Kajian ilmu di Majelis al-Habib Abubakar bin
Hasan Alattas az-Zabidy Tanah Baru Depok. Pada kajian Ahad kemarin, al-Habib Abubakar
menyampaikan beberapa sifat yang dimiliki seorang yang berakal, diantaranya dia
selalu tawadhu’, berakhlak baik,berkata jujur dll. Suritauladan yang paling
tawadhu’ adalah Nabi Muhammad Saw. Semua mengetahui bahwa Nabi Muhammad Saw.
itu memiliki berbagai kelebihan yang sama sekali tidak dimiliki manusia, akan
tetapi beliau berkata: “Ana basyarun mitslukum.”
Al-Habib Abubakar kemudian menceritakan
bagaimana guru beliau yang berada di Pesantren Bani Idris sedang membersihkan
kotoran di got sendirian. Pada kesempatan itu al-Habib Abubakar menyaksikan ada
dua tamu yang juga ulama datang mengunjungi sang mufti. Al-Habib Abubakar diperintahkan
membawa tamu itu dan mempersilakan mereka masuk ke dalam.
Kedua tamu lalu kaget ketika melihat sang mufti,
dan berkata: “Bukankah ini yang tadi ada di bawah?!”
Al-Habib Muhammad berkata: “Tidak pantas
antum berbuat seperti tadi, kenapa tidak memberikan pekerjaan itu kepada orang
lain?”
Sang mufti menjawab: “Saya malu kepada
Rasulullah, beliau dahulu membuat parit atau khandak dan tangannya selalu
memegang tanah.”
Al-Habib Abubakar menjelaskan bahwa dialog
antara orang-orang berakal selalu mengedepankan ketawadhu’an, yang didahulukan bukan
keangkuhan ilmu. Orang yang berakal juga selalu memiliki sifat akhlak yang baik.
Dan husnul khuluq itu kadang-kadang kita temui ada pada orang non
muslim, padahal seharusnya itu dimiliki muslimin. Allah sangat memuji Nabi Saw.
karena ahklaknya, dan dialah manusia yang berakal.
Jika kita baca manaqib para auliya dan shalihin,
pasti kedua sifat ini; tawadhu’ dan khusnul khulq adanya di depan. Dua ilmu ini
sangat mahal. Kata Imam Ja’far ash-Shadiq: “Semua ilmu telah dibagi-bagikan
kepada ummat Nabi Muhammad Saw. Tapi hanya ada dua yang tidak (semua) dibagikan,
yaitu tawadhu’ dan husnul khuluq.” Seseorang yang mengaku keturunan Rasul,
baik sayyid, habib atau syarifah harus memiliki dan mengamalkan ilmu tawadhu’
dan husnul khuluq ini.
Sya’roni
As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 06 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar