Halaman

Senin, 21 Juli 2014

TANGGAPAN BUYA YAHYA ATAS PERNYATAAN PROF. QURAISH SHIHAB TENTANG “JAMINAN SURGA UNTUK RASULULLAH SAW.”





Assalamu‘alaikum Wr. Wb. Wahai para pecinta Rasulullah. Bebepa hari yang lalu kami memberi tanggapan tentang ungkapan Bapak Quraisy Shihab tentang “Jaminan surga untuk Rasulullah”. Setelah itu ada beberapa orang yang dengan terang-terangan melontarkan kalimat tidak pantas untuk kami. Bagi kami itu tidak masalah sebab kejelekan yang ada pada kami juga sangat banyak yang pantas untuk jadi bahan olokan semoga Allah mengampuni kami.

Akan tetapi yang memprihatinkan kami adalah di saat ada kalimat yang tidak pantas diarahkan untuk Rasulullah dan tidak pantas (dan kami yakini itu kalimat salah) kemudian kami membela Rasulullah justru kami yang disalahkan dan dicaci. Meprihatinkan. Orang lebih senang membela orang yang berucap salah untuk Rasulullah daripada membela Rasulullah. Yang harus difahami:

1.      Rasulullah tidak butuh kepada pembelaan kita, karena yang membela beliau adalah Allah Swt. Akan tetapi kita perlu membela Rasulullah karena kita yang butuh kepada Rosululloh Saw.
2.      Dalam tanggapan kami untuk pak QS kamipun juga tidak menggunakan kalimat cacian atau kotor. Kami katakan kalau kepleset. Dan itupun tujuanya agar ummat tidak salah faham dan mengambil sepotong-sepotong ungkapan QS.
3.      Sungguh kalau yang dipermasalahkan adalah kami pribadi, kami tidak perlu membuat tanggapan akan tetapi ini urusan Rasulullah.
4.      Bagi siapapun yang mengetahui kebenaran yang disepakati kemudian ada orang yang salah biarpun salah ucap dalam masalah tersebut maka wajib bagi yang mengetahui kebenaran tersebut untuk menjelaskan kepada ummat agar tidak kebawa kepada kesalahan tersebut.
5.      Kami baca dalam klarifikasi QS yang tertulis QS menyalahkan orang yang menganggap ungkapan QS salah. Artinya keyakinan kamipun dianggap sebagai keyakinan yang salah, keyakinan orang yang tidak mengerti ungkapan QS. Maka dengan klarifikasi itu QS seperti masuk dalam Pepatah Arab yang artinya “Alasanya lebih salah dari kesalahanya”.

Mari kita lihat kesalahan ungkapan QS tapi kami mohon tanpa harus mencaci. Sebab QS sama seperti kami dan lainnya yaitu manusia yang bisa bersalah. Kami dan QS bukan malaikat atau nabi. Akan tetapi setiap yang salah dari kaum Muslimin dan Muslimat mari kita doakan dengan doa-doa yang baik.

Yang harus kita yakini adalah: “Bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah utusan Allah yang terjaga dari dosa dan dengan sifat-sifat yang lainya . Termasuk yang harus kita yakini bahwa nabi Muhammad adalah Ahli Surga.” Sekali lagi yang harus kita yakini bahwa Nabi Muhammad sudah ada jaminan surga. Dan QS sendiri juga meyakini ini dalam klarifikasinya. Maka dari itu:

a.       Yang meyakini Nabi Saw. tidak mendapatkan jaminan surga hukumnya keluar dari Islam atau murtad.
b.      Kalau itu hanya ungkapan tapi hatinya masih meyakini jaminan surga untuk Nabi Muhammad Saw. maka tidak boleh kita katakan murtad akan tetapi telah bersalah. Dan QS dalam golongan yang kedua telah salah dan kepleset. Di mana letak kesalahanya? Mohon dicermati berikut ini.

Nabi dijamin surga adalah keyakinan yang tidak bisa diganggu. Jika dihubungkan dengan konteks amal yang disampaikan QS tetap tidak berubah jaminan surga untuk Nabi Muhammad Saw. Lebih gamblangnya, dalam konteks amal dimaksud QS tidak ada hubungannya dengan jaminan surga untuk Nabi Muhammad Saw. Sebab saat itu Nabi menjelaskan bahwa seseorang tidak masuk surga dengan amalnya termasuk Nabi Muhammad. Sangat jelas kan. Nabipun tidak masuk surga karena amalnya akan tetapi masuk surga karena rahmat Allah.

Jadi ungkapan amal tidak memasukkan seseorang ke surga tidak meniadakan atau tidak bertentangan dengan jaminan surga untuk Nabi Muhammad Saw. Kalau mau dihubungkan antara amal dan jaminan surga untuk Nabi Muhammad Saw. maka bunyinya begini: “Manusia, termasuk Nabi, tidak masuk surga karena amalnya. Lalu bagaimana Nabi Muhammad mendapat jaminan surga? Nabi mendapatkan jaminan surga bukan karena amalnya akan tetapi karena kemurahan dan kasih saying Allah Swt.” Itu cara yang benar dalam menghubungkan Hadits Amal dan Jaminan Surga untuk Nabi Muhammad.

Yang salah adalah bicara surga dalam konteks amal lalu mengatakan Nabi tidak mendapatkan jaminan surga karena amal tidak menjadikan seseorang masuk surga. Ini kesimpulan yang salah dan tidak nyambung. Mohon direnungi wahai Pecinta Rasulullah. Jadi klarifikasi tertulis QS masih salah. Tapi itu salah kepleset bukan dari keyakinan QS. Semoga Allah mengampuni kami dan QS dan kaum muslimin semuanya.

Mungkin ada yang betanya kenapa kami membuka masalah ini sementara QS sendiri sudah tidak membicarakan. Kami jawab, ini bukan urusan pribadi QS tapi sudah membawa Nabi Muhammad dan ummat sampai hari inipun masih membincangkan dengan pro dan kontra. Jadi kami hadirkan penjelasan ini bukan untuk mengajari umat mengolok tokoh akan tetapi agar umat tahu kebenaran dan tidak saling olok atau membela yang jelas-jelas salah.

Dan setelah ini lebih berhati-hati kalau berbicara tentang Rasulullah. Semoga kita menjadi hamba yang saling mencintai dan saling menasehati karena Allah Swt. dan Rasulullah Saw.

Surga untuk Rasulullah Saw.

Assalamu‘alaikum Wr. Wb. Saudara dan saudari pecinta Rasulullah. Semoga Allah mengampuni kami dan siapapun yang khilaf dan salah dalam menulis membaca berbicara dan berkomentar. Dan semoga semua selalu dalam lindungan Allah. Hidayah dari Allah. Itulah doa yang seharusnya selalu ada di hati kita, bukan sekedar menghujat.

Akan tetapi jika ada sisi yang harus diluruskan dari siapapun itu adalah kewajiban bersama karena kecintaan kita kepada sesama kaum muslimin. Saat kami menanggapi urain yang mengatakan bahwa tidak ada jaminan surga untuk Rasulullah, kami jelaskan:

1.      Siapaun yang mengatakan tidak ada jaminan bagi Rasulullah untuk masuk surga adalah keluar dari Islam. Karena telah datang riwayat yang banyak juga ayat-ayat al-Quran tentang jaminan orang yang bertaqwa akan masuk surga. Dan Nabi Muhammad adalah paling bertaqwanya manusia. Artinya yang mengingkari jaminan surga untuk Rasulullah adalah mengingkari ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits shahih.
2.      Dan kami katakan semoga Bapak Qurasy Shihab (QS) tidak mungkin berkeyakin seperti itu. Artinya ungkapan QS adalah kepleset. Kalimat yang berbahaya. Apalagi di zaman ini di saat banyak orang sudah berani menghujat Nabi Muhammad Saw. dengan mudah. Maka dalam berucappun kita harus hati-hati.
3.      Kami katakan kepleset, bukan kafir, karena QS yang semula menegaskan tidak ada jaminan surga untuk Rasulullah pada akhirnya membawa satu riwayat hadits yang justru menunjukkan Rasulullah mendapat jaminan surga karena rahmat Allah. Bahkan membawa ayat al-Quran yang menunjukkan Rasulullah mendapatkan jaminan surga.
4.      Artinya kalau mau disimpulkan bahwa ungkapan Rasulullah tidak mendapatkan jaminan surga. Yang menolak adalah ungkapan QS sendiri.
5.      Kita harus cermat saat itu QS ditanya tentang jaminan surga untuk Rasulullah. Dijawab langsung bahwa “Tidak benar, saya ulangi tidak benar, bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan surga.” Jika jawabanya dalam konteks amal maka tidak sesuai dengan pertanyaan. Dan jika seandainya pertanyaannya dalam dalam konteks amal sebaiknya tidak mengatakan Nabi Muhammad tidak ada jaminan surga. Akan tetapi hendaknya berkata: “Nabi Muhammad memang sudah mendapatkan jaminan surga akan tetapi itu bukan karena amalnya, tetapi karena rahmat Allah.” Karena inilah maka kami katakan kepleset. Kepleset atau salah ucap atau salah karena mungkin sekali terjadi kepada kami dan juga kepada QS salah ucap. Sebab kita manusia dan bukan Malaikat atau Nabi yang tidak bisa salah.
6.      Dalam konteks amal di tanggapan kami. Kami juga jelaskan bahwa dalam aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah Allah boleh memasukkan ke surga orang kafir atau memasukkan ke neraka seorang nabi. Itu secara akal karena memasukkan ke neraka dan surga adalah hak prerogatif Allah. Ini dalam konteks dialog aqidah tentang kuasa Allah yang mutlaq terhadap semua makhlukNya. Akan tetapi itu boleh secara akal. Tapi secara syar’i tidak terjadi. Sebab Tidak mungkin Abu Lahab yang sudah disebut dalam al-Quran di neraka lalu masuk surga. Atau Rasulullah yang sudah dijamin surga lalu masuk neraka. Ini adalah penjabaran aqidah panjang lebar. Lihat di kajian silsilah aqidah kami dengan kitab Ummul Barahin.
7.      Maka sungguh benar saat QS berkata: “Tapi buat kita kiai sebesar apapun jangan pastikan dia masuk surga”, ini adalah kita manusia biasa bukan Rasulullah Saw. Kalau Rasulullah sudah dijamin surga. Dan jangan disamakan kita dengan Rasulullah Saw.

Yang terakhir kami juga mohon maaf jika telah membuat sebagian kaum muslimin bingung dan tidak nyaman dengan tanggapan kami saat di Majelis Al-Bahjah. Akan tetapi itu semua tidak bertujuan merendahkan atau menghujat siapapun tapi hanya menjelaskan jika ada saudara kita yang berucap membingungkan atau tidak pantas tentang Rasulullah dan syariat Islam di kalangan masyarakat luas yang mungkin juga awam. Jika kami harus disalahkan semoga Allah mengampuni kami.

Dan kami ucapkan terimakasih kepada yang telah mengkritisi semua tulisan dan kajian kami semoga Allah membalas dengan segala kebaikan di dunia dan akhirat. Bagi kami merupakan kebahagian yang luar biasa jika setelah ini tidak ada lagi yang berkata Nabi tidak mendapatkan jaminan surga. Semoga Allah senantiasa memberikan kepada kita kecintaan, kecemburuan, serta kerinduan kepada Rasulullah Saw. Mohon dibaca dengan cermat agar tidak terjadi salah faham. Mohon doakan kami selalu. Wallahu a’lam bishshawab.

·         Silahkan merujuk pernyataan resmi dari klarifikasi Bpk. Quraish Shihab di: http://quraishshihab.com/tentang-tayangan-tafsir-al-mishbah-12-juli-2014/
·         Video Pernyataan Bpk. Quraish Shihab yang dipermasalahkan: http://www.youtube.com/watch?v=-8_clTIhHug
·         Tanggapan ke 2 Buya Yahya atas Pernyataan Prof. Muhammad Quraish Shihab tentang pembahasan “Rasulullah Tidak Dijamin Surga dengan Amalnya”: http://on.fb.me/1u6BYVC
·         Sebuah penjelasan singkat dan padat dari Buya Yahya tentang pembelaan terhadap Rasulullah dan meluruskan kesalahfahaman orang awam ketika mendengar Rasulullah Saw. tidak dijamin masuk surga, serta peringatan terhadap orang-orang yang dengan mudahnya menghujat ulama. Silahkan simak dan saksikan penjelasannya di: http://www.youtube.com/watch?v=1Y8IvHvHvGs&feature=youtu.be

3 komentar:

  1. Hatur Nuhun mbah Sya'roni atas artikel penjelasan2nya...

    AAMIIN...

    BalasHapus
  2. makna yg terkandung dari ucapan bapak qurais shihab sebenarnya sangat mudah dipahami bagi orang orang yg tertentu. Adapun yg belum memahami makna dari ucapan beliau renunglanlah kembali.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum wr.wb,

    kata pak QS,

    “Tidak benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Nahh.. surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho? memang kita yakin bahwa beliau mulia. kenapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat nabi dikenal orang… terus teman-teman disekitarnya berkata, bahagialah engkau akan mendapat surga. Kemudian nabi dengar, siapa yang bilang begitu, nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab dalam rekaman yang diunggah di Youtube.

    “Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? kecuali kalau Allah menganugerahkan rahmat kepada saya.

    Jawaban pak qs kepada yg bertanya sebenarnya tepat sekali.
    Tidak ada satu ayat pun dari alquran yg menegaskan bahwa nabi muhammad s.a.w mendapat jaminan masuk surga.

    Dan mengenai hadis yg dilontarkanya juga benar adanya bahwa tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,”

    Amal tanpa niat yg baik tidak menyebabkan seseorang masuk surga hanya Allah yg tau niat seseorang tersebut baik atau buruknya.

    Sebenarnya rasulAllah telah menunjukkan kemulian akhlaknya kepada kita agar kita jangan mengikuti hawa nafsu kita dan mengatakan sesuatu yg menyakiti Allah.

    pak QS mencoba mencari jalan yg terbaik untuk menanggapi lontaran pertanyaan tersebut agar kita memahami alquran lebih baik.


    wassalamualaikum wr.wb,

    ustad sayyid

    BalasHapus