Dikisahkan oleh salah seorang guru kami, al-‘Allamah
al-Habib Muhammad bin Alwi bin Shahab di masa penjajahan komunis terhadap Yaman,
ada seorang yang bertugas membantu komunis yang sangat jahat kepada beliau. Sengaja
selalu menyusahkan al-Habib Muhammad bin Alwi bin Shihab. Beliau disuruh olehnya
menjadi tahanan kota, harus melapor setiap har. Kalau sudah lapor harus tulis
dan ambil buku sendiri, semuanya serba dipersulit. Hingga akhirnya si petugas
komunis tersebut jatuh sakit parah sampainya akhirnya wafat dan meninggal
dunia.
Saudara dari petugas yang membantu komunis berpikir
seraya bergumam: “Maunya saya sih yang menshalati jenazahnya adalah al-Habib
Muhammad bin Alwi bin Shahab, tapi saya tahu nih, saya punya saudara sangat
jahat sekali kepada al-Habib Muhammad bin Alwi. Apa al-Habib Muhammad bin Alwi mau?”
Maka datanglah ia ke rumah al-Habib Muhammad
bin Alwi. Tatkala ia sampai di rumah al-Habib Muhammad bin Alwi ia
ditanya: “Wahai fulan, tidak biasanya
engkau datang, apakah ada sesuatu yang terjadi?”
“Wahai Habib, saya punya saudara, kakak saya
(si pengganggu itu) meninggal dunia. Saya memohon engkau untuk berkenan menshalatkannya.”
Jawabnya.
“Ooh. Baik saya akan menshalatkannya. Dan bukan
itu saja, saya akan datang ke rumahnya dulu untuk menshalatkan jenazahnya. Baru
setelah itu mari sama-sama pergi untuk menshalatkannya di masjid.” Ucap al-Habib Muhammad bin Alwi.
Baru kali ini didengar olehnya jawaban sebegitu
indah dari al-Habib Muhammad bin Alwi ini, padahal sebelumnya ia mengira
al-Habib Muhammad tak akan berucap seperti itu. Baru saja ia akan berkata-kata,
al-Habib Muhammad mendahului: “Stop, tunggu dulu sebentar!”
Lalu beliau masuk ke dalam untuk mengambil
uang. Al-Habib Muhammad bin Alwi berkata kepadanya: “Ini uang, mungkin di
rumah tidak ada apa-apa untuk mengurusi jenazahnya. Ini uang dari saya untuk
membantu.”
Coba lihat, tidak ada kesombongan, tidak ada
ujub, tidak ada kebencian dan tidak ada sedikitpun sifat hasud di hati al-Habib
Muhammad bin Alwi bin Shahab. (Kutipan taushiyah al-Habib Umar bin Hafidz yang
diterjemahkan oleh al-Habib Jindan bin Novel bin Jindan).
Ket. foto: Al-Habib
Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Shahab bersama Al-Habib Umar bin Hafidz.
Sya’roni
As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 10 Desember 2013
Diolah dari fp:
Idolaku Nabi Muhammad SAW
0 komentar:
Posting Komentar