BEGINILAH
AKHLAK NABI, KETIKA DIDZALIMI DIBALAS DENGAN MENYAYANGI
“Kisah
Teladan Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang”
Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi
Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu
tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah
tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib
Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Habsyi.
Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi
memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil
muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada
orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan,
al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini,
tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.”
Lebih dari 2 tahun orang itu
menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui
perantaraan sang murid. Sampai pada saatnya al-Habib Ali al-Habsyi berpulang ke
rahmatullah, maka berhentilah kiriman jatah sembako kepada orang itu.
Orang itu pun bertanya kepada murid al-Habib
Ali al-Habsyi yang biasa mengirimkan sembako kepadanya: “Engkau yang biasa mengirimiku beras kenapa berhenti? Apa masih ada?”
Murid al-Habib Ali al-Habsyi itu menjawab:
“Perlu kamu ketahui, semua yang aku
kirimkan kepadamu itu sesungguhnya bukan dariku melainkan dari guruku al-Habib
Ali al-Habsyi yang dulu sering kau ludahi. Andai saja guruku tidak menahanku
mungkin kamu sudah kubikin babak belur!”
Mendengar jawaban murid al-Habib Ali
al-Habsyi membuat orang tersebut menangis menyesali perbuatannya selama ini. Dan
atas kejadian itu, orang tersebut jadi rajin menghadiri majelisnya al-Habib Ali
al-Habsyi di Kwitang.
Pada waktu sang cucu yang
menggantikan kakeknya di dalam memimpin majelis taklim al-Maghfurlah al-Habib
Ali al-Habsyi, beliau didatangi oleh seseorang yang sudah lanjut usianya dengan
badan yang tergopoh-gopoh. Orang itu mendekati cucu al-Habib Ali al-Habsyi itu sambil
menangis seraya berkata: “Ya Habib, saya
ini bila melihat engkau jadi teringat dengan kakekmu. Yang dulunya sering saya
ludahi, ya Habib.”
Orang itu menuntaskan ceritanya sambil
menangis menyesali diri atas perbuatannya kala itu.
Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 27 Agustus 2013
(Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah
al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein
Alattas Bungur)
Diedit
ulang dari:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar