Halaman

Jumat, 12 September 2014

MA NU Miftahul Ulum Margasari Mengadakan Pelatihan Jurnalistik



Jum’at 13.30 WIB (12/09/14), LP Ma’arif NU Miftahul Ulum Karangjati Margasari Tegal mengadakan pelatihan jurnalistik. Para pesertanya adalah guru dan siswa kelas 2 Aliyah. Narasumber acara tersebut mendapuk ‘jurnalis kawakan’ dari Tegal, penulis buku dan pengelola banyak web/blog dan fp, Sya’roni As-Samfuriy.

Dalam pelatihan itu pemateri mengatakan, Jurnalistik (journalistiek; Belanda) adalah segala kegiatan yang mencakup pada penyiapan, penulisan, penyuntingan dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Artinya jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sehingga, pada dasarnya kegiatan jurnalistik akan senantiasa ada pada setiap waktu dan zaman.

Secara umum, rukun jurnalistik dalam mengumpulkan dan menuliskan data dan fakta suatu peristiwa ada 6 unsur; yakni 5W + 1 H: What (apa), Who (siapa), Where (di mana), When (kapan), Why  (mengapa), dan How (bagaimana).

Dalam Islam, kegiatan jurnalistik sangat diperhatikan. Bahkan ayat al-Quran yang pertama turun adalah tentang perintah membaca, Iqra’. Setiap kali ayat al-Quran turun, Rasulullah Saw. meminta salah seorang sahabat untuk menuliskannya. Waktu itu media yang dipakai hanya terbatas pada bebatuan, pelepah kurma, kulit binatang atau selainnya. Sehingga sekarang kita merasakan manfaat yang besar dari penulisan wahyu tersebut yang kemudian terbukukan dalam satu paket “Mushaf al-Quran”. Jika dijumlah seluruhnya, juru tulis wahyu waktu itu sebanyak 56 sahabat Nabi Saw.

Pepatah Arab mengatakan:

مَا حُفِظَ فَرَّ وَمَا كُتِبَ قَرَّ

“Apa yang dihafal kan lenyap, sedangkan apa yang ditulis kan tetap.”

Begitu juga yang terjadi dengan dibukukannya al-Quran menjadi satu jilid seperti sekarang ini. Yang mana saat Rasulullah Saw. masih hidup hal itu tidak pernah dilakukannya. Namun berbagai peperangan yang terjadi mengakibatkan banyak penghafal al-Quran waktu itu mati terbunuh. Sehingga timbullah inisiatif dari khalifah pertama, Abu Bakar ash-Shiddiq Ra., untuk mengumpulkannya. Kemudian dimusyawarahkan dengan para sahabat yang lain dan akhirnya semua setuju tanpa ada pertentangan. Tulisan-tulisan ayat al-Quran yang terpencar-pencar itu selesai dikumpulkan dan dibukukan menjadi satu jilid pada masa khalifah ketiga, Utsman bin Affan Ra., sehingga dikenal dengan “Mushaf Utsmani”.

Itu kejadian masa silam, 1435 tahun yang lalu, kegiatan jurnalistik sudah dikenal dan dilakukan pada masa Rasulullah Saw. meski dengan segala keterbatasan fasilitas dan media. Sedangkan saat ini segala fasilitas dan media semakin maju dan mudah didapat. Seharusnya semakin memacu semangat menebar kemanfaatan kepada yang lain di berbagai macam media. “Dari banyak media yang ada itu, hemat saya yang paling efektif adalah media online. Bisa facebook, tweeter, blogger, website, youtube atau yang lainnya. Fokus kita sekarang adalah pemanfaatan website atau blogger”, kata pemateri.

Kemudian acara dilanjutkan dengan praktek pembuatan web atau blog gratis di internet. Cara pembuatannya cukup mudah, melalui tahapan berikut ini:

1.      Membuat email di yahoo gmail, silakan klik www.gmail.com. Tekan “buat akun”, lalu isilah data sesuai prosedur yang telah disediakan. Kalau sudah selesai mengisi data maka email Anda sudah siap untuk dipakai, seperti syaroniassamfuriy@gmail.com. Jangan lupa mengingat atau menyimpan email yang sudah jadi dan passwordnya.

2.      Membuat web/blog/situs, silakan klik www.blogger.com. Lalu isi data pada prosedur yang tersedia, berisi kolom email dan password. Setelah diisi, maka blog siap untuk dibuat dengan cara mengklik menu “buat blog baru”. Kemudian isilah kolom-kolom yang tersedia sesuai dengan keinginan kita, dan akhirnya blog siap untuk dimanfaatkan. Untuk mulai menulis di blog, klik menu “entri” atau “buat entri baru” lalu “publikasikan”.

Di sesi tanya jawab, salah satu peserta menanyakan bagaimana kiat-kiat untuk hobi dan mudah menulis dengan baik. Dijawab, “semua bisa melakukannya dan sangat mudah. Banyak para pemuda dan pemudi mendadak jadi puitis, hanya karena kasmaran dengan seseorang. Padahal sebelumnya hal itu sulit dilakukan. Begitu pun menjadi seorang penulis.”

Sebelum acara ditutup, pemateri berpesan agar konsep “menebar kemanfaatan bagi orang lain” dijadikan motifasi utama dalam hal apapun. Terlebih dalam kegiatan tulis-menulis (jurnalistik). Akhirnya acara pelatihan jurnalistik ini usai tepat pukul 14.30 WIB. Semoga bermanfaat.

Kontributor: Trisuci dan Anis, Siswi kelas 2 Aliyah MA Miftahul Ulum Margasari

1 komentar: