Halaman

Selasa, 04 Oktober 2016

Anda Yakin Lebih Baik dari Pemabuk?



Jika Anda merasa lebih baik dari pemabuk, renungkan nasihat Syaikh Imam Muhammad al-Ghazali, ulama kenamaan Mesir berikut.

Suatu hari aku berkata kepada peminum minuman keras, “Kenapa engkau tidak taubat kepada Allah?”

Dia menatapku dengan perasaan yang hancur, berlinang air mata lalu dia berkata, “Syaikh, doakanlah aku.”

Aku merenungi keadaan pria itu, dan hatiku luluh karenanya. Tangisannya menunjukkan kesadaran atas kelancangannya menerjang larangan Allah, kesedihannya adalah pengakuan atas kecerobohannya, dan dia mempunyai keinginan kuat untuk memperbaiki diri. Dia sungguh-sungguh orang beriman, aku sangat yakin, namun dia diuji oleh Allah. Dia begitu ingin mendapatkan penjagaan dari Allah (‘afiyah), dan ia memohon aku mendekatkannya.

Aku berkata pada diriku, “Diri ini tak jauh beda dengan pria itu atau boleh jadi aku lebih buruk”. Betul aku sama sekali belum pernah meminum minuman keras, tapi karena memang lingkungan pergaulanku tidak mengenal minuman keras. Namun aku seringkali lalai kepada Allah yang tak ubahnya dan sama buruknya dengan meminum minuman keras, karena lalai, Allah hilang dari kesadaranku. Dan aku lupa hak-hak Allah. Pria peminum khamer itu menyesali perbuatannya, sedangkan aku dan orang yang kondisinya sama denganku tak pernah menyesali kekeliruan kami. Kami tertipu oleh angan-angan kami sendiri.

Aku menatap pria peminum yang meminta doa dariku, aku katakan padanya ayo berdoa bersama-sama: “Ya Allah kami sungguh menganiaya diri kami, seandainya Engkau tidak mengampuni kami niscaya kami dalam keadaan merugi.”

Aku berpesan pada para da’i yang sering berdakwah atau berceramah, berhati-hatilah terhadap orang lain. Sungguh-sungguhlah memahami agama. Karena orang yang dikehendaki buruk maka ia tidak diberi pemahaman yang baik tentang agama, walaupun dia adalah pendakwah ulung yang ceramah di berbagai penjuru kota. (Sumber: Imam Muhammad al-Ghazali dalam bukunya “Dustur Tsaqafiyah Baina al-Muslimin” via Fp  IlmuTasawuf.Com)


Profil Singkat Syaikh Muhammad Al-Ghazali


Di dalam kata pengantar buku berjudul Studi Kritis atas Hadits Nabi karya Syaikh Muhammad al-Ghazali, Prof. DR. Quraish Shihab menyatakan secara terbuka kekaguman beliau terhadap Syaikh Muhammad al-Ghazali. Dan berikut adalah profil singkatnya.

Syaikh Muhammad al-Ghazali lahir tahun 1917 di al-Bahirah, Mesir. Beliau adalah alumni al-Azhar dan menjadi guru besar di sana. Disamping itu, beliau juga guru besar di beberapa universitas di Timur Tengah. Beliau hafal al-Qur'an 30 juz di usia 10 tahun. Ketika menjadi imam shalat Tarawih, beliau biasa membaca al-Quran sebanyak satu juz. Beliau sangat suka membaca buku. Karena saking asyiknya, beliau membacanya sambil makan.

Beliau adalah orator ulung dan penulis produktif yang banyak menulis artikel di koran maupun majalah baik lokal maupun internasional. Buku-buku yang beliau tulis sangat banyak jumlahnya, lebih dari 50 judul. Buku-buku itu bertemakan dakwah, harakah, sosial politik, tafsir, hadits, fikih, sejarah, dan tasawuf. Karena beragamnya tema yang beliau tulis, menunjukkan luasnya wawasan keilmuan beliau.

Beliau adalah ulama yang berakhlak mulia dan takut kepada Allah. Air matanya sering meleleh karena ketakwaan dan sensitifitas hatinya pada dosa. Karya-karya beliau, terutama di bidang tasawuf, mencerminkan kepribadian beliau yang satu ini. Setiap orang yang membaca karya-karya beliau akan merasakan hal ini. Beliau tidak segan meralat ucapannya bila terbukti salah. Hal ini menunjukkan keinginan beliau untuk selalu dalam kebenaran.

Pengajian beliau sangat ramai dikunjungi orang. Ruang kuliah terisi penuh ketika beliau menyampaikan materi perkuliahan. Bahkan mahasiswa-mahasiswa yang tidak terkait dengan perkuliahan tersebut, ikut nimbrung di dalamnya karena merasa tertarik dengan bahasan-bahasan yang beliau sampaikan. Beliau berbicara tentang masalah apapun, selalu menarik untuk didengarkan.

Diantara murid beliau yang terkenal adalah DR. Yusuf al-Qaradhawi, DR. Muhammad Imarah, DR. Ahmad Assal, DR. Abdul Halim Uwais, DR. Jamal Athiyyah dan DR. Imaduddin Khalil.

Beliau wafat pada tahun 1996 saat mengikuti seminar dakwah Islam di Saudi Arabia dan dikubur di pemakaman Baqi’ Madinah al-Munawarah. Tempat makam ini terkenal sebagai kuburan bagi para syuhada, ulama dan orang-orang saleh. Semoga Allah merahmati beliau, membalas kebaikan beliau dan menjadikan karya-karya beliau sebagai amal jariyah yang tidak putus-putus pahalanya. Amin.


(Dimoderasi dari buku Syaikh Muhammad Al-Ghazali yang Saya Kenal karya DR. Yusuf Al-Qaradhawi dan Kata Pengantar Prof. DR. Quraish Shihab dalam buku Studi Kritis atas Hadits Nabi karya Syaikh Muhammad al-Ghazali).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar