Halaman

Kamis, 05 September 2013

PERNYATAAN RESMI AHMADINEJAD DAN IMAM KHAMENEI TENTANG DIHARAMKANNYA MENGHINA SAHABAT DAN ISTRI RASULULLAH SAW.

PERNYATAAN RESMI AHMADINEJAD DAN IMAM KHAMENEI TENTANG DIHARAMKANNYA MENGHINA SAHABAT DAN ISTRI RASULULLAH SAW.


Pernyataan Ahmadinejad: “Siapa Menghina Sahabat Rasulullah Saw. adalah Sekutu Musuh Islam”

Selama berada di Mesir, Presiden Ahmadinejad menggelar pertemuan dengan Syaikh Ahmad Thayyib kepala Universitas al-Azhar, para dosen dan para ulama Mesir. Dalam pertemuan ini, masa lalu cemerlang Universitas al-Azhar dalam mengemban misi Rasulullah Saw. menjadi acuan orasi Ahmadinejad.

Masalah lain yang disampaikan oleh Ahmadinejad dalam pertemuan maha penting ini adalah kritik terhadap sebagian ulama Islam yang menyulut perpecahan di kalangan umat Islam. Sekarang ini, tugas utama kita adalah menciptakan persatuan dan kesamaan hati dalam mengemban tugas bersama kita. Masalah ini sungguh sangat penting sehingga tidak menyisakan waktu bagi kita untuk mengupas hal-hal yang bersifat parsial,” tegas Ahmadinejad.

Presiden Ahmadinejad juga menekankan tugas penting para ulama Islam untuk menyingkirkan problematika yang sedang dialami oleh umat Islam. Salah satu problematika ini, menurutnya, adalah kedangkalan berpikir. Menurut Ahmadinejad, banyak unsur kesatuan yang dimiliki oleh seluruh muslimin, baik Sunni maun Syiah. “Kita memiliki Tuhan satu, nabi satu, kitab satu dan kiblat satu. Islam sebagai agama yang keras adalah musuh seluruh muslimin, baik Sunni maupun Syiah. Mereka (musuh) tidak pernah menginginkan seluruh umat Islam termasuk Iran dan Mesir menjadi mulia dan kuat di dunia,” tukas Ahmadinejad.

Ahmadinejad kembali menegaskan: “Rasulullah Saw. tidak datang untuk menjadikan sekelompok sebagai Syiah dan sekelompok lain sebagai Sunni. Beliau datang untuk memuslimkan semua orang. Hal ini lantaran pandangan Islam adalah sebuah pandangan mendunia dan dimiliki oleh seluruh umat manusia.”

Selanjutnya, Presiden Ahmadinejad menandaskan: “Dari tribun ini saya tegaskan bahwa barangsiapa di mana pun ia berada menghina sahabat Rasulullah Saw., maka ia bukanlah seorang muslim dan tidak bergerak di atas jalan Islam. Ia tidak lebih hanyalah kaki tangan dan alat mainan musuh-musuh asing.” (Dikutip dari IPABI Online).

Pernyataan Khamenei: “Haram Menghina Istri Nabi dan Simbol Ahlussunnah”

Sanad informasi yang saya peroleh ini adalah dari note Muhsin Labib, dari Mohammad Baagil, dari AhlulBayt News Agency. Sangat layak untuk dibaca dan dijadikan sebagai bahan renungan (khususnya muqallid Sayyid Ali Khamenei dan pengikut madzhab Syiah umumnya) sekaligus alasan untuk mengevaluasi diri kita masing-masing dalam melaksanakan taklif terutama dalam bidang dakwah dan interaksi antarsesama.

Sayyid Ali Khamenei, Pemimpin Spiritual dari Iran, menerbitkan sebuah fatwa yang mengharamkan perlakuan buruk terhadap istri Nabi, Ummul Mukminin Aisyah dan melecehkan simbol-simbol (tokoh-tokoh yang diagungkan) Ahlussunnah wal Jama’ah.

Hal itu tertera dalam jawaban atas istifta’ (permohonan fatwa) yang diajukan oleh sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa, Arab Saudi, menyusul penghinaan yang akhir-akhir ini dilontarkan seorang pribadi tak terpuji bernama Yasir al-Habib yang berdomisili di London terhadap istri nabi, Aisyah. Para pemohon fatwa menghimbau kepada Sayyid Khamenei menyampaikan pandangannya terhadap “penghujatan jelas dan penghinaan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan terhadap istri Rasul Saw., Aisyah.”

Menjawab hal itu, Khamenei mengatakan: “Diharamkan melakukan penghinaan terhadap (tokoh-tokoh yang diagungkan) Ahlussunnah wal Jama’ah apalagi melontarkan tuduhan terhadap istri Nabi Saw. dengan perkataan-perkataan yang menodai kehormatannya, bahkan tindakan demikian haram dilakukan terhadap istri-istri para nabi terutama penghulu mereka Rasul termulia.”

Fatwa Khamenei ini dapat dianggap sebagai fatwa paling mutakhir dan menempati posisi terpenting dalam rangkaian reaksi-reaksi luas kalangan Syiah sebagai kecaman terhadap pelecehan yang dilontarkan oleh (seseorang bernama) Yasir al-Habib terhadap Siti Aisyah Ra. Sebelumnya puluhan pemuka agama di kalangan Syiah di Arab Saudi, negara-negara Teluk dan Iran telah mengecam dengan keras pernyataan-pernyataan dan setiap keterangan yang menghina Siti Aisyah atau salah satu istri Nabi termulia Saw.

Berikut teks fatwa dalam bahasa Arab tersebut:

نص الاستفتاء: بسم الله الرحمن الرحيم سماحة آية الله العظمى السيد علي الخامنئي الحسيني دام ظله الوارف السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
تمر الامة الاسلامية بأزمة منهج يؤدي الى اثارت الفتن بين ابناء المذاهب الاسلامية ، وعدم رعا ية الأولويات لوحدة صف المسلمين ، مما يكون منشا لفتن داخلية وتشتيت الجهد الاسلامي في المسائل الحساسة والمصيرية ، ويؤدي الى صرف النظر عن الانجازات التي تحققت على يد ابناء الامة الاسلامية في فلسطين ولبنان والعراق وتركيا وايران والدول الاسلامية ، ومن افرازات هذا المنهج المتطرف طرح ما يوجب الاساءة الى رموز ومقدسات اتباع الطائفة السنية الكريمة بصورة متعمدة ومكررة .
فما هو رأي سماحتكم في ما يطرح في بعض وسائل الاعلام من فضائيات وانترنت من قبل بعض المنتسبين الى العلم من اهانة صريحة وتحقير بكلمات بذيئة ومسيئة لزوج الرسول صلى الله عليه واله ام المؤمنين السيدة عائشة واتهامها بما يخل بالشرف والكرامة لأزواج النبي امهات المؤمنين رضوان الله تعالى عليهن.
لذا نرجو من سماحتكم التكرم ببيان الموقف الشرعي بوضوح لما سببته الاثارات المسيئة من اضطراب وسط المجتمع الاسلامي وخلق حالة من التوتر النفسي بين المسلمين من اتباع مدرسة أهل البيت عليهم السلام وسائر المسلمين من المذاهب الاسلامية ، علما ان هذه الاساءات استغلت وبصورة منهجية من بعض المغرضين ومثيري الفتن في بعض الفضائيات والانترنت لتشويش وارباك الساحة الاسلامية واثارة الفتنة بين المسلمين .
ختاما دمتم عزا وذخرا للاسلام والمسلمين .
التوقيع
جمع من علماء ومثقفي الاحساء4 / شوال / 1431هـــــ
:جواب الإمام الخامنئي
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
يحرم النيل من رموز إخواننا السنة فضلاً عن اتهام زوج النبي (صلى الله عليه وآله) بما يخل بشرفها بل هذا الأمر ممتنع على نساء الأنبياء وخصوصاً سيدهم الرسول الأعظم (صلّى الله عليه وآله).
موفقين لكل خير

Berikut ini teks fatwa yang diterjemahkan oleh Ust. Muhsin Labib, dengan catatan bahwa terjemahan dilakukan (dalam bahasa) bebas. Mohon dimaafkan bila kurang pas. Semoga beliau memaafkan saya, muqallid dan pewalinya yang penuh dosa ini.

Teks Permohonan Fatwa:

Bismillahirrahmanirrahim. Yang Mulia Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali al-Khamenei al-Husaini. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Umat Islam mengalami krisis metode yang mengakibatkan penyebaran fitnah (cekcok) antar para penganut madzhab-madzhab Islam dan mengakibatkan diabaikannya prioritas-prioritas bagi persatuan barisan muslimin. Hal ini menjadi sumber bagi kekacauan internal dan terhamburkannya kontribusi Islam dalam penyelesaian isu-isu penting dan menentukan. Salah satu akibatnya adalah teralihkannya perhatian terhadap capaian-capaian putra-putra umat Islam di PalestinaLebanon, Irak, Turki, Iran dan negara-negara Islam lainnya. Salah satu hasil dari metode ekstrim ini adalah tindakan-tindakan yang menjurus kepada pelecehan secara sengaja dan konstan terhadap ikon-ikon dan keyakinan-keyakinan yang diagungkan oleh para penganut madzhab Sunni yang kami muliakan.

Maka, bagaimanakah pendapat Yang Mulia tentang hal-hal yang dilontarkan dalam sebagian media televisi satelit dan internet oleh sebagian orang yang menyandang predikat ilmu berupa penghinaan terang-terangan dan pelecehan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan istri Rasul Saw., Ummul Mukminin Aisyah serta menuduhkan dengan hal-hal yang menodai kehormatan dan harkat istri-istri Nabi Saw.?

Karenanya, kami memohon Yang Mulia berkenan memberikan pernyataan tentang sikap syar’i secara jelas terhadap akibat-akibat yang timbul dari sensasi negatif berupa ketegangan di tengah masyarakat Islam dan menciptakan suasana yang diliputi ketegangan psikologis antar sesama muslim baik di kalangan para penganut madzhab Ahlul Bait maupun kaum muslimin dari madzhab-madzhab Islam lainnya, mengingat penghujatan-penghujatan demikian telah dieksploitasi secara sistematis oleh para provokator dan penebar fitnah dalam sejumlah televisi satelit dan internet demi mengacaukan dan mengotori dunia Islam dan menyebarkan perpecahan antar muslimin.

Sebagai penutup, kami berdoa semoga Yang Mulia senantiasa menjadi pusaka bagi Islam dan muslimin. Tertanda, Sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa, 4 Syawal 1431 H

Jawaban Imam Khamenei:

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Diharamkan menghina simbol-simbol (yang diagungkan) saudara-saudara seagama kita, Ahlussunnah, berupa tuduhan terhadap istri Nabi Saw. dengan hal-hal yang mencederai kehormatannya, bahkan tindakan ini diharamkan terhadap istri-istri para nabi terutama penghulunya, yaitu Rasul termulia Saw. Semoga Anda semua mendapatkan taufik untuk setiap kebaikan.”

Silakan rujuk ke sumber aslinya di:

2 komentar: