. Pasanglah iman dan ketakwaan yang tinggi. Jangan saling bertikai, jangan
saling bertentangan, jangan saling menikam sesama umat Islam.
Banyak
pertanyaan kepada saya apakah saya harus keluar untuk berdemo atau tidak? Dan
sesungguhnya sumbernya, entah mau berdemo atau tidak, selama hal tersebut yang
tidak dilarang oleh Allah Swt. dan selama tidak menimbulkan perpecahan bagi
umat Islam, maka silakan agar jangan sampai bertikai bagi yang berdemo dan yang
tidak berdemo.
Hendaknya kaum
Muslimin memahami bahwa kita mengagungkan agama Allah dengan tidak mencaci
berhala-berhalanya umat non-Muslim agar mereka tidak balik mencaci Allah Swt.
Bagi yang
keluar untuk berdemo, tidak boleh mencaci dan tidak boleh melanggar aturan dan
perintah agar tidak mengganggu yang lainnya. Sebagaimana pemerintah tidak boleh
melarang mereka yang berdemo dengan cara-cara yang tidak benar, selama mereka
berada di jalur yang sesuai syariat Allah Swt. Silakan kalian berdemo tetapi
jangan mencaci, jangan mendengki dan jangan membenci, karena apabila dilakukan
justeru membuat semakin runyam. Begitupula orang yang tidak berdemo, tidak
boleh mencela orang yang berdemo.
Kita berpesan
pada mereka agar mereka berdemonstrasi yang damai, dengan cara yang baik. Kita
berpesan pada mereka yang tidak berdemonstrasi bahwa mereka lebih mencari
keamanan bagi dirinya, kedamaian bersama, dan jangan lupa berdoa agar Islam
tetap terjaga kemuliaannya hingga akhir nanti. Ini yang kami pahami dari cara Nabi
Muhammad Saw. dan para sahabat serta tabi’in.
Kami tidak akan
mengajak massa kepada partai manapun, sebab kami hanya mengajak kepada Allah Swt.
Kita takut wajah kita akan menjadi hitam jika kami salah mengambil pilihan
karena memilih orang yang tidak diridhai Allah Swt. Kami mengajak kepada Allah
kepada semua partai, semua pejabat pemerintahan dan semua kaum Muslimin, untuk
memakai akal sehat agar menggunakan cara-cara yang baik.
Tugas para
ulama untuk mengajak umat kepada Allah Swt. Ulama bukan menjadi barang dagangan
untuk memuluskan kepentingan pribadi atau kelompoknya. Kalau seandainya para
pemimpin negara itu pantas untuk menjadi kendaraan menuju surganya Allah maka
aku akan mengikutinya.
Arahkan hati
kalian untuk menuju rahmat Allah Swt. Marilah kita bersama menghadap kepada
Allah Swt. Ya Allah jauhkanlah Indonesia dari segala perpecahan dan musibah.
Amiin. Ya Allah jadikanlah hawa nafsu kami ikut kepada apa yang diinginkan oleh
Allah Swt. Amin.
(Petikan taushiyah Habib Umar bin Hafidz di Masjid Istiqlal Jakarta
31 Oktober 2016, ditulis oleh Ust. Imron Rosyadi via Fp Kumpulan Foto Ulama Dan Habaib).
0 komentar:
Posting Komentar