Halaman

Senin, 05 Agustus 2013

LAHAN MAKSIAT DULU DAN SEKARANG SUDAH BERBEDA

LAHAN MAKSIAT DULU DAN SEKARANG SUDAH BERBEDA



Untuk kali ini saya tidak memerlukan serentetan dalil, yang kuharapkan hanya mari renungkan bersama sebagai wahana muhsabatun nafs (introspeksi). Meminjam istilahnya Romo KH. Syarif Rahmat: “Untuk menghadapi mereka ndak perlu boros dalil.”

Sudah maklum di kalangan elite maupun non elite, baik ulamanya maupun awamnya semua sudah tahu bahwa zina, minuman keras dan judi adalah haram. Tanpa ada sweeping sekalipun mereka sudah tahu bahwa hal yang demikian adalah larangan agama. Dari semenjak dahulu hingga sekarang bentuk kemaksiatan seperti itu sama saja, tidak mengalami perubahan.

Sekarang yang perlu kita pertanyakan adalah: “Adakah yang berubah antara zaman dulu dan sekarang? Lalu apanya yang berubah?”

Pertanyaan itu saya jawab sendiri: “Jelas ada perubahannya. Perubahannya ada pada tsaqafah/budaya.” Budaya adalah pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia (baca; teknologi).

Maka seringkali kita mendengar ada budaya Barat (sering diidentikan budaya kafir) dan budaya Timur (sering diidentikan budaya Islam), budaya kuno dan budaya modern, dan seterusnya. Hemat saya letak perubahan dari budaya yang signifikan ada pada teknologi. Dulu belum ada kamera sekarang sudah ada, dulu belum ada televisi sekarang ada, dulu belum ada mobil sekarang ada, dan seterusnya hasil olah pikir manusia akan semakin maju dan berkembang.

Sudah bisa difahami sampai di sini? Ok lah kita lanjutkan sedikit lagi.

Keberadaan teknologi semakin mempermudah kita dalam melakukan segala aktifitas, baik berupa yang memanfaatkan maupun yang merusakkan. Maka dakwah pun tidak hanya dalam bentuk dunia nyata, tetapi bisa juga di dunia maya. Memberantas kemaksiatan pun bukan hanya di dunia nyata, namun juga di dunia maya.

Begitu banyak dan mudah akses-akses (baca; lahan) ibadah yang kita dapatkan di dunia maya. Begitupula akses-akses kemaksiatan sangat banyak dan mendominasi di dunia maya ini. Dunia maya (baca; internet) dengan berbagai menunya seperti fb, twitter, blog, situs, website dan lain sebagainya adalah ladang dakwah sekaligus ladang kemaksiatan.

Saya bertanya kembali: “Kalau kita survey, banyakan mana ladang maksiat di dunia nyata atau di dunia maya?” Untuk pertanyaan ini saya persilakan Anda sendiri yang menjawabnya. Maka dari itu, konfrontasi, amar makruf nahi munkar, sweeping dan aksi dakwah nyata lainnya selayaknya agak di-modern-kan sedikiiit saja kalau memang tidak bisa sepenuhnya modern hehehe...


Sudah saatnya para laskar ormas-ormas Islam bukan hanya ahli dalam orasi berteriak-teriak, tapi dibutuhkan laskar-laskar yang ahli dalam bidang hack menghack. Jadilah diantara kita yang ‘alim ‘allamah dalam bidang teknologi. Ayo kita demo di dunia maya ini menghack situs-situs yang menjadi akses atau lahan kemaksiatan, seperti perjudian dan pornografi!!! ALLAHU AKBAR!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar