Halaman

Kamis, 01 Agustus 2013

DUNIA DI MATA WALI


DUNIA DI MATA WALI

Sudah menjadi janji Allah Swt. kepada setiap hamba terkasihNya (baca: para wali), akan selalu memberikan apa yang diminta sang kekasihNya tersebut. Bahkan yang hanya di besitan hati sekalipun, Allah akan mewujudkan untuknya. Kisah tentang ini banyak terjadi di kalangan para wali. Penjelasan tentang ini lebih lengkapnya lihat dalam Salalim al-Fudhala ‘ala Kifayat al-Atqiya’.

Bagi orang awam seperti saya ini, dunia adalah tujuan utama dalam mengarungi kehidupan ini. Ke sana ke mari, yang dituju dan dicari adalah duniawiyah. Walau susah payah, bermandikan peluh keringat, tak dihiraukannya yang penting adalah untuk membeli beras dan sebongkah berlian (meminjam kata-kata dari Wali Band). Ya betul, aku ingin menjadi orang yang kaya (secara materi). Tiada salahnya kita mau menjadi kaya ataupun miskin. Itu hak pereogatif Anda sendiri.

Begitupula bagi para wali, tiada salahnya mereka memilih kaya atau miskin secara materi. Maka kita dapati dari kisah-kisah para wali terdahulu sehingga sekarang, diantara mereka ada yang kaya raya dan adapula yang hidup miskin.

Bedanya wali dengan kita dalam menyikapi duniawiyah adalah pada “prioritas”nya. Para wali memandang harta dunia tiada lain sebagai sesuatu yang hina. Sedangkan diri kita menganggap harta dunia sebagai sesuatu yang teristimewa. Di sinilah perbedaannya, para wali lebih memprioritaskan ukhrawi daripada duniawi. Sedangkan kita lebih memprioritaskan duniawi ketimbang ukhrawi.

Ibarat sebuah handphone yang super canggih lengkap dengan berbagai macam fiture/fasilitasnya, tinggal klik menu yang diinginkannya. Di mata para wali walaupun ia telah memiliki handphone tersebut hatinya tidak terlena sama sekali dengan berbagai rayuan menu yang tersedia. Sedangkan diri kita, ibarat belum memiliki handphone tersebut, namun dalam hati sudah begitu menggebu-gebu ingin menikmatinya. Lalu apakah yang terjadi selanjutnya dengan diri kita? Anda sendiri yang lebih tahu jawabannya dan yang akan melakukannya.

Alhasil, Allah Swt. memberikan potensi yang sama kepada kita semuanya, ingin menjadi baik ataukah buruk? Menjadi alim ataukah bodoh? Menjadi kaya ataukah miskin? Dan begitu seterusnya...

Wallahu al-Musta’an A’lam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar